Solok, Sumbar (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat menyelidiki penyebab kematian belasan hewan ternak warga di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, beberapa waktu lalu.
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono saat dikonfirmasi di Solok, Kamis, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kematian belasan kambing milik warga tersebut dimangsa oleh harimau secara ilmiah karena jejaknya belum ditemukan secara utuh.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk jumlah kematian hewan hingga puluhan dalam satu waktu itu sangat jarang sekali dilakukan oleh harimau.
"Berdasarkan foto yang beredar belum dapat dipastikan bahwa yang memangsa adalah harimau karena biasanya harimau itu menyembunyikan mangsanya, tidak dibiarkan seperti itu, kemungkinan ada satwa liar lain yang memangsa," ujar dia.
Harimau merupakan hewan yang sangat efektif dan efisien dalam berburu dan memangsa.
"Kami belum bisa menyimpulkan. Harimau ini tidak makan sekali banyak, bukan satwa yang rakus. Namun masih akan kita observasi," ujarnya.
Baca juga: Dalam sepekan, dua ekor buaya peliharaan warga Sampit dievakuasi
Ia juga mengatakan untuk memastikan peristiwa tersebut tim WRU beserta warga setempat turut bahu membahu untuk melakukan ronda selama seminggu ini.
"Kami sudah menurunkan tim WRU dari Seksi III langsung turun ke lokasi guna verifikasi dan identifikasi lapangan serta kita juga memasang kamera trap untuk mengintai," ucap dia.
Pihaknya masih menunggu data kamera perangkap dan jejak lainnya. "Seminggu ini Tim WRU Seksi III stand by bersama masyarakat," ujar dia.
Di samping itu, tim BKSDA juga melakukan penyuluhan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh masyarakat atas peristiwa ini.
"Kami juga sudah melakukan penyuluhan dan arahan kepada masyarakat setempat, seperti membuat kandang ternak komunal atau kandang bersama yang anti harimau," katanya.
Ia juga mengatakan telah membunyikan lima meriam sebagai upaya penghalauan binatang buas di daerah setempat setiap malamnya.
Baca juga: 23.000 orang utan hidup di hutan Kalimantan Tengah
Sebelumnya, belasan kambing milik warga di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat diduga telah dimangsa oleh binatang buas jenis harimau, Selasa (4/10).
Seorang warga pemilik kambing tersebut Roy Indra (42) mengatakan baru mengetahui kejadian tersebut hari ini setelah sampai di kandang kambing yang berada di ladangnya sekitar pukul 14.00 WIB.
Kandang kambing tersebut berada di berada di tengah ladangnya di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok.
Selain itu, Roy juga menemukan jejak kaki binatang buas jenis harimau di sepanjang jalan menuju ladang miliknya.
"Di lokasi kandang kambing juga ditemukan darah berceceran dan badan hewan kambing dirobek-robek oleh harimau serta berserakan di samping kandang," katanya.
Roy juga menemukan di samping kandang kambing itu menuju area ladang ditemukan dua ekor kambing yang telah mati dengan posisi badan terkoyak.
Baca juga: BKSDA Kalteng kampanye perlindungan orangutan pada anak usia dini
Baca juga: Buaya bermunculan, BKSDA Sampit pasang pancing umpan ayam
Baca juga: BKSDA dan Balai Karantina lepasliarkan ratusan burung hasil sitaan di Sampit
Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono saat dikonfirmasi di Solok, Kamis, mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kematian belasan kambing milik warga tersebut dimangsa oleh harimau secara ilmiah karena jejaknya belum ditemukan secara utuh.
Lebih lanjut, ia mengatakan untuk jumlah kematian hewan hingga puluhan dalam satu waktu itu sangat jarang sekali dilakukan oleh harimau.
"Berdasarkan foto yang beredar belum dapat dipastikan bahwa yang memangsa adalah harimau karena biasanya harimau itu menyembunyikan mangsanya, tidak dibiarkan seperti itu, kemungkinan ada satwa liar lain yang memangsa," ujar dia.
Harimau merupakan hewan yang sangat efektif dan efisien dalam berburu dan memangsa.
"Kami belum bisa menyimpulkan. Harimau ini tidak makan sekali banyak, bukan satwa yang rakus. Namun masih akan kita observasi," ujarnya.
Baca juga: Dalam sepekan, dua ekor buaya peliharaan warga Sampit dievakuasi
Ia juga mengatakan untuk memastikan peristiwa tersebut tim WRU beserta warga setempat turut bahu membahu untuk melakukan ronda selama seminggu ini.
"Kami sudah menurunkan tim WRU dari Seksi III langsung turun ke lokasi guna verifikasi dan identifikasi lapangan serta kita juga memasang kamera trap untuk mengintai," ucap dia.
Pihaknya masih menunggu data kamera perangkap dan jejak lainnya. "Seminggu ini Tim WRU Seksi III stand by bersama masyarakat," ujar dia.
Di samping itu, tim BKSDA juga melakukan penyuluhan tentang apa saja yang dapat dilakukan oleh masyarakat atas peristiwa ini.
"Kami juga sudah melakukan penyuluhan dan arahan kepada masyarakat setempat, seperti membuat kandang ternak komunal atau kandang bersama yang anti harimau," katanya.
Ia juga mengatakan telah membunyikan lima meriam sebagai upaya penghalauan binatang buas di daerah setempat setiap malamnya.
Baca juga: 23.000 orang utan hidup di hutan Kalimantan Tengah
Sebelumnya, belasan kambing milik warga di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat diduga telah dimangsa oleh binatang buas jenis harimau, Selasa (4/10).
Seorang warga pemilik kambing tersebut Roy Indra (42) mengatakan baru mengetahui kejadian tersebut hari ini setelah sampai di kandang kambing yang berada di ladangnya sekitar pukul 14.00 WIB.
Kandang kambing tersebut berada di berada di tengah ladangnya di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok.
Selain itu, Roy juga menemukan jejak kaki binatang buas jenis harimau di sepanjang jalan menuju ladang miliknya.
"Di lokasi kandang kambing juga ditemukan darah berceceran dan badan hewan kambing dirobek-robek oleh harimau serta berserakan di samping kandang," katanya.
Roy juga menemukan di samping kandang kambing itu menuju area ladang ditemukan dua ekor kambing yang telah mati dengan posisi badan terkoyak.
Baca juga: BKSDA Kalteng kampanye perlindungan orangutan pada anak usia dini
Baca juga: Buaya bermunculan, BKSDA Sampit pasang pancing umpan ayam
Baca juga: BKSDA dan Balai Karantina lepasliarkan ratusan burung hasil sitaan di Sampit