Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Divisi Relasi Media dan Opinion Maker Departemen Komunikasi Bank Indonesia Syachman Perdymer mengakui bahwa bahasa kebijakan terkait perekonomian, termasuk bank sentral, tidak selalu mudah untuk dipahami publik dan itu terjadi bukan hanya di negara-negara berkembang, melainkan juga negara maju.
"Jadi, apa yang dialami teman-teman wartawan di daerah, juga terjadi di sini," kata Syachman saat bertemu dengan puluhan wartawan asal Kalimantan Tengah saat mengikuti Forum Komunikasi Media (FKM) yang digelar BI Kalteng di Jakarta, Rabu.
Meski begitu, lanjut dia, BI melalui Departemen Komunikasi selalu berupaya mencari bahasa yang mudah dipahami oleh publik. Dengan begitu, publik ataupun masyarakat bisa memahami kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh BI selaku Bank Sentral di negara ini.
"Kami sudah sangat konsen dengan isu-isu terkait Bank Indonesia. Respon dan keingitahuan masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan BI pun sekarang ini semakin tinggi. Itu bisa dilihat dari pembaca ataupun penonton dan pemberi komentar ketika kami menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan BI," kata Syachman.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Pramudya Wicaksana menyampaikan, diselenggarakannya FKM tahun 2022 terhadap 25 media ini, merupakan salah satu cara pihaknya meningkatkan pemberian informasi terhadap masyarakat terkait arah dan kebijakan yang telah dan akan dibuat oleh Bank Sentral Indonesia.
Baca juga: BI Kalteng: KKP Domestik bakal menaikkan kelas UMKM di Indonesia
Dia mengatakan, BI secara umum, dan khususnya Kalteng pada dasarnya sangat transparan memberikan informasi secara luas kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun, apa daya, kemampuan BI terbatas dalam mencapai semua publik. Untuk itulah diperlukan kerjasama dengan para pegiat media, baik wartawan maupun konten kreator media sosial.
"Para wartawan yang kami ajak mengikuti FKM ini biasanya melakukan peliputan di Bank Indonesia Kalteng dan merupakan perpanjangan tangan Bank Indonesia dalam menyampaikan informasi kepada publik," kata Pramudya.
Dalam FKM ini, BI Kalteng terlebih dahulu mengajak 25 wartawan berkunjung ke Museum Indonesia. Kunjungan ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman para wartawan terkait sejarah Bank Sentral Indonesia, tugas pokok dan fungsi BI, serta sejarah alat tukar di Indonesia dari masa ke masa.
Baca juga: Jaga daya beli masyarakat Kalteng, BI usulkan sejumlah rekomendasi
Baca juga: Lebih dari 22 juta UMKM kini telah gunakan QRIS
Baca juga: BI Kalteng serahkan uang kertas rupiah berseri tanggal lahir Sugianto Sabran
"Jadi, apa yang dialami teman-teman wartawan di daerah, juga terjadi di sini," kata Syachman saat bertemu dengan puluhan wartawan asal Kalimantan Tengah saat mengikuti Forum Komunikasi Media (FKM) yang digelar BI Kalteng di Jakarta, Rabu.
Meski begitu, lanjut dia, BI melalui Departemen Komunikasi selalu berupaya mencari bahasa yang mudah dipahami oleh publik. Dengan begitu, publik ataupun masyarakat bisa memahami kebijakan-kebijakan yang diterbitkan oleh BI selaku Bank Sentral di negara ini.
"Kami sudah sangat konsen dengan isu-isu terkait Bank Indonesia. Respon dan keingitahuan masyarakat terhadap kebijakan yang dikeluarkan BI pun sekarang ini semakin tinggi. Itu bisa dilihat dari pembaca ataupun penonton dan pemberi komentar ketika kami menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan BI," kata Syachman.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Kalteng Pramudya Wicaksana menyampaikan, diselenggarakannya FKM tahun 2022 terhadap 25 media ini, merupakan salah satu cara pihaknya meningkatkan pemberian informasi terhadap masyarakat terkait arah dan kebijakan yang telah dan akan dibuat oleh Bank Sentral Indonesia.
Baca juga: BI Kalteng: KKP Domestik bakal menaikkan kelas UMKM di Indonesia
Dia mengatakan, BI secara umum, dan khususnya Kalteng pada dasarnya sangat transparan memberikan informasi secara luas kepada seluruh lapisan masyarakat. Namun, apa daya, kemampuan BI terbatas dalam mencapai semua publik. Untuk itulah diperlukan kerjasama dengan para pegiat media, baik wartawan maupun konten kreator media sosial.
"Para wartawan yang kami ajak mengikuti FKM ini biasanya melakukan peliputan di Bank Indonesia Kalteng dan merupakan perpanjangan tangan Bank Indonesia dalam menyampaikan informasi kepada publik," kata Pramudya.
Dalam FKM ini, BI Kalteng terlebih dahulu mengajak 25 wartawan berkunjung ke Museum Indonesia. Kunjungan ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman para wartawan terkait sejarah Bank Sentral Indonesia, tugas pokok dan fungsi BI, serta sejarah alat tukar di Indonesia dari masa ke masa.
Baca juga: Jaga daya beli masyarakat Kalteng, BI usulkan sejumlah rekomendasi
Baca juga: Lebih dari 22 juta UMKM kini telah gunakan QRIS
Baca juga: BI Kalteng serahkan uang kertas rupiah berseri tanggal lahir Sugianto Sabran