Jakarta (ANTARA) - Perusahaan otomotif asal Jepang, Mazda Motor Corp, sedang mendiskusikan penghentian produksi kendaraannya di pabrik patungan di Vladivostok, Rusia, menurut laporan surat kabar Nikkei, Minggu.
Produsen mobil yang menjual setidaknya 30 ribu unit mobil di Rusia tahun lalu, mengatakan pada Maret bahwa ekspor suku cadang ke pabrik akan berakhir dan produksi akan berhenti ketika stok habis. Perusahaan mengoperasikan pabrik dengan pembuat mobil Rusia, Sollers.
Baca juga: Tampilan dan harga New Mazda 2 Sedan dan CX-8 yang meluncur hari ini
Nikkei melaporkan bahwa Mazda belum membuat keputusan tentang mengakhiri penjualan mobil dan operasi pemeliharaan di Rusia. Selain itu, tidak ada jangka waktu untuk menghentikan produksi di pabrik Vladivostok.
Seorang juru bicara Mazda tidak segera tersedia untuk memberikan komentar.
Pesaing Mazda, Toyota Motor Corp, sebelumnya mengatakan pada hari Jumat (23/9) waktu setempat bahwa mereka telah memutuskan untuk mengakhiri produksi kendaraan di Rusia karena gangguan pasokan bahan utama dan suku cadang.
Sementara itu, banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan cuti pekerja karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi karena sanksi dan eksodus pabrikan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada 24 Februari.
Produsen mobil yang menjual setidaknya 30 ribu unit mobil di Rusia tahun lalu, mengatakan pada Maret bahwa ekspor suku cadang ke pabrik akan berakhir dan produksi akan berhenti ketika stok habis. Perusahaan mengoperasikan pabrik dengan pembuat mobil Rusia, Sollers.
Baca juga: Tampilan dan harga New Mazda 2 Sedan dan CX-8 yang meluncur hari ini
Nikkei melaporkan bahwa Mazda belum membuat keputusan tentang mengakhiri penjualan mobil dan operasi pemeliharaan di Rusia. Selain itu, tidak ada jangka waktu untuk menghentikan produksi di pabrik Vladivostok.
Seorang juru bicara Mazda tidak segera tersedia untuk memberikan komentar.
Pesaing Mazda, Toyota Motor Corp, sebelumnya mengatakan pada hari Jumat (23/9) waktu setempat bahwa mereka telah memutuskan untuk mengakhiri produksi kendaraan di Rusia karena gangguan pasokan bahan utama dan suku cadang.
Sementara itu, banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan cuti pekerja karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi karena sanksi dan eksodus pabrikan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada 24 Februari.