Sampit (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah segera mengkaji regulasi pemberian bantuan bagi korban kebakaran agar lebih mudah dan memadai.
"Makanya saya sudah minta SOPD (satuan organisasi perangkat daerah) terkait agar ke depan kita bisa membantu dalam waktu segera dan dengan jumlah yang memadai. Misalnya mereka bisa cepat membeli kayu, seng dan lainnya sehingga bisa mendirikan bangunan, walaupun sederhana," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Jumat.
Hal itu diungkapkannya saat menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Gang Madangkara Jalan Baamang I Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang. Kebakaran yang terjadi di lokasi ini pada Kamis (13/4) siang menghanguskan tujuh rumah dan satu rumah lainnya terdampak.
Bantuan yang diberikan berupa bahan pangan, peralatan rumah tangga dan pakaian. BPBD, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan diminta terus memantau kondisi korban kebakaran. Jangan sampai mereka sakit dan jangan sampai pula bahan pangannya kurang.
Terkait penyediaan bantuan untuk kebakaran, ini menjadi perhatian serius Halikinnor. Dia bahkan langsung mendiskusikan masalah itu dengan Wakil Bupati Irawati, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Multazam, Kepala Dinas Sosial Wiyono dan pejabat lainnya yang hadir.
Halikinnor menyebut, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp5 miliar. Anggaran itu bisa digunakan untuk situasi bencana atau peristiwa besar, namun harus melalui prosedur cukup panjang.
Selain itu, menurutnya nilai bantuan juga perlu ditambah agar benar-benar dapat membantu korban kebakaran dalam situasi darurat yang dihadapi pascamusibah yang mereka alami.
Baca juga: Bupati Kotim puji sekolah tanamkan jiwa sosial sejak dini
"Makanya perlu regulasi. Bantuan yang ada saat ini hanya Rp10 juta dan tahapannya pun cukup panjang. Makanya akan kita kaji aturannya. Kita tidak menghendaki terjadi bencana kebakaran, tetapi kita juga harus siaga dan sigap mengantisipasi ini," jelas Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, dirinya sangat prihatin karena kebakaran semakin terjadi di daerah ini. Sepanjang April 2023 ini sudah terjadi empat kali musibah kebakaran di Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
"Tidak tahu apakah akibat kompor, korsleting listrik atau penyebab lain. Intinya ini adalah musibah yang menimpa warga kita. Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur prihatin dan sedih atas musibah ini," timpalnya.
Menurutnya, masyarakat juga perlu terus diedukasi dan diingatkan agar berhati-hati terhadap api. Kebakaran tidak mesti terjadi saat kemarau, tetapi saat hujan pun musibah itu bisa terjadi.
Persiapan menghadapi Lebaran juga jangan membuat lalai mengunci rumah dan mematikan api kompor serta peralatan elektronik untuk menghindari bahaya kebakaran. Jaringan listrik yang sudah tua juga perlu diwaspadai.
"Mudah-mudahan musibah ini ada hikmahnya. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita, terutama dalam hal penataan tata ruang kita, seperti kondisi gang yang harus bisa dimasuki mobil sehingga jika terjadi kebakaran maka mobil pemadam bisa masuk," demikian Halikinnor.
Baca juga: 19.362 keluarga di Kotim terima bantuan beras
Baca juga: Pantauan Satgas Pangan Kalteng di Sampit, harga stabil dan stok aman
Baca juga: DPRD Kotim berharap Kemenhub bantu perpanjangan landasan bandara Sampit
"Makanya saya sudah minta SOPD (satuan organisasi perangkat daerah) terkait agar ke depan kita bisa membantu dalam waktu segera dan dengan jumlah yang memadai. Misalnya mereka bisa cepat membeli kayu, seng dan lainnya sehingga bisa mendirikan bangunan, walaupun sederhana," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Jumat.
Hal itu diungkapkannya saat menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran di Gang Madangkara Jalan Baamang I Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang. Kebakaran yang terjadi di lokasi ini pada Kamis (13/4) siang menghanguskan tujuh rumah dan satu rumah lainnya terdampak.
Bantuan yang diberikan berupa bahan pangan, peralatan rumah tangga dan pakaian. BPBD, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan diminta terus memantau kondisi korban kebakaran. Jangan sampai mereka sakit dan jangan sampai pula bahan pangannya kurang.
Terkait penyediaan bantuan untuk kebakaran, ini menjadi perhatian serius Halikinnor. Dia bahkan langsung mendiskusikan masalah itu dengan Wakil Bupati Irawati, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Multazam, Kepala Dinas Sosial Wiyono dan pejabat lainnya yang hadir.
Halikinnor menyebut, Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur memiliki anggaran belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp5 miliar. Anggaran itu bisa digunakan untuk situasi bencana atau peristiwa besar, namun harus melalui prosedur cukup panjang.
Selain itu, menurutnya nilai bantuan juga perlu ditambah agar benar-benar dapat membantu korban kebakaran dalam situasi darurat yang dihadapi pascamusibah yang mereka alami.
Baca juga: Bupati Kotim puji sekolah tanamkan jiwa sosial sejak dini
"Makanya perlu regulasi. Bantuan yang ada saat ini hanya Rp10 juta dan tahapannya pun cukup panjang. Makanya akan kita kaji aturannya. Kita tidak menghendaki terjadi bencana kebakaran, tetapi kita juga harus siaga dan sigap mengantisipasi ini," jelas Halikinnor.
Halikinnor menambahkan, dirinya sangat prihatin karena kebakaran semakin terjadi di daerah ini. Sepanjang April 2023 ini sudah terjadi empat kali musibah kebakaran di Sampit yang meliputi Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang.
"Tidak tahu apakah akibat kompor, korsleting listrik atau penyebab lain. Intinya ini adalah musibah yang menimpa warga kita. Saya atas nama Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur prihatin dan sedih atas musibah ini," timpalnya.
Menurutnya, masyarakat juga perlu terus diedukasi dan diingatkan agar berhati-hati terhadap api. Kebakaran tidak mesti terjadi saat kemarau, tetapi saat hujan pun musibah itu bisa terjadi.
Persiapan menghadapi Lebaran juga jangan membuat lalai mengunci rumah dan mematikan api kompor serta peralatan elektronik untuk menghindari bahaya kebakaran. Jaringan listrik yang sudah tua juga perlu diwaspadai.
"Mudah-mudahan musibah ini ada hikmahnya. Ini juga menjadi pembelajaran bagi kita, terutama dalam hal penataan tata ruang kita, seperti kondisi gang yang harus bisa dimasuki mobil sehingga jika terjadi kebakaran maka mobil pemadam bisa masuk," demikian Halikinnor.
Baca juga: 19.362 keluarga di Kotim terima bantuan beras
Baca juga: Pantauan Satgas Pangan Kalteng di Sampit, harga stabil dan stok aman
Baca juga: DPRD Kotim berharap Kemenhub bantu perpanjangan landasan bandara Sampit