Berikut ciri-ciri fisik bayi lahir prematur

Selasa, 15 November 2022 17:54 WIB

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak Konsultan Perinatologi dan Neonatalogi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) mengatakan salah satu ciri fisik bayi prematur bisa dikenali dari daun telinganya.

Menurut Rina dalam acara Bicara Gizi bertajuk "Peran Orang Tua Dukung Anak Prematur Tumbuh Sehat Berprestasi" yang digelar daring, Selasa, daun telinga pada orang dewasa apabila dilipat akan kembali ke posisi semula, namun kondisi sebaliknya terjadi pada bayi prematur.

"Lihat telinga. Telinga coba dilipat (daun telinga), ini kan ada tulang rawan, kalau makin muda (usia) dilipat dia enggak balik lagi. Coba lihat bayi kecil itu kalau dilipat dia menempel terus enggak balik-balik lagi. Mungkin ini kurang bulan," ujar dia.

Selain telinga, ciri fisik lainnya bayi prematur yakni puting payudara yang berwarna sangat hitam atau hanya berbentuk titik seperti kismis.

Baca juga: Mental orangtua dengan anak prematur perlu jadi perhatian

"Kemudian lihat ke alat kelamin. Kalau laki-laki ada skrotum atau kantung kemaluannya itu hitam, bergaris-garis, lalu buah testis itu sudah turun nah itu cukup. Kalau yang perempuan labia-nya masih terbuka," jelas Rina.

Ciri lainnya yakni dari garis-garis di telapak tangan dan kaki. Pada bayi prematur garis ini sulit dilihat karena sangat halus, berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan yang memiliki garis pada telapak tangan dan kaki sangat jelas.

Bayi prematur lahir saat usianya kurang dari 37 minggu. Pada bayi yang lahir dalam usia 38 pekan makan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, dikatakan sudah cukup bulan tetapi kecil atau bayi berat lahir rendah (BBLR).

"Kalau yang cukup bulan, organnya sudah matang tetapi kecil nanti kita harus kejar beratnya. Kalau yang prematur ada dua dia belum matang organ-organnya, kecil pula," kata Rina.

Menurut Mayo Clinic, meskipun tidak semua bayi prematur mengalami komplikasi, kelahiran terlalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka pendek dan jangka panjang. Umumnya, semakin dini bayi lahir, semakin tinggi risiko komplikasi. Komplikasi ini antara lain masalah pernapasan, jantung, otak, kontrol suhu tubuh, darah dan metabolisme tubuh.

Oleh karena itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dibutuhkan perawatan untuk membantu melindungi bayi prematur dari gangguan neurologis di masa depan serta kesulitan bernapas dan infeksi.

"Perawatan intensif pada bayi prematur tak berhenti saat bayi hidup, masih cukup panjang perjalanan, dua tahun pertama kehidupan diharapkan bayi tidak stunting, (alami) kesehatan mental, autisme, itu juga harus diperhatikan," demikian kata Rina.

Baca juga: Benarkah bayi prematur sumbang stunting terbesar?

Baca juga: Dokter bagikan tips merawat bayi prematur

Baca juga: Mengenal faktor risiko penyebab kelahiran bayi prematur

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Puskesmas Kurun edukasi pentingnya ASI eksklusif melalui inovasi 'Ela Laya'

06 December 2024 13:53 Wib

waspadai mencium bayi bisa mendatangkan risiko infeksi

25 November 2024 13:49 Wib

Berikut cara tepat merawat kulit bayi yang baru lahir

12 November 2024 18:02 Wib

Benarkah bayi baru lahir bisa kenali pola bunyi kompleks?

28 October 2024 17:54 Wib

Polisi amankan 'babysitter' cekoki bayi dengan obat penggemuk badan

15 October 2024 16:29 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 9 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib