Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengalokasikan anggaran belanja vaksin COVID-19 produksi dalam negeri Inavac dan Indovac bagi kebutuhan masyarakat pada 2023.
"Sudah disiapkan (anggaran) Vaksin Inavac dan Indovac tahun ini," kata Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes Rizka Andalusia saat dijumpai dalam acara Opening Ceremony COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC COE, di Gedung Sujudi Kantor Kemenkes Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan Vaksin Indovac produksi PT Bio Farma dan Vaksin Inavac produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia saat ini telah memasuki tahap akhir uji klinik.
Menurut Rizka, Kemenkes sedang mengupayakan alokasi pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pembelian kedua vaksin tersebut.
Meski pemerintah telah menghapus alokasi anggaran penanganan pandemi COVID-19 dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mulai 2023, tapi peluang untuk mendapat anggaran belanja vaksin COVID-19 masih terbuka.
"Kata kuncinya adalah selama ada kebutuhan, bisa dianggarkan. Kalau butuh dan kondisi masyarakat perlu booster, bisa dianggarkan," katanya.
Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan kebutuhan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 masih terjadi pada 2023.
Sebabnya, muncul perkiraan imunitas tubuh masyarakat terhadap risiko penularan COVID-19 akan menurun pada awal tahun depan.
"Booster ketiga di Indonesia rendah. Sesudah enam bulan (imunitas) turun. Termasuk imunitas saya rendah juga, sudah turun," kata Budi yang baru saja pulih dari infeksi COVID-19.
BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) siap memproduksi Vaksin Indovac, di mana untuk tahap awal produksi maksimal mencapai 20 juta dosis.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.
Baca juga: Menkes beraktivitas normal kembali usai 16 hari isoman
Direktur PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyambut baik komitmen Kemenkes untuk membeli Vaksin Inavac pada 2023.
"Kemarin kami sudah ada pertemuan juga dengan Tim Pemantau Konsorsium Vaksin Merah Putih dan sudah menyampaikan komitmen pembelian itu," katanya.
PT Biotis selaku produsen Vaksin Merah Putih karya Tim Peneliti Universitas Airlangga dengan merek dagang Inavac mengincar peluang pasar dari cakupan vaksinasi booster dewasa, remaja dan anak di Indonesia.
Vaksinasi booster pada usia di atas 18 tahun baru mencakup 30 persen dari target sasaran 141.211.000 orang sehingga masih ada 98,7 juta orang yang belum vaksin booster.
Sedangkan vaksinasi booster remaja usia 12-17 tahun dengan jumlah sasaran 26.705.490 orang belum dimulai di Indonesia.
Pun vaksinasi booster pada anak usia 7-11 tahun dengan jumlah sasaran 26.400.300 orang belum dimulai.
Baca juga: Vaksin COVID-19 buatan dalam negeri bernama Indovac dan Inavac
Kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga 5 juta dosis per bulan mirip dengan Indovac.
Baca juga: Penerima vaksin penguat di Indonesia capai 60 juta orang lebih
Baca juga: 171 juta orang telah terima dosis kedua vaksin COVID
"Sudah disiapkan (anggaran) Vaksin Inavac dan Indovac tahun ini," kata Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Dirjen Farmalkes) Kemenkes Rizka Andalusia saat dijumpai dalam acara Opening Ceremony COMSTECH-OIC Fellowship Program dan Peresmian Laboratorium Jejaring OIC COE, di Gedung Sujudi Kantor Kemenkes Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan Vaksin Indovac produksi PT Bio Farma dan Vaksin Inavac produksi PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia saat ini telah memasuki tahap akhir uji klinik.
Menurut Rizka, Kemenkes sedang mengupayakan alokasi pendanaan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk pembelian kedua vaksin tersebut.
Meski pemerintah telah menghapus alokasi anggaran penanganan pandemi COVID-19 dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mulai 2023, tapi peluang untuk mendapat anggaran belanja vaksin COVID-19 masih terbuka.
"Kata kuncinya adalah selama ada kebutuhan, bisa dianggarkan. Kalau butuh dan kondisi masyarakat perlu booster, bisa dianggarkan," katanya.
Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan kebutuhan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 masih terjadi pada 2023.
Sebabnya, muncul perkiraan imunitas tubuh masyarakat terhadap risiko penularan COVID-19 akan menurun pada awal tahun depan.
"Booster ketiga di Indonesia rendah. Sesudah enam bulan (imunitas) turun. Termasuk imunitas saya rendah juga, sudah turun," kata Budi yang baru saja pulih dari infeksi COVID-19.
BUMN Farmasi PT Bio Farma (Persero) siap memproduksi Vaksin Indovac, di mana untuk tahap awal produksi maksimal mencapai 20 juta dosis.
Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.
Baca juga: Menkes beraktivitas normal kembali usai 16 hari isoman
Direktur PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia FX Sudirman menyambut baik komitmen Kemenkes untuk membeli Vaksin Inavac pada 2023.
"Kemarin kami sudah ada pertemuan juga dengan Tim Pemantau Konsorsium Vaksin Merah Putih dan sudah menyampaikan komitmen pembelian itu," katanya.
PT Biotis selaku produsen Vaksin Merah Putih karya Tim Peneliti Universitas Airlangga dengan merek dagang Inavac mengincar peluang pasar dari cakupan vaksinasi booster dewasa, remaja dan anak di Indonesia.
Vaksinasi booster pada usia di atas 18 tahun baru mencakup 30 persen dari target sasaran 141.211.000 orang sehingga masih ada 98,7 juta orang yang belum vaksin booster.
Sedangkan vaksinasi booster remaja usia 12-17 tahun dengan jumlah sasaran 26.705.490 orang belum dimulai di Indonesia.
Pun vaksinasi booster pada anak usia 7-11 tahun dengan jumlah sasaran 26.400.300 orang belum dimulai.
Baca juga: Vaksin COVID-19 buatan dalam negeri bernama Indovac dan Inavac
Kapasitas produksi downstream PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga 5 juta dosis per bulan mirip dengan Indovac.
Baca juga: Penerima vaksin penguat di Indonesia capai 60 juta orang lebih
Baca juga: 171 juta orang telah terima dosis kedua vaksin COVID