Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo mengakui bahwa dirinya memang tidak mengundang Partai Nasdem dalam pertemuan silaturahim partai-partai politik koalisi pengusung Pemerintah pada Selasa (2/5).

Menurut Jokowi hal itu dilakukannya karena Nasdem saat ini sudah memiliki gabungan koalisi sendiri untuk Pemilu 2024 yang berbeda dengan parpol-parpol yang kemarin hadir.

"Nasdem itu, ya kita harus bicara apa adanya, kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin berkumpul itu kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain," katanya kepada awak media di Mal Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis.

Jokowi merujuk kepada Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang dideklarasikan oleh Nasdem, PKS, bersama Partai Demokrat pada 25 Maret 2023.

Atas pertimbangan tersebut, Jokowi tidak mengundang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pertemuan tersebut, demi memberi kesempatan petinggi parpol yang hadir untuk membicarakan strategi besar lebih terbuka.

"Mestinya ini (parpol yang berkumpul) kan memiliki strategi besarnya apa. Ya masak yang di sini tahu strateginya, kan mestinya ndak seperti itu," ujarnya.

Sebelumnya, pada Selasa (2/5) malam. Presiden Jokowi mengundang jajaran petinggi parpol koalisi melakukan pertemuan di Istana Merdeka.

Hadir dalam pertemuan tersebut adalah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Plt. Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Sebelum Jokowi mengakui bahwa dirinya memang tidak mengundang Surya Paloh, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Johnny G. Plate pada Kamis siang menjelaskan bahwa ketua umum partai-nya itu tengah berada di luar negeri ketika pertemuan partai koalisi pemerintah dilakukan sehingga tidak hadir.

"Pak Surya Paloh di luar negeri, baru sampai kemarin siang, baru balik," kata Plate kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.

Kendati demikian, Johnny mengaku tidak tahu apakah Surya Paloh diundang oleh Presiden Jokowi dalam pertemuan itu.

Menurut Johnny, dia sendiri pada saat pertemuan dilangsungkan tengah berada di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, untuk melakukan pengecekan kesiapan KTT Ke-42 ASEAN.

Pertemuan tersebut dilakukan di tengah situasi politik yang kian menghangat jelang Pemilu 2024 setelah PDI Perjuangan mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden. PPP kemudian menyusul memutuskan mengusung Ganjar.

Ganjar Pranowo merupakan salah satu figur politik yang memiliki elektabilitas tinggi dari berbagai survei. Selain Ganjar, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga telah dideklarasikan sebagai bakal calon presiden oleh Koalisi Perubahan yang beranggotakan Partai Demokat, PKS dan Partai Nasdem.

Figur lainnya yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto, yang partai-nya menjalin koalisi Kebangkitan Indonesia Raya dengan PKB.

Sementara, Golkar, PAN dan PPP membentuk Koalisi Indonesia Bersatu.

Pewarta : Gilang Galiartha
Uploader : Ronny
Copyright © ANTARA 2024