Chicago (ANTARA) - Harga emas meningkat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya karena dolar AS yang lebih lemah membuat logam kuning dalam denominasi greenback lebih menarik bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,9 dolar AS atau 0,87 persen menjadi ditutup pada 1.727,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi terendah sesi di 1.701,70 dolar AS per ounce.
Emas berjangka jatuh 9,70 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.712,90 dolar AS pada Selasa (6/9), setelah melonjak 13,30 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,722,60 dolar AS pada Jumat (2/9), dan terpangkas 16,90 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Kamis (1/9).
Bursa Comex tutup pada Senin (5/9) untuk libur Hari Buruh AS.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global menyusul kenaikan suku bunga agresif oleh bank-bank sentral utama juga mendukung emas.
Berbicara pada acara virtual yang diadakan oleh Market News International, Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan pada Rabu (7/9) bahwa dia berpikir bank sentral AS perlu mendapatkan suku bunga di atas 4,0 persen pada awal 2023 dan membiarkannya di sana selama beberapa waktu untuk mendinginkan inflasi terpanas di hampir 40 tahun.
Dia tidak memperkirakan ekonomi Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi, meskipun risiko yang terjadi meningkat.
Investor sekarang memperkirakan kesempatan 72 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan September.
Emas telah turun tajam dari tertinggi 2022 karena The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun ini. Harga emas tidak banyak diuntungkan dari meningkatnya permintaan safe-haven dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi global.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 35,2 sen atau 1,97 persen, menjadi ditutup pada 18,26 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 13,3 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 847,2 dolar AS per ounce.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 14,9 dolar AS atau 0,87 persen menjadi ditutup pada 1.727,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh posisi terendah sesi di 1.701,70 dolar AS per ounce.
Emas berjangka jatuh 9,70 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.712,90 dolar AS pada Selasa (6/9), setelah melonjak 13,30 dolar AS atau 0,78 persen menjadi 1,722,60 dolar AS pada Jumat (2/9), dan terpangkas 16,90 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 1.709,30 dolar AS pada Kamis (1/9).
Bursa Comex tutup pada Senin (5/9) untuk libur Hari Buruh AS.
Kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global menyusul kenaikan suku bunga agresif oleh bank-bank sentral utama juga mendukung emas.
Berbicara pada acara virtual yang diadakan oleh Market News International, Presiden Bank Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester mengatakan pada Rabu (7/9) bahwa dia berpikir bank sentral AS perlu mendapatkan suku bunga di atas 4,0 persen pada awal 2023 dan membiarkannya di sana selama beberapa waktu untuk mendinginkan inflasi terpanas di hampir 40 tahun.
Dia tidak memperkirakan ekonomi Amerika Serikat jatuh ke dalam resesi, meskipun risiko yang terjadi meningkat.
Investor sekarang memperkirakan kesempatan 72 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan September.
Emas telah turun tajam dari tertinggi 2022 karena The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun ini. Harga emas tidak banyak diuntungkan dari meningkatnya permintaan safe-haven dalam menghadapi potensi perlambatan ekonomi global.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 35,2 sen atau 1,97 persen, menjadi ditutup pada 18,26 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 13,3 dolar AS atau 1,59 persen, menjadi ditutup pada 847,2 dolar AS per ounce.