Palangka Raya (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah Doris Sylvanus Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan dapat memberi pelayanan operasi bedah jantung terbuka paling cepat pada akhir tahun 2023.
"Program peningkatan pelayanan kesehatan jantung di RS ini dengan melakukan pengembangan pelayanan berupa operasi bedah jantung terbuka yang kita targetkan akhir 2023 atau awal 2024," kata Direktur RSUD Doris Sylvanus, Yayu Indriaty di Palangka Raya, Kamis.
Yayu menjelaskan untuk bisa memberikan pelayanan operasi bedah jantung terbuka, banyak hal yang harus dilakukan, seperti melengkapi sarana prasarana serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sesuai kebutuhan, di antaranya renovasi gedung jantung lantai tiga di RSUD Doris Sylvanus, sehingga nantinya benar-benar siap digunakan untuk kegiatan bedah jantung terbuka.
Baca juga: Gubernur siap audiensi bersama pemerintah pusat bahas pemekaran Kalteng
"Mengenai peralatan penunjang juga sudah kami koordinasikan, baik dengan pusat maupun daerah. Untuk SDM, juga sudah ada yang kami fasilitasi kegiatan pendidikannya sesuai keperluan," ujarnya.
Yayu menyampaikan selama ini pihaknya juga telah melaksanakan pelayanan kesehatan berkaitan dengan jantung, namun dengan ruang lingkup terbatas sesuai kemampuan yang dimiliki.
"Pada keadaan tertentu sesuai kriteria, ada hal yang bisa dikerjakan untuk intervensi tanpa bedah, dengan kasus seperti penyempitan pembuluh darah jantung, itu sudah bisa kita lakukan. Mungkin hampir 2.500-an kasus dalam setiap tahun sejak 2016," ujarnya.
Sedangkan untuk kasus-kasus tertentu memerlukan pelayanan lebih mendalam dengan standar tertentu, seperti kegiatan bedah jantung terbuka, masih belum bisa dilakukan.
Baca juga: Kemenag Kalteng cegah aktivitas politik di tempat ibadah
"Kita tahu kelainan jantung cukup banyak, bisa dideteksi sejak bayi ataupun pada orang dewasa. Inilah yang selalu kita rujuk selama ini, kita tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena keterbatasan, itulah yang kita kejar," ucapnya.
Dia mengatakan upaya untuk bisa melakukan pelayanan bedah jantung terbuka merupakan salah satu keseriusan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan jantung. Juga implementasi dari transformasi pelayanan kesehatan yang dicanangkan pemerintah.
Baca juga: Inflasi Kalteng turun, tak lagi di peringkat dua nasional
"Program peningkatan pelayanan kesehatan jantung di RS ini dengan melakukan pengembangan pelayanan berupa operasi bedah jantung terbuka yang kita targetkan akhir 2023 atau awal 2024," kata Direktur RSUD Doris Sylvanus, Yayu Indriaty di Palangka Raya, Kamis.
Yayu menjelaskan untuk bisa memberikan pelayanan operasi bedah jantung terbuka, banyak hal yang harus dilakukan, seperti melengkapi sarana prasarana serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia sesuai kebutuhan, di antaranya renovasi gedung jantung lantai tiga di RSUD Doris Sylvanus, sehingga nantinya benar-benar siap digunakan untuk kegiatan bedah jantung terbuka.
Baca juga: Gubernur siap audiensi bersama pemerintah pusat bahas pemekaran Kalteng
"Mengenai peralatan penunjang juga sudah kami koordinasikan, baik dengan pusat maupun daerah. Untuk SDM, juga sudah ada yang kami fasilitasi kegiatan pendidikannya sesuai keperluan," ujarnya.
Yayu menyampaikan selama ini pihaknya juga telah melaksanakan pelayanan kesehatan berkaitan dengan jantung, namun dengan ruang lingkup terbatas sesuai kemampuan yang dimiliki.
"Pada keadaan tertentu sesuai kriteria, ada hal yang bisa dikerjakan untuk intervensi tanpa bedah, dengan kasus seperti penyempitan pembuluh darah jantung, itu sudah bisa kita lakukan. Mungkin hampir 2.500-an kasus dalam setiap tahun sejak 2016," ujarnya.
Sedangkan untuk kasus-kasus tertentu memerlukan pelayanan lebih mendalam dengan standar tertentu, seperti kegiatan bedah jantung terbuka, masih belum bisa dilakukan.
Baca juga: Kemenag Kalteng cegah aktivitas politik di tempat ibadah
"Kita tahu kelainan jantung cukup banyak, bisa dideteksi sejak bayi ataupun pada orang dewasa. Inilah yang selalu kita rujuk selama ini, kita tidak bisa melakukan kegiatan tersebut, karena keterbatasan, itulah yang kita kejar," ucapnya.
Dia mengatakan upaya untuk bisa melakukan pelayanan bedah jantung terbuka merupakan salah satu keseriusan pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan jantung. Juga implementasi dari transformasi pelayanan kesehatan yang dicanangkan pemerintah.
Baca juga: Inflasi Kalteng turun, tak lagi di peringkat dua nasional