Sampit (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah belum memastikan penyebab keracunan massal yang merenggut korban jiwa di Sampit, namun hasil pemeriksaan awal ditemukan ada bakteri Escherichia coli atau E. coli pada kue yang disantap para korban.
"Kami mengambil sampel 28 dan 29
Maret. Hasil sementara, ditemukan ada E. coli di kue tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, Umar Kaderi di Sampit, Sabtu.
Escherichia coli atau E. coli adalah salah satu jenis bakteri. Beberapa jenis bakteri E. coli juga menyebabkan terjadinya penyakit (patogen), misalnya menyebabkan diare, infeksi saluran kemih (ISK), gangguan pernapasan dan beberapa gangguan lainnya.
Meski menyatakan hasil pemeriksaan awal menemukan adanya bakteri, Dinas Kesehatan belum menyimpulkan lebih lanjut. Menurut Umar, perlu pemeriksaan lainnya untuk memastikan penyebab keracunan tersebut.
"Kami sudah lapor ke Balai POM. Hari ini mereka datang untuk melakukan pemeriksaan lebih intensif karena itu memang kewenangan mereka," timpal Umar.
Hasil penelusuran Dinas Kesehatan, semua pasien tersebut mengaku mengonsumsi kue Ipau yang mereka beli di tempat yang sama, yaitu salah satu tempat penjualan kue khas Ramadhan di Kelurahan Baamang Hilir Kecamatan Baamang.
Baca juga: Korban keracunan kue jadi 40 orang, Pemkab Kotim tanggung pengobatan
Hingga Sabtu pagi, jumlah warga yang diduga keracunan setelah menyantap kue Ipau itu tercatat menjadi 40 orang. Satu orang di antaranya meninggal dunia.
Pasien meninggal tersebut pria dewasa, sempat dirawat oleh pihak keluarga di rumah. Saat tiba di rumah sakit, pasien tersebut dinyatakan meninggal dunia.
"Pasien yang meninggal itu ada satu orang tapi informasinya ada komplikasi penyakit lain, mungkin karena terlalu banyak muntahnya dan terlalu banyak diare sehingga yang bersangkutan tidak tertolong," ujar Umar usai mendampingi Bupati Halikinnor membesuk korban keracunan yang dirawat di RSUD dr Murjani Sampit.
Secara umum, kata Umar, kondisi korban keracunan yang dirawat di rumah sakit terus membaik. Meski begitu, Dinas Kesehatan dan RSUD dr Murjani Sampit terus berkoordinasi, termasuk mengantisipasi kemungkinan terus bertambahnya jumlah pasien yang dirujuk.
"Kami juga sudah mengarahkan seluruh puskesmas untuk mendata di lingkungan mereka masing-masing. Jika ada yang menderita gejala keracunan, segera tangani dan dilaporkan kepada kami sehingga kita bisa memantau kondisi secara umum," demikian Umar Kaderi.
Baca juga: Mengulik kue Ipau yang sedang viral di Sampit
Baca juga: Dinkes Kotim periksa sampel kue diduga penyebab korban jiwa
Baca juga: Sejumlah warga Sampit diduga keracunan kue khas Ramadhan