Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Selatan menjelaskan penyebab kebakaran lahan sekitar lima hektare di Danau Malawen, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Barito Selatan, Suwono mengatakan danau itu sudah surut sebab memasuki musim kemarau dan rumput-rumputnya kering, sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran.
"Sekitar tiga jam tepatnya pukul 17.30 api susah bisa kami padamkan karena dibantu turunnya hujan sangat lebat yang mempercepat proses pemadaman," ujarnya dalam Teropong Bencana BNPB yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Suwono menuturkan kebakaran itu kemungkinan terjadi karena kelalaian masyarakat yang mencari ikan di kawasan tersebut.
BPBD Barito Selatan menyatakan peristiwa kebakaran itu terjadi pada Selasa (17/1), diawali laporan dari masyarakat setempat bahwa terjadi kebakaran hutan berupa lahan gambut. Danau itu berjarak sekitar lima kilometer dari kota.
"Tidak ada kerugian material karena itu lahan terbuka. Kami menjaga agar api tidak menyebar ke pemukiman," kata Suwono.
Pada Rabu pagi (18/1), BPBD Barito Selatan telah melakukan pendinginan di lokasi danau terbakar seiring masih ditemukan asap yang keluar dari lahan yang terbakar.
Suwono mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat yang siaga dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk berhati-hati menggunakan api, terkhusus penduduk yang hobi memancing ikan agar tidak sembarangan membuang puntung rokok.
Ia menuturkan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kebakaran tersebut.
"Wilayah Barito Selatan 40 persen, di antaranya merupakan daerah rawan bencana berupa gambut dan rawa," pungkas Suwono.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Barito Selatan, Suwono mengatakan danau itu sudah surut sebab memasuki musim kemarau dan rumput-rumputnya kering, sehingga menyebabkan terjadinya kebakaran.
"Sekitar tiga jam tepatnya pukul 17.30 api susah bisa kami padamkan karena dibantu turunnya hujan sangat lebat yang mempercepat proses pemadaman," ujarnya dalam Teropong Bencana BNPB yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Suwono menuturkan kebakaran itu kemungkinan terjadi karena kelalaian masyarakat yang mencari ikan di kawasan tersebut.
BPBD Barito Selatan menyatakan peristiwa kebakaran itu terjadi pada Selasa (17/1), diawali laporan dari masyarakat setempat bahwa terjadi kebakaran hutan berupa lahan gambut. Danau itu berjarak sekitar lima kilometer dari kota.
"Tidak ada kerugian material karena itu lahan terbuka. Kami menjaga agar api tidak menyebar ke pemukiman," kata Suwono.
Pada Rabu pagi (18/1), BPBD Barito Selatan telah melakukan pendinginan di lokasi danau terbakar seiring masih ditemukan asap yang keluar dari lahan yang terbakar.
Suwono mengatakan pihaknya sudah menyiapkan tim reaksi cepat yang siaga dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk berhati-hati menggunakan api, terkhusus penduduk yang hobi memancing ikan agar tidak sembarangan membuang puntung rokok.
Ia menuturkan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kebakaran tersebut.
"Wilayah Barito Selatan 40 persen, di antaranya merupakan daerah rawan bencana berupa gambut dan rawa," pungkas Suwono.