Magetan (ANTARA) - Polda Jawa Timur menurunkan Tim "Traffic Accident Analysis" (TAA) untuk olah tempat kejadian perkara di lokasi kecelakaan Bus Semeru Jaya Transindo yang masuk jurang di Jalan Raya Sarangan, Kabupaten Magetan hingga menyebabkan tujuh penumpang tewas.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jawa Timur AKBP Gatut Bowo mengatakan Tim TAA bertugas membantu Polres Magetan untuk melalukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan bus itu.
"Tim TAA ini dilibatkan untuk membantu Polres Magetan mengungkap penyebab kecelakaan tunggal yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia," kata AKBP Gatut Bowo di Magetan, Senin.
Adapun dalam olah TKP tersebut, Tim TAA menggunakan 3D scanner guna merekam kondisi jalan, kondisi kendaraan, dan TKP untuk dimasukkan dalam sistem TAA. Data tersebut dihimpun untuk mengetahui bagaimana bus bisa masuk jurang.
"Dengan rekaman 3D akan diperoleh gambaran visual kronologi dan penyebab pasti terjadinya kecelakaan. Kami sudah melakukan "scan" kondisi jalan dan kendaraannya," kata dia.
Selain itu, pihaknya bersama Dishub setempat telah melakukan pemeriksaan kelaikan bus. Mulai dari kondisi di dalam bus, mesin, hingga sistem pengereman.
Terkait status hukum pengemudi dalam kejadian tersebut, kata dia, pihaknya belum dapat berkomentar karena pemeriksaan masih berlanjut, termasuk dengan memintai keterangan para saksi.
"Hasilnya masih kami dalami dan simpulkan. Nanti akan kami sampaikan bersama-sama," tambahnya.
Sementara, Pemkab Magetan bergerak cepat dalam membantu penanganan korban kecelakaan bus masuk jurang dengan instansi terkait.
Bupati Magetan Suprawoto menyatakan biaya pengobatan korban luka, pemulangan korban meninggal dunia, dan korban luka ke Semarang ditanggung pemda setempat.
"Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Magetan dan masyarakat mengucapkan turut berdukacita atas musibah ini. Semoga ketujuh korban meninggal dunia mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan dalam meneruskan cita-cita para korban. Kepada yang selamat, semoga segera sehat kembali," kata Bupati Suprawoto saat melepas jenazah korban meninggal untuk dipulangkan ke Semarang.
Dalam proses pemulangan Pemkab Magetan menyediakan semua armada, baik ambulans untuk korban meninggal maupun kendaraan pengganti untuk korban selamat.
Sebelumnya diberitakan, tujuh orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya mengalami luka-luka setelah sebuah bus rombongan wisatawan dari Semarang, Jawa Tengah, terguling masuk jurang sedalam 20 meter di Jalan Raya Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Bus Semeru Putra Transindo bernomor polisi H-1470-AG itu mengangkut puluhan penumpang yang hendak menuju Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan. Bus diduga mengalami kerusakan rem sehingga sopir hilang kendali saat melalui jalur turunan curam dari arah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menuju Magetan.
Adapun korban meninggal dalam kejadian tersebut masing-masing Sutarjo (56), Witri Suci (27), Kabul (62), Sukini (58), dan Sumiati (60) yang merupakan warga RT 5/ RW 2 Kelurahan Manyaran, Kota Semarang, serta Wachid (58) warga RT 11/ RW 1 di kelurahan yang sama.
Selain keenam korban tersebut, terdapat satu korban lain yang merupakan pengemudi bus nahas, yakni Mochammad Barliyan (52) yang merupakan warga Kemijen, Semarang Timur, Kota Semarang.
Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Jawa Timur AKBP Gatut Bowo mengatakan Tim TAA bertugas membantu Polres Magetan untuk melalukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan bus itu.
"Tim TAA ini dilibatkan untuk membantu Polres Magetan mengungkap penyebab kecelakaan tunggal yang mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia," kata AKBP Gatut Bowo di Magetan, Senin.
Adapun dalam olah TKP tersebut, Tim TAA menggunakan 3D scanner guna merekam kondisi jalan, kondisi kendaraan, dan TKP untuk dimasukkan dalam sistem TAA. Data tersebut dihimpun untuk mengetahui bagaimana bus bisa masuk jurang.
"Dengan rekaman 3D akan diperoleh gambaran visual kronologi dan penyebab pasti terjadinya kecelakaan. Kami sudah melakukan "scan" kondisi jalan dan kendaraannya," kata dia.
Selain itu, pihaknya bersama Dishub setempat telah melakukan pemeriksaan kelaikan bus. Mulai dari kondisi di dalam bus, mesin, hingga sistem pengereman.
Terkait status hukum pengemudi dalam kejadian tersebut, kata dia, pihaknya belum dapat berkomentar karena pemeriksaan masih berlanjut, termasuk dengan memintai keterangan para saksi.
"Hasilnya masih kami dalami dan simpulkan. Nanti akan kami sampaikan bersama-sama," tambahnya.
Sementara, Pemkab Magetan bergerak cepat dalam membantu penanganan korban kecelakaan bus masuk jurang dengan instansi terkait.
Bupati Magetan Suprawoto menyatakan biaya pengobatan korban luka, pemulangan korban meninggal dunia, dan korban luka ke Semarang ditanggung pemda setempat.
"Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Magetan dan masyarakat mengucapkan turut berdukacita atas musibah ini. Semoga ketujuh korban meninggal dunia mendapat tempat yang mulia di sisi Allah SWT. Untuk keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan dalam meneruskan cita-cita para korban. Kepada yang selamat, semoga segera sehat kembali," kata Bupati Suprawoto saat melepas jenazah korban meninggal untuk dipulangkan ke Semarang.
Dalam proses pemulangan Pemkab Magetan menyediakan semua armada, baik ambulans untuk korban meninggal maupun kendaraan pengganti untuk korban selamat.
Sebelumnya diberitakan, tujuh orang dilaporkan tewas dan belasan lainnya mengalami luka-luka setelah sebuah bus rombongan wisatawan dari Semarang, Jawa Tengah, terguling masuk jurang sedalam 20 meter di Jalan Raya Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Minggu (4/12/2022).
Bus Semeru Putra Transindo bernomor polisi H-1470-AG itu mengangkut puluhan penumpang yang hendak menuju Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan. Bus diduga mengalami kerusakan rem sehingga sopir hilang kendali saat melalui jalur turunan curam dari arah Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, menuju Magetan.
Adapun korban meninggal dalam kejadian tersebut masing-masing Sutarjo (56), Witri Suci (27), Kabul (62), Sukini (58), dan Sumiati (60) yang merupakan warga RT 5/ RW 2 Kelurahan Manyaran, Kota Semarang, serta Wachid (58) warga RT 11/ RW 1 di kelurahan yang sama.
Selain keenam korban tersebut, terdapat satu korban lain yang merupakan pengemudi bus nahas, yakni Mochammad Barliyan (52) yang merupakan warga Kemijen, Semarang Timur, Kota Semarang.