Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah dr Pande Putu Gina mengungkapkan pihaknya masih terus berupaya memenuhi kekurangan tenaga dokter di Puskesmas agar pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat bisa berjalan dengan maksimal.
“Berdasarkan kalkulasi dari bagian sumber daya kesehatan di Dinas Kesehatan bahwa masih kekurangan sebanyak enam dokter sesuai dengan perhitungan standar kebutuhan minimal,” kata Pande di Pulang Pisau, Senin.
Dijelaskannya, jumlah dokter untuk masing-masing Puskesmas idealnya sebanyak dua orang dengan spesifikasi bisa melayani kebutuhan kesehatan primer masyarakat. Saat ini masih ada Puskesmas yang baru memiliki satu orang dokter.
Untuk pemenuhan kekurangan dokter ini, sebelumnya ada tiga upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan setempat. Pertama, dari bantuan pemerintah pusat melalui program dokter internship yang sifatnya ditempatkan pada Puskesmas tertentu yang dokter pembimbingnya telah mendapat pelatihan.
“Sebelumnya ada enam dokter melalui program internship yang ditempatkan di Kabupaten Pulang Pisau, yakni tiga dokter di Puskesmas, dan tiga dokter lagi ditempatkan di RSUD Pulang Pisau,” paparnya.
Menurut Pande, bantuan tenaga dokter melalui program setiap tahun ini cukup membantu. Setiap enam bulan tiga tenaga dokter ini bertukar tempat tugas kembali.
Kedua, pemenuhan kekurangan tenaga dokter dilakukan melalui usulan program Nusantara Sehat yang penempatan tugas diantaranya Puskesmas Sebangau dan Puskesmas Tahai. Dalam program ini Kabupaten Pulang Pisau mendapat tambahan enam dokter, termasuk dokter gigi sehingga keberadaan dokter gigi sudah lengkap tersebar di setiap Puskesamas.
Baca juga: Bawaslu Pulang Pisau ingatkan ASN agar tak terlibat politik praktis
Ketiga, lanjut Pande, upaya pemenuhan tenaga dokter dan tenaga medis dilakukan melalui penerimaan CPNS maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Dinas Kesehatan telah membuat formasi tersebut yang diusulkan kepada pemerintah setempat.
Terkait dengan perbedaan dokter program internship dan Nusantara Sehat, Pande mengungkapkan untuk dokter internship ditempatkan satu tahun, sedangkan bantuan dokter dari program Nusantara Sehat ditempatkan selama dua tahun yang gajinya melalui Kementerian Kesehatan.
Penempatan dokter ini, papar dia, tidak terlepas dari usulan Dinas Kesehatan setempat dan juga berdasarkan sistem informasi sumber daya kesehatan yang selalu di update perkembangannya.
“Namun, apabila program ini tidak ada lagi atau diperpanjang atau pindah tentu bisa terjadi kekosongan tenaga dokter yang signifikan sehingga kita masih membutuhkan tenaga dokter yang bisa menetap bertugas di Puskesmas,” ucapnya.
Tantangan lain, kata Pande, dengan peralatan di masing-masing Puskesmas yang sudah cukup canggih, maka para dokter dituntut harus bisa dalam pengoperasionalan peralatan seperti Ultrasonografi (USG) untuk pelayanan deteksi dini ibu hamil. Bantuan peralatan USG yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan ini berjumlah 12 unit sehingga lengkap ada di setiap Puskesmas.
“Tenaga dokter spesialis kita persiapkan untuk melatih para dokter umum di masing-masing Puskesmas agar bisa mengoperasionalkan alat tersebut,” demikian Pande.
Baca juga: Legislator Kalteng minta pemprov bantu optimalkan perbaikan jalan di Pulpis
Baca juga: Orang utan mulai masuk ke perkebunan milik warga di Pulang Pisau
Baca juga: Empat parpol mulai ajukan bacaleg ke KPU Pulang Pisau
“Berdasarkan kalkulasi dari bagian sumber daya kesehatan di Dinas Kesehatan bahwa masih kekurangan sebanyak enam dokter sesuai dengan perhitungan standar kebutuhan minimal,” kata Pande di Pulang Pisau, Senin.
Dijelaskannya, jumlah dokter untuk masing-masing Puskesmas idealnya sebanyak dua orang dengan spesifikasi bisa melayani kebutuhan kesehatan primer masyarakat. Saat ini masih ada Puskesmas yang baru memiliki satu orang dokter.
Untuk pemenuhan kekurangan dokter ini, sebelumnya ada tiga upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan setempat. Pertama, dari bantuan pemerintah pusat melalui program dokter internship yang sifatnya ditempatkan pada Puskesmas tertentu yang dokter pembimbingnya telah mendapat pelatihan.
“Sebelumnya ada enam dokter melalui program internship yang ditempatkan di Kabupaten Pulang Pisau, yakni tiga dokter di Puskesmas, dan tiga dokter lagi ditempatkan di RSUD Pulang Pisau,” paparnya.
Menurut Pande, bantuan tenaga dokter melalui program setiap tahun ini cukup membantu. Setiap enam bulan tiga tenaga dokter ini bertukar tempat tugas kembali.
Kedua, pemenuhan kekurangan tenaga dokter dilakukan melalui usulan program Nusantara Sehat yang penempatan tugas diantaranya Puskesmas Sebangau dan Puskesmas Tahai. Dalam program ini Kabupaten Pulang Pisau mendapat tambahan enam dokter, termasuk dokter gigi sehingga keberadaan dokter gigi sudah lengkap tersebar di setiap Puskesamas.
Baca juga: Bawaslu Pulang Pisau ingatkan ASN agar tak terlibat politik praktis
Ketiga, lanjut Pande, upaya pemenuhan tenaga dokter dan tenaga medis dilakukan melalui penerimaan CPNS maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Dinas Kesehatan telah membuat formasi tersebut yang diusulkan kepada pemerintah setempat.
Terkait dengan perbedaan dokter program internship dan Nusantara Sehat, Pande mengungkapkan untuk dokter internship ditempatkan satu tahun, sedangkan bantuan dokter dari program Nusantara Sehat ditempatkan selama dua tahun yang gajinya melalui Kementerian Kesehatan.
Penempatan dokter ini, papar dia, tidak terlepas dari usulan Dinas Kesehatan setempat dan juga berdasarkan sistem informasi sumber daya kesehatan yang selalu di update perkembangannya.
“Namun, apabila program ini tidak ada lagi atau diperpanjang atau pindah tentu bisa terjadi kekosongan tenaga dokter yang signifikan sehingga kita masih membutuhkan tenaga dokter yang bisa menetap bertugas di Puskesmas,” ucapnya.
Tantangan lain, kata Pande, dengan peralatan di masing-masing Puskesmas yang sudah cukup canggih, maka para dokter dituntut harus bisa dalam pengoperasionalan peralatan seperti Ultrasonografi (USG) untuk pelayanan deteksi dini ibu hamil. Bantuan peralatan USG yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan ini berjumlah 12 unit sehingga lengkap ada di setiap Puskesmas.
“Tenaga dokter spesialis kita persiapkan untuk melatih para dokter umum di masing-masing Puskesmas agar bisa mengoperasionalkan alat tersebut,” demikian Pande.
Baca juga: Legislator Kalteng minta pemprov bantu optimalkan perbaikan jalan di Pulpis
Baca juga: Orang utan mulai masuk ke perkebunan milik warga di Pulang Pisau
Baca juga: Empat parpol mulai ajukan bacaleg ke KPU Pulang Pisau