Ini kunci utama agar anak tidak jadi pelaku bullying

Minggu, 20 November 2022 16:09 WIB

Jakarta (ANTARA) - Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Dr Seto Mulyadi atau lebih akrab disapa Kak Seto mengatakan penguatan pendidikan karakter merupakan kunci utama agar anak tidak jadi pelaku perundungan atau bullying.

"Pendidikan karakter menjadi kunci utama agar anak memiliki karakter yang berakhlak mulia dan penuh cinta kasih," kata Seto Mulyadi ketika dihubungi di Jakarta, Minggu.

Kak Seto menjelaskan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan penuh kasih sayang dan cinta kasih akan tumbuh menjadi anak-anak yang juga penuh cinta kasih dan berhati lembut.

Sementara ana-anak yang terbiasa melihat kekerasan atau pernah menjadi korban dari tindak kekerasan berpotensi untuk menjadi pelaku kekerasan atau pelaku bullying di kemudian hari.

"Karena pernah mendapatkan kekerasan maka anak dikhawatirkan akan belajar melakukan tindakan kekerasan, karena itu kami berpesan pada seluruh pihak, khususnya orang tua dan para pendidik, berilah keteladanan guna mendidik pendidikan karakter pada anak, ajarkan anak cinta kasih dan kasih sayang sejak usia dini," katanya.

Dengan mengawal tumbuh kembang anak dengan baik, memberikan keteladanan sikap yang baik, dan mengajarkan anak agar berperilaku baik maka anak akan bertumbuh dan berkembang dengan karakter yang juga baik.

Baca juga: Cegah perundungan dengan ajari anak sikap asertif

Dia menambahkan, orang tua dan pendidik juga harus mendampingi anak saat mengakses media sosial.

"Hal ini untuk melindungi anak dari kemungkinan mengakses konten-konten yang mengandung usur kekerasan," katanya.

Dia mengingatkan agar orang tua dan guru selalu mengingatkan anak-anak untuk menggunakan media sosial dengan bijak dan cerdas.

Sementara itu, psikolog keluarga Ketti Murtini mengatakan orang tua perlu mendidik anak dengan kasih sayang yang tepat agar sang buah hati dapat tumbuh menjadi individu yang memiliki konsep diri dan karakter yang baik.

"Dampingi tumbuh kembang anak dengan kasih sayang yang tepat, puji anak jika melakukan kebaikan, beri hukuman yang mendidik jika melakukan kesalahan," katanya.

Psikolog dari Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Jawa Tengah Cabang Barlingmascakeb itu menambahkan, cara orang tua dalam menerapkan konsep pemberian penghargaan dan hukuman harus dilakukan dengan seimbang dan ditetapkan berdasarkan diskusi dengan anak.

"Jangan memberikan penghargaan dan hukuman yang berlebihan, lakukan dengan tepat dan dengan tetap memperhatikan kesejahteraan psikologis anak," katanya.

Baca juga: Begini cara hadapi 'mom shaming'

Baca juga: Korban 'cyberbullying' meningkat di kalangan anak-anak dan remaja

Baca juga: Polisi selidiki video perundungan anak di bawah umur

Pewarta : Wuryanti Puspitasari
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

LPAI pastikan lindungi anak yang diduga korban penganiayaan oknum polisi

09 July 2024 14:35 Wib

Kak Seto sebut Gim dengan kekerasan dan konten negatif mesti dibersihkan

12 April 2024 18:41 Wib

Kak Seto temui anak korban kekerasan seksual di Pekanbaru

18 January 2024 8:51 Wib

Seorang pejabat Imigrasi jadi tersangka dugaan pungli Fast Track

16 November 2023 9:11 Wib, 2023

Kapolres Temanggung minta maaf terkait penanganan anak bakar sekolahnya

04 July 2023 14:29 Wib, 2023
Terpopuler

Sebanyak 7.200 personel gabungan siap amankan pilkada di Kalteng

Kabar Daerah - 25 November 2024 17:13 Wib

West Ham tekuk tuan rumah Newcastle

Olahraga - 26 November 2024 15:56 Wib

Usai mencoblos di TPS, begini harapan peserta Pilkada Kapuas

Kabar Daerah - 27 November 2024 16:12 Wib

Dishub Kobar periksa kelaikan angkutan umum jelang Natal dan Tahun Baru

Kabar Daerah - 28 November 2024 7:46 Wib

Kylian Mbappe alami krisis kepercayaan diri

Olahraga - 28 November 2024 20:13 Wib