Selain resepsi, ini yang harus dipersiapkan sebelum menikah

Selasa, 11 Oktober 2022 10:56 WIB

Jakarta (ANTARA) - Jika memikirkan persiapan menikah, yang terpikir untuk sebagian orang adalah soal pesta, gaun pernikahan, katering, make up dan suvenir untuk tamu.

Padahal, persiapan menikah bukan cuma soal resepsi, tetapi juga kesiapan mental pasangan calon suami istri agar bisa membina rumah tangga harmonis dan bebas dari kekerasan.

Psikolog klinis Annisa Prasetyo Ningrum dari Universitas Indonesia mengatakan kekerasan dalam rumah tangga pada umumnya tidak terjadi secara tiba-tiba. KDRT terjadi karena dipicu oleh sesuatu.

Maka, penting bagi calon pasangan suami istri untuk mengidentifikasi situasi atau hal yang berpotensi menjadi sumber konflik dalam rumah tangga, mulai dari kondisi keluarga, karakter, perbedaan sudut pandang hingga masalah finansial.

"Identifikasi situasi yang berpotensi jadi sumber konflik agar bisa menentukan langkah preventif dan hal-hal yang berpotensi konflik tersebut tidak sampai berujung kekerasan," kata anggota Ikatan Psikologi Klinis Jawa Barat itu kepada ANTARA, Selasa.

Baca juga: Tiga bulan sebelum menikah, calon pengantin wajib cek kesehatan

Konseling pranikah dapat dilakukan oleh calon mempelai agar bisa mendapat arahan profesional dalam menentukan langkah preventif.

Selain itu, penting juga untuk membekali diri dengan literasi mengenai UU yang mengatur tentang KDRT agar masing-masing pihak lebih sadar dengan konsekuensi kekerasan di mata hukum.

"Hal ini diharapkan dapat memotivasi calon pasutri untuk berupaya agar tidak sampai menjadi pelaku atau korban KDRT," kata Annisa.

Senada dengan Annisa, psikolog klinis Anggiastri Hanantyasari Utami mengatakan mengenali karakter pasangan sebelum menikah penting untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di masa depan.

"Penting bagi calon pengantin mengetahui secara umum bagaimana hubungan pasangan dengan keluarganya dan bagaimana mereka berinteraksi dalam keluarga," kata Anggiastri.

Mengetahui cara interaksi pasangan dengan keluarga berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar mengenai cara mereka menyelesaikan masalah, apakah dengan cara yang baik atau melibatkan agresivitas baik verbal maupun fisik.

Psikolog di LPDK Kemuning Kembar dan Omah Perden itu menambahkan calon pasangan suami istri perlu untuk berdiskusi mengenai hal-hal yang berpotensi memunculkan masalah dalam rumah tangga dan bagaimana mereka akan mengatasinya di kemudian hari.

"Seperti masalah finansial, keromantisan dalam rumah tangga, pengasuhan, dan lain-lain," kata Anggiastri.

Kemudian, sejak awal calon pengantin harus secara tegas menentukan batasan toleransi ketika mereka menghadapi konflik. Sejak awal, misalnya, katakan secara tegas bahwa perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga adalah hal fatal yang tak dapat diterima dalam pernikahan.

Baca juga: Pentingnya periksa kesehatan jiwa bagi calon pengantin

Baca juga: Persiapan kesehatan yang harus dilakukan sebelum menikah

Baca juga: Saat yang tepat untuk menikah bebas ruwet

Pewarta : Nanien Yuniar
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Anthony Ginting resmi menikahi kekasihnya Mitzi Abigail

27 October 2024 0:08 Wib

Kemenag : Tidak ada larangan nikah di hari libur

13 October 2024 11:39 Wib

Legislator Murung Raya serahkan bantuan untuk Sidang Isbat nikah massal

09 October 2024 10:00 Wib

Sekda Nuryakin jadi saksi pernikahan di RSUD Doris Sylvanus

24 June 2024 12:39 Wib

Benarkah akad nikah hanya bisa dilaksanakan pada hari dan jam kerja?

14 June 2024 9:45 Wib
Terpopuler

Prabowo bertemu PM Luxon bahas perdagangan hingga inovasi

Nasional - 16 November 2024 13:40 Wib

Amorim boyong lima pelatih Sporting jadi staf di MU

Olahraga - 17 November 2024 19:06 Wib

Basirun resmi dilantik jadi Wakil Ketua I DPRD Kota Palangka Raya

Kabar Daerah - 18 November 2024 13:22 Wib

KPK panggil mantan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor

Kabar Daerah - 19 November 2024 8:37 Wib

Timnas futsal putri Indonesia lumat Myanmar

Olahraga - 20 November 2024 8:10 Wib