Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Aparat Kepolisian Resor Jember menyiagakan ratusan personel untuk menjaga sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk mengantisipasi kecurangan menjelang dan sesudah kenaikan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.
"Kami sudah menempatkan sejumlah personil di setiap SPBU yang ada di Jember sejak Sabtu siang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo di kabupaten setempat.
Presiden Joko Widodo dengan didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Risma Harini dan Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM sejak pukul 14.30 WIB.
Kenaikan harga BBM bersubsidi yakni pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter; solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter; dan pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter yang berlaku sejak 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
"Dengan adanya info kenaikan BBM tentunya sejumlah SPBU akan diserbu oleh para pembeli dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terutama kecurangan maupun aksi borong oleh para tengkulak, maka kami menerjunkan ratusan personil untuk disiagakan di 41 SPBU di Jember," tuturnya.
Di sejumlah SPBU terjadi antrean, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan dan masih dalam batas kewajaran, sehingga personel Polres Jember berjaga di SPBU untuk mengantisipasi adanya kecurangan atau penimbunan.
Hery juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan pemantauan secara mobile dan hal itu untuk menghindari adanya oknum-oknum yang mencoba melakukan penimbunan BBM.
"Kami juga melakukan pemantauan terhadap sejumlah tempat yang disinyalir untuk melakukan penimbunan BBM. Sampai saat ini masih belum ada bukti, namun tempat-tempat tersebut kami lakukan pengawasan," katanya.
Ia mengimbau agar warga tidak panik dengan melakukan aksi borong pada kenaikan BBM tersebut, sehingga membeli bahan bakar sesuai dengan kebutuhan saja dan sewajarnya.
"Kami akan tetap menempatkan personil Polres Jember untuk menjaga sejumlah SPBU sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan situasi benar-benar normal seperti sedia kala," ujarnya.
"Kami sudah menempatkan sejumlah personil di setiap SPBU yang ada di Jember sejak Sabtu siang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo di kabupaten setempat.
Presiden Joko Widodo dengan didampingi Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Sosial Tri Risma Harini dan Menteri ESDM Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga BBM sejak pukul 14.30 WIB.
Kenaikan harga BBM bersubsidi yakni pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter; solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter; dan pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter yang berlaku sejak 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.
"Dengan adanya info kenaikan BBM tentunya sejumlah SPBU akan diserbu oleh para pembeli dan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terutama kecurangan maupun aksi borong oleh para tengkulak, maka kami menerjunkan ratusan personil untuk disiagakan di 41 SPBU di Jember," tuturnya.
Di sejumlah SPBU terjadi antrean, namun jumlahnya tidak terlalu signifikan dan masih dalam batas kewajaran, sehingga personel Polres Jember berjaga di SPBU untuk mengantisipasi adanya kecurangan atau penimbunan.
Hery juga menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan pemantauan secara mobile dan hal itu untuk menghindari adanya oknum-oknum yang mencoba melakukan penimbunan BBM.
"Kami juga melakukan pemantauan terhadap sejumlah tempat yang disinyalir untuk melakukan penimbunan BBM. Sampai saat ini masih belum ada bukti, namun tempat-tempat tersebut kami lakukan pengawasan," katanya.
Ia mengimbau agar warga tidak panik dengan melakukan aksi borong pada kenaikan BBM tersebut, sehingga membeli bahan bakar sesuai dengan kebutuhan saja dan sewajarnya.
"Kami akan tetap menempatkan personil Polres Jember untuk menjaga sejumlah SPBU sampai batas waktu yang tidak ditentukan dan situasi benar-benar normal seperti sedia kala," ujarnya.