Bogor (ANTARA) - Kepala Instruktur Yamaha Riding Academy (YRA) Arief Muthia memberikan beberapa kiat untuk komunitas yang akan touring bersepeda motor secara berkelompok agar tetap aman dan tak mengganggu pengguna jalan lainnya.
Arief Muthia di sela-sela Acara Yamaha Maxi Day 2022 pada Minggu mengatakan, selain menjaga kebugaran tubuh, keamanan sepeda motor dan safety gear yang mumpuni, komunitas wajib menyiapkan pola koordinasi yang akan dijalankan selama perjalanan.
"Informasi yang dapat disampaikan meliputi titik kumpul keberangkatan, informasi jalur dan kondisi medannya, lokasi istirahat, hingga penentuan formasi touring termasuk siapa yang ditugaskan untuk menjadi leader dan juga sweeper selama touring," kata Arief.
Ketika berkendara secara kelompok dengan jumlah yang relatif banyak, Arief menyarankan untuk membuat grup untuk menghindari jalur yang panjang dan berakibat mengganggu pengguna lainnya.
"Cara mengatasinya bisa dengan melakukan pembagian group terhadap peserta touring dengan jumlah peserta maksimal 5 – 10 orang. Selain memecah kepadatan rombongan, cara ini juga memudahkan leader dan sweeper dalam mengkontrol peserta," jelas dia.
Setelah membuat grup, masing-masing pengendara diharuskan menjaga jarak agar tetap bisa berakselerasi.
"Tidak hanya itu, tingkat kecepatan saat touring juga perlu diperhatikan. Karena selain mempertimbangkan resiko kecelakaan, jika terlalu cepat maka rombongan yang mengikuti di belakang sangat mungkin tertinggal. Pada poin ini, leader yang bertugas memimpin rombongan memainkan peran penting dalam menentukan ritme kecepatan para peserta touring," ucap dia.
Masing-masing peserta dilarang saling mendahului karena menimbulkan bahaya dan menyebabkan rombongan menjadi terpecah.
Langkah terakhir yang harus dilakukan oleh para peserta adalah mematuhi peraturan lalu lintas. Jangan sampai menerobos lampu merah hanya karena takut terputus dari rombongan touring dan kemudian mempertaruhkan keselamatan diri sendiri serta pengguna jalan lain.
Arief Muthia di sela-sela Acara Yamaha Maxi Day 2022 pada Minggu mengatakan, selain menjaga kebugaran tubuh, keamanan sepeda motor dan safety gear yang mumpuni, komunitas wajib menyiapkan pola koordinasi yang akan dijalankan selama perjalanan.
"Informasi yang dapat disampaikan meliputi titik kumpul keberangkatan, informasi jalur dan kondisi medannya, lokasi istirahat, hingga penentuan formasi touring termasuk siapa yang ditugaskan untuk menjadi leader dan juga sweeper selama touring," kata Arief.
Ketika berkendara secara kelompok dengan jumlah yang relatif banyak, Arief menyarankan untuk membuat grup untuk menghindari jalur yang panjang dan berakibat mengganggu pengguna lainnya.
"Cara mengatasinya bisa dengan melakukan pembagian group terhadap peserta touring dengan jumlah peserta maksimal 5 – 10 orang. Selain memecah kepadatan rombongan, cara ini juga memudahkan leader dan sweeper dalam mengkontrol peserta," jelas dia.
Setelah membuat grup, masing-masing pengendara diharuskan menjaga jarak agar tetap bisa berakselerasi.
"Tidak hanya itu, tingkat kecepatan saat touring juga perlu diperhatikan. Karena selain mempertimbangkan resiko kecelakaan, jika terlalu cepat maka rombongan yang mengikuti di belakang sangat mungkin tertinggal. Pada poin ini, leader yang bertugas memimpin rombongan memainkan peran penting dalam menentukan ritme kecepatan para peserta touring," ucap dia.
Masing-masing peserta dilarang saling mendahului karena menimbulkan bahaya dan menyebabkan rombongan menjadi terpecah.
Langkah terakhir yang harus dilakukan oleh para peserta adalah mematuhi peraturan lalu lintas. Jangan sampai menerobos lampu merah hanya karena takut terputus dari rombongan touring dan kemudian mempertaruhkan keselamatan diri sendiri serta pengguna jalan lain.