Pangkalan BunĀ (ANTARA) - Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang yang dikenal dunia Internasional dengan julukan "The World Capital of Orangutans" seakan menjadi durian runtuh bagi pariwisata di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Selain TNTP, tentu pariwisata di kabupaten yang memiliki luas 10.759 km² dan beribukota Pangkalan Bun tersebut masih banyak yang bisa dikunjungi dan dinikmati.
Kepala Dinas Pariwisata Kobar, Wahyudi menyebutkan, sejak tahun 2021 lalu kabupaten dengan motto Marunting Batu Aji yang artinya Menuju Kejayaan tersebut sudah memiliki 17 desa wisata yang tersebar di enam kecamatan, semakin gencar meningkatkan sektor pariwisata.
"Bahkan Desa Sungai Sekonyer di Kecamatan Kumai masuk 50 besar desa wisata pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 dari Kemenparekraf RI," ujarnya di Pangkalan Bun, Senin.
Dijelaskan Wahyudi, kesadaran masyarakat Desa Sei Sekonyer terhadap konservasi hutan dan menjaga flora dan fauna di dalamnya tersebut menjadi nilai tersendiri bagi penilaian ADWI 2022 tersebut.
"Karena Desa Sei Sekonyer kan langsung bersebelahan dengan TNTP yakni habitat orangutan terbesar di dunia, sehingga mereka berperan aktif dalam menjaga konservasi hutan dan menjaga habitat orangutan dan flora dan fauna disekitar sana," tambahnya.
Wahyudi berharap, pariwisata di Kabupaten Kobar bisa menjadi leading sektor perekonomian bagi pemerintah dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita ketahui, pariwisata tentu akan sejalan dengan peningkatan UMKM dan berhilir kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata Kobar Bambang Sigit Purnomo, selain Desa Sei Sekonyer yang masuk 50 besar Desa wisata ADWI 2022, ada juga dua tempat wisata yang masuk nominasi pada Anugerah Pesona Indonesia (API) 2022.
"Dua nominasi tersebut yakni nominasi kategori destinasi baru yaitu Desa Pasir Panjang di Kecamatan Arut Selatan, dan kategori surga tersembunyi yaitu Riam Uak Panahan di Desa Panahan, Kecamatan Arut Utara," kata Sigit.
Kawasan Desa Wisata Sungai Sekonyer Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar. ANTARA/Istimewa
Dijelaskan Sigit, Desa Pasir Panjang memiliki banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, seperti rumah betang, makam adat Kaharingan, pusat perawatan dan karantina orangutan, dan Taman Wisata Hutan (TWH) Jurug Tiga.
"Di TWH Jurug Tiga itu merupakan wisata alam yang dimiliki desa dengan luas 40 hektare, di sana tersedia rumah pohon, spot menyumpit, hutan buah, dan spot menarik lainnya," ujar Sigit lagi.
Dikatakannya, sebenarnya masih banyak tempat-tempat wisata di Kobar yang belum begitu terekspos. Hal tersebut karena terkendala infrastruktur untuk menuju ke lokasi tersebut.
"Saat ini kendala pariwisata di Kobar yakni infrastruktur, namun kami terus berkomunikasi dengan Dinas PUPR agar bisa menindak lanjuti kendala tersebut," ujarnya.
Nina Yanti, salah satu pemilik agen travel dan tour di Kobar mengatakan, pasca pandemi COVID-19, saat ini pariwisata di kobar kembali menggeliat, terlihat banyaknya wisatawan mancanegara dan lokal yang datang ke Kobar.
"Kita ketahui, tahun sebelum COVID-19, 20.000 lebih kunjungan wisatawan ke Kobar, dan tahun 2022 ini sepertinya akan mencapai angka tersebut lagi," ujarnya.
Saat ini, agen tur yang dikelola Nina yakni Sister Tour juga membuka tur wisata kota untuk lebih mengenalkan kota Pangkalan Bun kepada para wisatawan yang berkunjung.
"Jadi kadang sebelum ke Tanjung Puting, wisatawan yang memang kebanyakan wisatawan asing, kami ajak dulu berkeliling kota Pangkalan Bun, seperti susur sungai Arut, makan makanan khas Kobar yakni soto manggala, dan lainnya," kata Nina.
Sementara itu, dikatakannya, peran Pemkab Kobar dalam mendukung agen-agen tur wisata yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan dalam menerima dan melayani tamu-tamu.
"Hampir semua wisatawan asing yang berkunjung ke Kobar yakni 50 persen wisatawan berasal dari Spanyol, sisanya dari Belgia, Belanda, Inggris dan lainnya," demikian Nina.
