Palangka Raya (ANTARA) - Seorang oknum Perwira Polda Kalimantan Tengah berpangkat Ipda berinisial EW ditemukan tewas gantung diri di rumahnya yang berada di Jalan Veteran Kelurahan Panarung, Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa, Selasa, membenarkan terkait oknum polisi yang bertugas di Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polda Kalteng tewas gantung diri pada dini hari tadi.
"Terkait motifnya masih dilakukan penyelidikan," katanya.
Budi menjelaskan, saat ini juga anggotanya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi-saksi yang mengetahui kejadian gantung diri tersebut, termasuk tetangga korban.
Kemudian anggota Inafis Polresta Palangka Raya juga sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), di lokasi kejadian guna memastikan terjadinya peristiwa itu.
"Yang bersangkutan sudah dilakukan visum dari dokter di RS Siloam. Dari hasil visum memang ada ditemukan bekas jeratan tali di bagian lehernya, sedangkan tanda-tanda kekerasan lainnya tidak ada ditemukan," ucapnya.
Perwira berpangkat melati tiga itu juga menegaskan, dari peristiwa itu anggotanya juga mengamankan satu unit kursi, pintu, tali, gunting dan satu unit tas ransel milik korban.
Bahkan dalam perkara yang menimpa Ipda EW, pihak keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazahnya. Bahkan pihak keluarga juga menguburkan yang bersangkutan pada hari ini, di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Palangka Raya.
"Pihak keluarga Ipda EW meyakini bahwa kasus tersebut memang murni gantung diri dan tidak ada hal lain, sesuai dengan visum yang dilakukan," ungkapnya.
Orang nomor satu di Polresta Palangka Raya itu juga membeberkan sebelum terjadinya peristiwa yang sempat mengejutkan rekan-rekan sejawatnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang saksi, malam itu korban awalnya di dalam rumah sedang nonton televisi. Sedangkan saksi pertama kali yang mengetahui masuk ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, saksi pertama itu terkejut melihat korban sudah gantung diri di depan pintu diduga menggunakan seutas tali nilon di depan pintu rumahnya.
Saat itu saksi pertama langsung teriak melihat hal tersebut. Mendengar teriakan itu, tetangga korban yang dekat rumah langsung ke luar dan langsung menolong korban untuk diturunkan.
Usai diturunkan, warga juga langsung melarikan korban ke RS Siloam karena diduga masih ada denyut nafasnya.
"Sayangnya sesampai di RS setempat, nyawanya tak tertolong karena nafasnya sudah tidak ada," demikian Budi.
Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Budi Santosa, Selasa, membenarkan terkait oknum polisi yang bertugas di Direktorat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polda Kalteng tewas gantung diri pada dini hari tadi.
"Terkait motifnya masih dilakukan penyelidikan," katanya.
Budi menjelaskan, saat ini juga anggotanya masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi-saksi yang mengetahui kejadian gantung diri tersebut, termasuk tetangga korban.
Kemudian anggota Inafis Polresta Palangka Raya juga sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), di lokasi kejadian guna memastikan terjadinya peristiwa itu.
"Yang bersangkutan sudah dilakukan visum dari dokter di RS Siloam. Dari hasil visum memang ada ditemukan bekas jeratan tali di bagian lehernya, sedangkan tanda-tanda kekerasan lainnya tidak ada ditemukan," ucapnya.
Perwira berpangkat melati tiga itu juga menegaskan, dari peristiwa itu anggotanya juga mengamankan satu unit kursi, pintu, tali, gunting dan satu unit tas ransel milik korban.
Bahkan dalam perkara yang menimpa Ipda EW, pihak keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazahnya. Bahkan pihak keluarga juga menguburkan yang bersangkutan pada hari ini, di salah satu tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Palangka Raya.
"Pihak keluarga Ipda EW meyakini bahwa kasus tersebut memang murni gantung diri dan tidak ada hal lain, sesuai dengan visum yang dilakukan," ungkapnya.
Orang nomor satu di Polresta Palangka Raya itu juga membeberkan sebelum terjadinya peristiwa yang sempat mengejutkan rekan-rekan sejawatnya.
Berdasarkan keterangan salah seorang saksi, malam itu korban awalnya di dalam rumah sedang nonton televisi. Sedangkan saksi pertama kali yang mengetahui masuk ke kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, saksi pertama itu terkejut melihat korban sudah gantung diri di depan pintu diduga menggunakan seutas tali nilon di depan pintu rumahnya.
Saat itu saksi pertama langsung teriak melihat hal tersebut. Mendengar teriakan itu, tetangga korban yang dekat rumah langsung ke luar dan langsung menolong korban untuk diturunkan.
Usai diturunkan, warga juga langsung melarikan korban ke RS Siloam karena diduga masih ada denyut nafasnya.
"Sayangnya sesampai di RS setempat, nyawanya tak tertolong karena nafasnya sudah tidak ada," demikian Budi.