Pria di Kobar ditemukan tewas gantung diri, diduga masalah asmara

id gantung diri,Kumai,Kobar,Kalteng,kotawaringin Barat,Pangkalan Bun,Polres Kobar

Pria di Kobar ditemukan tewas gantung diri, diduga masalah asmara

Polsek Kumai bersama Babinsa dan warga setempat saat melakukan evakuasi korban di TKP, Senin (29/7/2024) ANTARA/HO - Polsek Kumai.

Pangkalan Bun (ANTARA) - Warga Kelurahan Candi, Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah di kagetkan dengan adanya seorang pemuda ditemukan dalam kondisi gantung diri.

Korban berinisial PK (30) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tergantung dengan seutas tali kain polyester di bagian dapur rumahnya.

"Dari hasil pemeriksaan kita, pemicu nekatnya PK mengakhiri hidupnya karena asmara, korban pertama kali ditemukan oleh kekasihnya DP (32) di dapur rumahnya sekitar pukul 05.00 WIB," kata Kasi Humas Polres Kobar Iptu P. Siregar di Pangkalan Bun, Senin.

Siregar menjelaskan, bahwa keterangan dari para saksi di lapangan, sebelum mengakhiri hidupnya korban sempat ada perselisihan dengan kekasihnya.

"Korban ada mengirim pesan melalui SMS pada pukul 22.11 WIB kepada kekasihnya yang salah satunya berbunyi akan melakukan kekerasan pada dirinya sendiri. Namun saat itu tidak dibalas oleh kekasihnya karena tidak memiliki pulsa," jelasnya.

Kejadian tersebut langsung ditindak lanjuti oleh Polsek Kumai bersama dengan babinsa dan aparat pemerintah setempat, untuk melakukan evakuasi tubuh korban dan mengamankan TKP.

"Setelah mendapatkan laporan, kita langsung ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap korban, dan membawa korban ke rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut," disampaikannya.

Lanjutnya, pihaknya juga melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah korban.

Dia mengungkapkan, berdasarkan hasil olah TKP tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korbannya, dan diduga pemuda tersebut murni bunuh diri.

"Ketika diperiksa (jenazah), tidak ada tanda-tanda kekerasan akibat penganiayaan," demikian P. Siregar.