Baca juga: Berikut perkembangan pemberantasan narkoba di Kapuas dan Kobar
Baca juga: Diduga selewengkan Rp400 juta, mantan Kades Mewalen ditangkap Kejari Kobar
Baca juga: Ringankan beban warga, Gubernur Kalteng gratiskan 565 Gas LPG 3kg di Kobar
Selain TNTP, tentu pariwisata di kabupaten yang memiliki luas 10.759 km² dan beribukota Pangkalan Bun tersebut masih banyak yang bisa dikunjungi dan dinikmati.
Kepala Dinas Pariwisata Kobar, Wahyudi menyebutkan, sejak tahun 2021 lalu kabupaten dengan motto Marunting Batu Aji yang artinya Menuju Kejayaan tersebut sudah memiliki 17 desa wisata yang tersebar di enam kecamatan, semakin gencar meningkatkan sektor pariwisata.
"Bahkan Desa Sungai Sekonyer di Kecamatan Kumai masuk 50 besar desa wisata pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 dari Kemenparekraf RI," ujarnya di Pangkalan Bun, Senin.
Dijelaskan Wahyudi, kesadaran masyarakat Desa Sei Sekonyer terhadap konservasi hutan dan menjaga flora dan fauna di dalamnya tersebut menjadi nilai tersendiri bagi penilaian ADWI 2022 tersebut.
"Karena Desa Sei Sekonyer kan langsung bersebelahan dengan TNTP yakni habitat orangutan terbesar di dunia, sehingga mereka berperan aktif dalam menjaga konservasi hutan dan menjaga habitat orangutan dan flora dan fauna disekitar sana," tambahnya.
Wahyudi berharap, pariwisata di Kabupaten Kobar bisa menjadi leading sektor perekonomian bagi pemerintah dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kita ketahui, pariwisata tentu akan sejalan dengan peningkatan UMKM dan berhilir kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata Kobar Bambang Sigit Purnomo, selain Desa Sei Sekonyer yang masuk 50 besar Desa wisata ADWI 2022, ada juga dua tempat wisata yang masuk nominasi pada Anugerah Pesona Indonesia (API) 2022.
"Dua nominasi tersebut yakni nominasi kategori destinasi baru yaitu Desa Pasir Panjang di Kecamatan Arut Selatan, dan kategori surga tersembunyi yaitu Riam Uak Panahan di Desa Panahan, Kecamatan Arut Utara," kata Sigit.
Dijelaskan Sigit, Desa Pasir Panjang memiliki banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, seperti rumah betang, makam adat Kaharingan, pusat perawatan dan karantina orangutan, dan Taman Wisata Hutan (TWH) Jurug Tiga.
"Di TWH Jurug Tiga itu merupakan wisata alam yang dimiliki desa dengan luas 40 hektare, di sana tersedia rumah pohon, spot menyumpit, hutan buah, dan spot menarik lainnya," ujar Sigit lagi.
Dikatakannya, sebenarnya masih banyak tempat-tempat wisata di Kobar yang belum begitu terekspos. Hal tersebut karena terkendala infrastruktur untuk menuju ke lokasi tersebut.
"Saat ini kendala pariwisata di Kobar yakni infrastruktur, namun kami terus berkomunikasi dengan Dinas PUPR agar bisa menindak lanjuti kendala tersebut," ujarnya.
Nina Yanti, salah satu pemilik agen travel dan tour di Kobar mengatakan, pasca pandemi COVID-19, saat ini pariwisata di kobar kembali menggeliat, terlihat banyaknya wisatawan mancanegara dan lokal yang datang ke Kobar.
"Kita ketahui, tahun sebelum COVID-19, 20.000 lebih kunjungan wisatawan ke Kobar, dan tahun 2022 ini sepertinya akan mencapai angka tersebut lagi," ujarnya.
Saat ini, agen tur yang dikelola Nina yakni Sister Tour juga membuka tur wisata kota untuk lebih mengenalkan kota Pangkalan Bun kepada para wisatawan yang berkunjung.
"Jadi kadang sebelum ke Tanjung Puting, wisatawan yang memang kebanyakan wisatawan asing, kami ajak dulu berkeliling kota Pangkalan Bun, seperti susur sungai Arut, makan makanan khas Kobar yakni soto manggala, dan lainnya," kata Nina.
Sementara itu, dikatakannya, peran Pemkab Kobar dalam mendukung agen-agen tur wisata yakni dengan pemberian pelatihan-pelatihan dalam menerima dan melayani tamu-tamu.
"Hampir semua wisatawan asing yang berkunjung ke Kobar yakni 50 persen wisatawan berasal dari Spanyol, sisanya dari Belgia, Belanda, Inggris dan lainnya," demikian Nina.
Baca juga: Berikut perkembangan pemberantasan narkoba di Kapuas dan Kobar
Baca juga: Diduga selewengkan Rp400 juta, mantan Kades Mewalen ditangkap Kejari Kobar
Baca juga: Ringankan beban warga, Gubernur Kalteng gratiskan 565 Gas LPG 3kg di Kobar