Trump klaim Rusia dan China jalankan uji coba nuklir tersembunyi

id Donald Trump ,Presiden AS,Kalteng,uji coba nuklir, Rusia dan China ,Istanbul

Trump klaim Rusia dan China jalankan uji coba nuklir tersembunyi

Tangkapan layar - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu (26/10/2025). ANTARA/Fathur Rochman.

​​​​​​​Istanbul (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump mengatakan Korea Utara bukan satu-satunya negara yang menguji senjata nuklir karena Rusia dan China juga melakukannya.

Dia menyatakan hal itu dalam wawancara dengan program "60 Minutes" CBS News yang disiarkan Minggu (2/11).

"Rusia melakukan uji coba, dan China juga, tetapi mereka tidak membicarakannya," kata Trump setelah sang pembawa acara mengatakan bahwa satu-satunya negara yang menguji senjata nuklir adalah Korea Utara.

Pernyataannya itu muncul tiga hari setelah ia memerintahkan militer AS untuk memulai kembali pengujian senjata nuklir setelah lebih dari 30 tahun dihentikan.

"Negara lain melakukan uji coba. Kita satu-satunya negara yang tidak melakukannya, dan saya tidak ingin menjadi satu-satunya negara yang tidak menguji," katanya.

Trump menambahkan, lokasi negara-negara itu melakukan uji coba senjata nuklir tidak selalu dapat diketahui.

Dia menegaskan tidak ingin menggunakan senjata tersebut, tetapi menyatakan perlunya uji coba senjata nuklir untuk memastikan cara kerjanya.

"Bukankah itu masuk akal? Anda membuat senjata nuklir, lalu tidak mengujinya. Bagaimana Anda tahu senjata itu berfungsi?" kata Trump.

Dia juga menekankan bahwa Amerika Serikat memiliki "kekuatan nuklir yang luar biasa" dan terbesar di dunia.

Menurut Trump, Rusia adalah negara nuklir terbesar ke-2 dan China di urutan ke-3, tetapi "dalam lima tahun mereka akan sejajar."

"Mereka membuatnya dengan cepat, dan saya pikir kita harus melakukan sesuatu terkait denuklirisasi," kata dia. "Kita memiliki cukup senjata nuklir untuk menghancurkan dunia 150 kali. Rusia punya banyak, dan China juga akan memiliki banyak."

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan


Pewarta :
Uploader : Ronny
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.