Palangka Raya (ANTARA) - Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Provinsi Kalimantan Tengah Dwi Dharmawan mengatakan, bahwa pengusaha kelapa sawit berkomitmen untuk selalu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar sentra perusahaan.
"Kami sebagai pengusaha di perkebunan sawit berkomitmen untuk bersama-sama masyarakat meningkatkan taraf hidup ataupun fasilitas," katanya usai penutupan Borneo Forum ke-5 di Palangka Raya, Kamis.
Dia menjelaskan, pada forum Borneo itu pihaknya banyak mendapatkan masukan-masukan terutama dari kepala daerah yakni Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dalam penyeimbangan anggaran pusat dan daerah.
Terkhusus komoditas kelapa sawit, di mana menjadi sentra pendukung ekonomi di Kalteng yang bersumber dari perkebunan kelapa sawit. Ia meyakini hal tersebut, tentunya perlu dukungan pemerintah pusat untuk perimbangan anggaran.
"Agar dalam pembangunan infrastruktur kemudian peningkatan, fasilitas pendidikan dan kesehatan lebih baik terutama di sentra perkebunan kelapa sawit," ucapnya.
Ketua GAPKI itu juga menyampaikan, program Corporate Social Responsibility (CSR) selalu dijalankan oleh perusahaan kelapa sawit yakni berupa pembangunan fasilitas rumah ibadah, pembangunan jalan, fasilitas pendidikan maupun kesehatan.
"Bagaimanapun hasil pertumbuhan perusahaan, tentunya pengusaha kelapa sawit tidak pernah meninggalkan fasilitas infrastruktur maupun fasilitas pendukung di desa," ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Borneo Forum ke-5 Rizky Djaya mengatakan, dalam forum tersebut juga telah diurai terkait isu-isu strategis kelapa sawit khususnya di wilayah Pulau Kalimantan.
Hal itu juga bertujuan, untuk merumuskan solusi yang direkomendasikan agar segera ditindaklanjuti secara bersama baik dari para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, memantapkan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan melalui sinergi para sejumlah pihak.
"Sehingga memperkuat daya saing dan peran strategis bagi perekonomian nasional dan daerah, kemudian merumuskan kebijakan dan dukungan keuangan daerah untuk industri kelapa sawit serta turunannya," demikian Rizky Djaya.
"Kami sebagai pengusaha di perkebunan sawit berkomitmen untuk bersama-sama masyarakat meningkatkan taraf hidup ataupun fasilitas," katanya usai penutupan Borneo Forum ke-5 di Palangka Raya, Kamis.
Dia menjelaskan, pada forum Borneo itu pihaknya banyak mendapatkan masukan-masukan terutama dari kepala daerah yakni Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dalam penyeimbangan anggaran pusat dan daerah.
Terkhusus komoditas kelapa sawit, di mana menjadi sentra pendukung ekonomi di Kalteng yang bersumber dari perkebunan kelapa sawit. Ia meyakini hal tersebut, tentunya perlu dukungan pemerintah pusat untuk perimbangan anggaran.
"Agar dalam pembangunan infrastruktur kemudian peningkatan, fasilitas pendidikan dan kesehatan lebih baik terutama di sentra perkebunan kelapa sawit," ucapnya.
Ketua GAPKI itu juga menyampaikan, program Corporate Social Responsibility (CSR) selalu dijalankan oleh perusahaan kelapa sawit yakni berupa pembangunan fasilitas rumah ibadah, pembangunan jalan, fasilitas pendidikan maupun kesehatan.
"Bagaimanapun hasil pertumbuhan perusahaan, tentunya pengusaha kelapa sawit tidak pernah meninggalkan fasilitas infrastruktur maupun fasilitas pendukung di desa," ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara Borneo Forum ke-5 Rizky Djaya mengatakan, dalam forum tersebut juga telah diurai terkait isu-isu strategis kelapa sawit khususnya di wilayah Pulau Kalimantan.
Hal itu juga bertujuan, untuk merumuskan solusi yang direkomendasikan agar segera ditindaklanjuti secara bersama baik dari para pemangku kepentingan industri kelapa sawit, memantapkan tata kelola kelapa sawit berkelanjutan melalui sinergi para sejumlah pihak.
"Sehingga memperkuat daya saing dan peran strategis bagi perekonomian nasional dan daerah, kemudian merumuskan kebijakan dan dukungan keuangan daerah untuk industri kelapa sawit serta turunannya," demikian Rizky Djaya.