Sampit (ANTARA) - Banjir yang melanda belasan desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah telah merendam ratusan rumah warga, bahkan ada jembatan kecil yang ambruk akibat derasnya arus air.
"Ketinggian air di beberapa desa ada yang berkisar 50 sampai 100 centimeter, ada pula yang sudah mencapai 2,5 meter. Curah hujan masih tinggi di hulu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Jumat.
Rihel mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya Jumat pagi, banjir melanda Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai, Antang Kalang, Parenggean dan Kota Besi. Banjir terjadi akibat sungai meluap setelah hampir setiap hari diguyur hujan deras dalam pekan ini.
BPBD turun memantau perkembangan banjir di sejumlah lokasi. Koordinasi juga terus dilakukan dengan pemerintah desa untuk mengetahui perkembangan banjir dari waktu ke waktu.
Beberapa warga ada yang mengungsi ke rumah kerabat mereka yang tidak terkena banjir. Warga yang masih bertahan di lokasi banjir juga diimbau selalu waspada demi keselamatan jika kondisi banjir dikhawatirkan bertambah parah.
Baca juga: BLT BBM mulai disalurkan kepada 17.587 KPM di Kotim
Pemerintah desa sudah diminta melaporkan warga yang menjadi korban banjir. Laporan juga diperlukan untuk mengetahui jika ada warga yang memerlukan bantuan kebutuhan pokok sehingga bisa segera didistribusikan.
"Saat ini di Desa Tewai Hara Kecamatan Bukit Santuai, Desa Tumbang Manya,Tumbang Kalang, Rasau Tumbuh dan Hanjalipan mulai terendam. Termasuk ada enam desa di Kecamatan Parenggean, ada 341 rumah yang terendam. Untuk banjir di Tewai Hara, Tumbang Manya, Tumbang Kalang, Rasau Tumbuh dan Hanjalipan, kami masih berkoordinasi terkait berapa rumah yang terendam," ujar Rihel.
Sementara itu, derasnya arus banjir membuat Jembatan Sungai Babi di Desa Karang Sari, Kecamatan Parenggean ambruk pada Kamis (8/9) malam. Akibatnya lalu lintas menuju ke Kecamatan Tualan Hulu dialihkan melalui jalan milik perusahaan tambang.
"Pak Bupati telah menginstruksikan kami bersama DPUPR untuk segera melakukan penanganan supaya jembatan tersebut dapat dilintasi kembali. Kami bersama DPUPR akan ke lapangan untuk melakukan perbaikan," kata Staf Ahli Bupati Kotim Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan Raihansyah.
Masyarakat di lokasi banjir diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir yang bertambah parah. Keselamatan harus selalu diutamakan di setiap situasi dan tindakan di lokasi bencana.
Baca juga: Pemkab Kotim data ulang distribusi pangan untuk persiapan subsidi transportasi
Baca juga: Dishub Kotim ingatkan angkutan besar patuhi pembatasan waktu masuk kota
Baca juga: Dalam sepekan, dua ekor buaya peliharaan warga Sampit dievakuasi
"Ketinggian air di beberapa desa ada yang berkisar 50 sampai 100 centimeter, ada pula yang sudah mencapai 2,5 meter. Curah hujan masih tinggi di hulu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Jumat.
Rihel mengatakan, berdasarkan laporan yang diterimanya Jumat pagi, banjir melanda Kecamatan Antang Kalang, Telaga Antang, Bukit Santuai, Antang Kalang, Parenggean dan Kota Besi. Banjir terjadi akibat sungai meluap setelah hampir setiap hari diguyur hujan deras dalam pekan ini.
BPBD turun memantau perkembangan banjir di sejumlah lokasi. Koordinasi juga terus dilakukan dengan pemerintah desa untuk mengetahui perkembangan banjir dari waktu ke waktu.
Beberapa warga ada yang mengungsi ke rumah kerabat mereka yang tidak terkena banjir. Warga yang masih bertahan di lokasi banjir juga diimbau selalu waspada demi keselamatan jika kondisi banjir dikhawatirkan bertambah parah.
Baca juga: BLT BBM mulai disalurkan kepada 17.587 KPM di Kotim
Pemerintah desa sudah diminta melaporkan warga yang menjadi korban banjir. Laporan juga diperlukan untuk mengetahui jika ada warga yang memerlukan bantuan kebutuhan pokok sehingga bisa segera didistribusikan.
"Saat ini di Desa Tewai Hara Kecamatan Bukit Santuai, Desa Tumbang Manya,Tumbang Kalang, Rasau Tumbuh dan Hanjalipan mulai terendam. Termasuk ada enam desa di Kecamatan Parenggean, ada 341 rumah yang terendam. Untuk banjir di Tewai Hara, Tumbang Manya, Tumbang Kalang, Rasau Tumbuh dan Hanjalipan, kami masih berkoordinasi terkait berapa rumah yang terendam," ujar Rihel.
Sementara itu, derasnya arus banjir membuat Jembatan Sungai Babi di Desa Karang Sari, Kecamatan Parenggean ambruk pada Kamis (8/9) malam. Akibatnya lalu lintas menuju ke Kecamatan Tualan Hulu dialihkan melalui jalan milik perusahaan tambang.
"Pak Bupati telah menginstruksikan kami bersama DPUPR untuk segera melakukan penanganan supaya jembatan tersebut dapat dilintasi kembali. Kami bersama DPUPR akan ke lapangan untuk melakukan perbaikan," kata Staf Ahli Bupati Kotim Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan Raihansyah.
Masyarakat di lokasi banjir diimbau untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir yang bertambah parah. Keselamatan harus selalu diutamakan di setiap situasi dan tindakan di lokasi bencana.
Baca juga: Pemkab Kotim data ulang distribusi pangan untuk persiapan subsidi transportasi
Baca juga: Dishub Kotim ingatkan angkutan besar patuhi pembatasan waktu masuk kota
Baca juga: Dalam sepekan, dua ekor buaya peliharaan warga Sampit dievakuasi