Kuala Kurun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, terus berupaya mengatasi berbagai kendala, demi suksesnya program smart agro atau pertanian dalam arti luas yang cerdas, salah satunya menarik minat pemuda untuk bertani.
“Dalam pengembangan smart agro, kita menghadapi sejumlah tantangan,” ucap Bupati Gunung Mas, Jaya S Monong dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati, Efrensia LP Umbing di Kuala Kurun, Kamis.
Tantangan yang dihadapi di antaranya adalah masyarakat belum terbiasa pertanian lahan tanpa bakar, kemandirian petani dalam penyediaan bibit atau pupuk, serta minimnya minat petani milenial.
Oleh sebab itu, tutur dia, Pemkab Gunung mas terus berupaya untuk mengatasi kendala tersebut. Berbagai upaya dilakukan, seperti memberi dukungan alat mesin pertanian bagi petani untuk mengolah lahan tanpa bakar.
Selain itu, Pengembangan Pertanian Terpadu di lahan demplot pertanian seluas 25 hektare, yang rencananya dilakukan di Desa Tumbang Tambirah Kecamatan Kurun, untuk melakukan uji coba beberapa variatif padi MSP (Mari Sejahterakan Petani), yang bersifat komposit yang mampu dipergunakan sampai 10 kali pemakaian.
Baca juga: Bupati Gumas tegaskan aparatur harus bebas dari narkoba
“Upaya lainnya adalah mendorong beberapa kelompok pertanian milenial, agar mau melakukan budi daya perikanan, dan lainnya,” beber orang nomor satu di lingkup Pemkab Gunung Mas ini.
Smart agro merupakan konsep pembangunan pertanian menggunakan mekanisme teknologi, dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan serta menjadikan sektor pertanian yang berkelanjutan bagi masyarakat, dengan dampak negatif yang minim bagi lingkungan.
Konsep ini berimbas bagi perekonomian masyarakat. Berdasarkan telaah di lapangan, budi daya padi baik yang berada di sawah irigasi teknis maupun ladang, pembangunan budi daya jagung hibrida, budi daya sawit, serta pengembangan perikanan dan peternakan, memberikan usaha tani yang menguntungkan yang artinya bisa menjadi penghasilan masyarakat bila ditekuni.
Sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan DPRD Gunung Mas melalui juru bicara Elvi Esie, saat rapat paripurna di Kuala Kurun, Selasa (15/11), meminta penjelasan sejauh mana dampak atau imbas secara ekonomi, untuk masyarakat yang terlibat dalam program smart agro.
“Jangan sampai anggaran yang dikucurkan dalam program smart agro malah tidak ada dampak untuk masyarakat, terlebih untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat,” demikian Elvi Esie.
Baca juga: Bupati Gumas: Penanganan jalan Kurun-Palangka tidak tumpang tindih
Baca juga: DPRD minta KONI Gunung Mas tingkatkan pembinaan ke seluruh cabor
Baca juga: Bupati: Penyertaan modal Pemkab Gumas ke perusda berupa aset
“Dalam pengembangan smart agro, kita menghadapi sejumlah tantangan,” ucap Bupati Gunung Mas, Jaya S Monong dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Bupati, Efrensia LP Umbing di Kuala Kurun, Kamis.
Tantangan yang dihadapi di antaranya adalah masyarakat belum terbiasa pertanian lahan tanpa bakar, kemandirian petani dalam penyediaan bibit atau pupuk, serta minimnya minat petani milenial.
Oleh sebab itu, tutur dia, Pemkab Gunung mas terus berupaya untuk mengatasi kendala tersebut. Berbagai upaya dilakukan, seperti memberi dukungan alat mesin pertanian bagi petani untuk mengolah lahan tanpa bakar.
Selain itu, Pengembangan Pertanian Terpadu di lahan demplot pertanian seluas 25 hektare, yang rencananya dilakukan di Desa Tumbang Tambirah Kecamatan Kurun, untuk melakukan uji coba beberapa variatif padi MSP (Mari Sejahterakan Petani), yang bersifat komposit yang mampu dipergunakan sampai 10 kali pemakaian.
Baca juga: Bupati Gumas tegaskan aparatur harus bebas dari narkoba
“Upaya lainnya adalah mendorong beberapa kelompok pertanian milenial, agar mau melakukan budi daya perikanan, dan lainnya,” beber orang nomor satu di lingkup Pemkab Gunung Mas ini.
Smart agro merupakan konsep pembangunan pertanian menggunakan mekanisme teknologi, dalam rangka meningkatkan ekonomi kerakyatan serta menjadikan sektor pertanian yang berkelanjutan bagi masyarakat, dengan dampak negatif yang minim bagi lingkungan.
Konsep ini berimbas bagi perekonomian masyarakat. Berdasarkan telaah di lapangan, budi daya padi baik yang berada di sawah irigasi teknis maupun ladang, pembangunan budi daya jagung hibrida, budi daya sawit, serta pengembangan perikanan dan peternakan, memberikan usaha tani yang menguntungkan yang artinya bisa menjadi penghasilan masyarakat bila ditekuni.
Sebelumnya, Fraksi PDI Perjuangan DPRD Gunung Mas melalui juru bicara Elvi Esie, saat rapat paripurna di Kuala Kurun, Selasa (15/11), meminta penjelasan sejauh mana dampak atau imbas secara ekonomi, untuk masyarakat yang terlibat dalam program smart agro.
“Jangan sampai anggaran yang dikucurkan dalam program smart agro malah tidak ada dampak untuk masyarakat, terlebih untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat,” demikian Elvi Esie.
Baca juga: Bupati Gumas: Penanganan jalan Kurun-Palangka tidak tumpang tindih
Baca juga: DPRD minta KONI Gunung Mas tingkatkan pembinaan ke seluruh cabor
Baca juga: Bupati: Penyertaan modal Pemkab Gumas ke perusda berupa aset