Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah sedang menyiapkan lokasi yang digunakan sebagai posko dan pusat pengungsian bagi warga setempat yang menjadi korban banjir kiriman.
"Tim sudah melakukan pendataan lokasi posko dan pengungsian. Jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Selasa.
Lokasi yang potensial dijadikan sebagai posko dan pusat pengungsian tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Di antara lokasi itu yakni di sekitar Pasar Kahayan, gedung KONI, Jalan Arut dan kantor kelurahan yang tidak tergenang banjir.
Dia mengatakan, saat ini ada sembilan kelurahan di Kota Palangka Raya yang terdampak banjir akibat meluapnya sungai Kahayan dan sungai Rungan.
Hujan dengan intensitas lebat yang terjadi di wilayah Palangka Raya dan bagian hulu, membuat sungai tak mampu menampung debit air, sehingga terjadi luapan, terutama di wilayah bantaran sungai dan kelurahan yang memiliki daerah rendah.
Kelurahan tersebut antara lain Kelurahan Palangka, Tumbang Tahai, Marang, Petuk Katimpun, Tanjung Pinang, Kameloh Baru, Bereng Bengkel dan Kelurahan Kalampangan.
“Kawasan tersebut menjadi langganan banjir karena memang berada pada daerah aliran sungai (DAS), sehingga cukup cepat tergenang apabila debit air sungai naik," katanya.
Baca juga: Tim Wasev Mabes Angkatan Darat apresiasi capaian TMMD Palangka Raya
Saat ini, ketinggian air yang naik ke permukaan jalan pemukiman sekitar 10-30 centimeter. Meski demikian, belum ada perumahan warga yang terendam.
“Setiap hari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD selalu memantau ketinggian debit air di kawasan yang rawan terendam banjir. Untuk sarana dan prasarana serta teknis penanganan maupun penanggulangan banjir, sudah kami siapkan sejak beberapa bulan lalu," katanya.
Emi meminta masyarakat yang bermukim di kawasan tepi aliran sungai untuk biasa bersiap dan mewaspadai potensi banjir.
Semantara itu Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Kota Palangka Raya menyatakan, prakiraan cuaca di Provinsi Kalteng hingga 21 Oktober 2022 berpotensi hujan ringan hingga lebat.
"Waspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalteng," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Rahmat Alfandy.
Selain itu juga waspadai potensi genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kalteng.
Baca juga: Perahu modifikasi Polresta Palangka Raya siap bantu korban banjir
Baca juga: Legislator: Pengguna jalan raya diimbau berhati-hati saat berada di jalan raya
Baca juga: Dinkes ingatkan warga waspadai penyebaran penyakit saat musim hujan
"Tim sudah melakukan pendataan lokasi posko dan pengungsian. Jika sewaktu-waktu diperlukan dapat segera dibangun dan difungsikan," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya Emi Abriyani di Palangka Raya, Selasa.
Lokasi yang potensial dijadikan sebagai posko dan pusat pengungsian tidak berbeda jauh dari tahun sebelumnya. Di antara lokasi itu yakni di sekitar Pasar Kahayan, gedung KONI, Jalan Arut dan kantor kelurahan yang tidak tergenang banjir.
Dia mengatakan, saat ini ada sembilan kelurahan di Kota Palangka Raya yang terdampak banjir akibat meluapnya sungai Kahayan dan sungai Rungan.
Hujan dengan intensitas lebat yang terjadi di wilayah Palangka Raya dan bagian hulu, membuat sungai tak mampu menampung debit air, sehingga terjadi luapan, terutama di wilayah bantaran sungai dan kelurahan yang memiliki daerah rendah.
Kelurahan tersebut antara lain Kelurahan Palangka, Tumbang Tahai, Marang, Petuk Katimpun, Tanjung Pinang, Kameloh Baru, Bereng Bengkel dan Kelurahan Kalampangan.
“Kawasan tersebut menjadi langganan banjir karena memang berada pada daerah aliran sungai (DAS), sehingga cukup cepat tergenang apabila debit air sungai naik," katanya.
Baca juga: Tim Wasev Mabes Angkatan Darat apresiasi capaian TMMD Palangka Raya
Saat ini, ketinggian air yang naik ke permukaan jalan pemukiman sekitar 10-30 centimeter. Meski demikian, belum ada perumahan warga yang terendam.
“Setiap hari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD selalu memantau ketinggian debit air di kawasan yang rawan terendam banjir. Untuk sarana dan prasarana serta teknis penanganan maupun penanggulangan banjir, sudah kami siapkan sejak beberapa bulan lalu," katanya.
Emi meminta masyarakat yang bermukim di kawasan tepi aliran sungai untuk biasa bersiap dan mewaspadai potensi banjir.
Semantara itu Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Tjilik Riwut Kota Palangka Raya menyatakan, prakiraan cuaca di Provinsi Kalteng hingga 21 Oktober 2022 berpotensi hujan ringan hingga lebat.
"Waspadai potensi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di sebagian besar wilayah Kalteng," kata Prakirawan BMKG Tjilik Riwut Rahmat Alfandy.
Selain itu juga waspadai potensi genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan pohon tumbang akibat terjadinya hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir atau kilat dan angin kencang di wilayah Kalteng.
Baca juga: Perahu modifikasi Polresta Palangka Raya siap bantu korban banjir
Baca juga: Legislator: Pengguna jalan raya diimbau berhati-hati saat berada di jalan raya
Baca juga: Dinkes ingatkan warga waspadai penyebaran penyakit saat musim hujan