Banjarbaru (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin atau Basarnas masih berupaya melakukan pencarian sisa lima korban longsor tambang emas di Desa Buluh Kuning, Kecamatan Sungai Durian Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.
"Dari data yang dilaporkan total korban ada 17 orang, sudah 12 orang ditemukan. Enam selamat dan enam meninggal dunia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin Al Amrad di Banjarbaru, Rabu.
Adapun identitas kelima korban yang masih dalam pencarian itu, yakni Ravi (28), Bubul (40), Parin (25), Sahdi (30) dan Amut (40).
Sementara korban selamat yang kini dirawat di Puskesmas Banian dan Rumah Sakit Marina yaitu Hamdah, Murdiah, Isai, Anang Suryadi, Samsul dan Arifin.
Sedangkan korban meninggal dunia bernama Wahid, Padliannoor (Amang Bali), Inal, Salman, Imis dan Norjanah.
Amrad mengakui akses menuju lokasi dihadapkan dengan medan yang sulit dikarenakan tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat.
Tim SAR gabungan pun harus berjalan kaki sekitar lima sampai enam jam atau menggunakan kendaraan roda dua berspesifikasi khusus kurang lebih memakan waktu dua sampai tiga jam.
Diketahui bencana longsor tambang emas rakyat itu terjadi pada Senin (26/9) malam pukul 23.00 Wita. Untuk memaksimalkan pencarian korban, Basarnas memberangkatkan dua tim yang berasal dari Pos SAR Kotabaru dan Unit Siaga SAR Batulicin bergabung dengan BPBD Kotabaru dibantu TNI-Polri.
"Dari data yang dilaporkan total korban ada 17 orang, sudah 12 orang ditemukan. Enam selamat dan enam meninggal dunia," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin Al Amrad di Banjarbaru, Rabu.
Adapun identitas kelima korban yang masih dalam pencarian itu, yakni Ravi (28), Bubul (40), Parin (25), Sahdi (30) dan Amut (40).
Sementara korban selamat yang kini dirawat di Puskesmas Banian dan Rumah Sakit Marina yaitu Hamdah, Murdiah, Isai, Anang Suryadi, Samsul dan Arifin.
Sedangkan korban meninggal dunia bernama Wahid, Padliannoor (Amang Bali), Inal, Salman, Imis dan Norjanah.
Amrad mengakui akses menuju lokasi dihadapkan dengan medan yang sulit dikarenakan tidak bisa menggunakan kendaraan roda empat.
Tim SAR gabungan pun harus berjalan kaki sekitar lima sampai enam jam atau menggunakan kendaraan roda dua berspesifikasi khusus kurang lebih memakan waktu dua sampai tiga jam.
Diketahui bencana longsor tambang emas rakyat itu terjadi pada Senin (26/9) malam pukul 23.00 Wita. Untuk memaksimalkan pencarian korban, Basarnas memberangkatkan dua tim yang berasal dari Pos SAR Kotabaru dan Unit Siaga SAR Batulicin bergabung dengan BPBD Kotabaru dibantu TNI-Polri.