Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menitipkan kepada jajaran fungsionaris dan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk menjaga stabilitas politik dan keamanan tetap kondusif menjelang Pemilu 2024 agar tidak mengganggu situasi perekonomian nasional.
Presiden menyampaikan hal itu saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-50 PPP di ICE BSD City, Tangerang, Jumat.
Presiden mengingatkan bahwa hanya ada waktu 1 tahun sebelum Pemilu 2024, mengingat jadwal hari-H pemungutan suara pada tanggal 14 Februari tahun depan.
"Saya hanya titip kita semuanya untuk menjaga stabilitas politik, stabilitas keamanan, karena ini untuk saat ini sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Kita diancam oleh risiko-risiko kegentingan global yang sulit dihitung, yang sulit diprediksi, dan sangat sulit dikalkulasi," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.
Presiden bahkan sempat mengoreksi pernyataan Plt. Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono berkenaan dengan jumlah negara yang saat ini menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
"Tadi Bapak Ketua Umum sudah menyampaikan bahwa yang masuk ke pasien IMF itu 16 negara, itu tahun kemarin, Bapak Ketua. Saya baru saja mendapatkan informasi yang terakhir yang masuk menjadi pasien IMF itu sudah 47 negara," ujar Jokowi.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia sempat berada di posisi serupa sebagai negara penerima bantuan IMF ketika terjebak krisis ekonomi pada tahun 1997/1998.
Kepala Negara menegaskan bahwa hal itu tidak boleh terjadi lagi. Oleh karena itu, ia meminta jajaran fungsionaris dan kader PPP untuk berperan aktif menjaga situasi ekonomi nasional.
"Jangan sampai situasi ekonomi yang baik terganggu gara-gara perhelatan pemilu tahun depan, pilkada tahun depan. Ini yang harus kita jaga bersama-sama. Kita tidak mau masuk lagi menjadi pasien IMF," ujar Jokowi.
Di sisi lain, Presiden juga mengingatkan Indonesia memperoleh capaian positif yang patut disyukuri lewat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31 persen pada tahun 2022.
Capaian itu membuat Indonesia berada di posisi dua besar pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara anggota G20.
"Yang dahulunya kita kalah dengan Tiongkok, Korea, dan Jepang, sekarang ini kita lebih baik dari mereka, lebih baik dari Tiongkok, lebih baik daripada Amerika (Serikat), lebih baik dari Uni Eropa, ini yang patut kita syukuri," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden menegaskan bahwa segenap pihak harus senantiasa menjaga kondusivitas, keamanan, dan stabilitas politik agar pertumbuhan ekonomi ini tidak terganggu.
"Kehidupan rakyat juga tidak terganggu karena perhelatan politik yang ingin kita lakukan pada tahun 2024," pungkas Jokowi.
Turut mendampingi Presiden saat menghadiri peringatan Harlah Ke-50 PPP, yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Presiden menyampaikan hal itu saat menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-50 PPP di ICE BSD City, Tangerang, Jumat.
Presiden mengingatkan bahwa hanya ada waktu 1 tahun sebelum Pemilu 2024, mengingat jadwal hari-H pemungutan suara pada tanggal 14 Februari tahun depan.
"Saya hanya titip kita semuanya untuk menjaga stabilitas politik, stabilitas keamanan, karena ini untuk saat ini sangat penting dan sangat diperlukan sekali. Kita diancam oleh risiko-risiko kegentingan global yang sulit dihitung, yang sulit diprediksi, dan sangat sulit dikalkulasi," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan pada acara tersebut.
Presiden bahkan sempat mengoreksi pernyataan Plt. Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono berkenaan dengan jumlah negara yang saat ini menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
"Tadi Bapak Ketua Umum sudah menyampaikan bahwa yang masuk ke pasien IMF itu 16 negara, itu tahun kemarin, Bapak Ketua. Saya baru saja mendapatkan informasi yang terakhir yang masuk menjadi pasien IMF itu sudah 47 negara," ujar Jokowi.
Presiden mengingatkan bahwa Indonesia sempat berada di posisi serupa sebagai negara penerima bantuan IMF ketika terjebak krisis ekonomi pada tahun 1997/1998.
Kepala Negara menegaskan bahwa hal itu tidak boleh terjadi lagi. Oleh karena itu, ia meminta jajaran fungsionaris dan kader PPP untuk berperan aktif menjaga situasi ekonomi nasional.
"Jangan sampai situasi ekonomi yang baik terganggu gara-gara perhelatan pemilu tahun depan, pilkada tahun depan. Ini yang harus kita jaga bersama-sama. Kita tidak mau masuk lagi menjadi pasien IMF," ujar Jokowi.
Di sisi lain, Presiden juga mengingatkan Indonesia memperoleh capaian positif yang patut disyukuri lewat pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,31 persen pada tahun 2022.
Capaian itu membuat Indonesia berada di posisi dua besar pertumbuhan ekonomi di antara negara-negara anggota G20.
"Yang dahulunya kita kalah dengan Tiongkok, Korea, dan Jepang, sekarang ini kita lebih baik dari mereka, lebih baik dari Tiongkok, lebih baik daripada Amerika (Serikat), lebih baik dari Uni Eropa, ini yang patut kita syukuri," kata Jokowi.
Oleh karena itu, Presiden menegaskan bahwa segenap pihak harus senantiasa menjaga kondusivitas, keamanan, dan stabilitas politik agar pertumbuhan ekonomi ini tidak terganggu.
"Kehidupan rakyat juga tidak terganggu karena perhelatan politik yang ingin kita lakukan pada tahun 2024," pungkas Jokowi.
Turut mendampingi Presiden saat menghadiri peringatan Harlah Ke-50 PPP, yakni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.