Palangka Raya (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mengatakan, Ekspedisi Rupiah Susur Sungai yang diinisiasi Bank Indonesia (BI) menjadi sarana strategis dalam mengedukasi masyarakat untuk mengenal rupiah secara lebih dalam melalui konsep 'Cinta Bangga Paham Rupiah'.
"Dengan begitu, masyarakat Kalteng mampu mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, serta menjaganya dari kejahatan uang palsu," kata Gubernur Kalteng, sebagaimana disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko, di Palangka Raya, Selasa.
Hal itu dia sampaikan usai melepas Tim Kas Keliling Ekspedisi Rupiah Susur Sungai BI, di Dermaga Flamboyan Bawah, Kota Palangka Raya.
“Kita harus menanamkan rasa bangga terhadap rupiah, sebab rupiah menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia,” katanya pula.
Pemprov setempat senantiasa mendukung ragam program yang dilaksanakan BI, termasuk ekspedisi kali ini guna memastikan ketersediaan uang rupiah berkualitas dan layak edar khususnya bagi masyarakat yang berada di pinggiran Sungai Kahayan hingga Sungai Kapuas, Kalteng.
Baca juga: Pemprov Kalteng lengkapi perpustakaan dengan sarpras layanan kelompok rentan
"Kegiatan seperti ini kami harap bisa dilaksanakan setiap tahun, sehingga tidak ada lagi masyarakat Kalimantan Tengah yang menyimpan uang rupiah tidak layak edar dan tidak mengenal ciri keaslian uang rupiah," katanya menegaskan.
Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh mengatakan, BI memiliki Program Kerja Layanan Kas Keliling Susur Sungai yang dikemas sebagai Ekspedisi Rupiah Susur Sungai.
Ekspedisi ini merupakan salah satu bentuk layanan penukaran uang rupiah oleh BI kepada masyarakat yang berada di pinggiran sungai, dengan lokasi atau tempat tinggal masyarakat tersebut hanya bisa diakses menggunakan transportasi perahu/kapal motor.
"Kami bersinergi dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Provinsi Kalimantan Selatan dan berkomitmen penuh melalui kegiatan ini, dapat menjangkau masyarakat lebih dalam untuk pemenuhan kebutuhan uang kartal. Kami rasa kegiatan ini sangat efektif dalam menarik uang lusuh yang beredar (clean money policy),” ujarnya pula.
Layanan penukaran uang ini dilaksanakan di lima lokasi di pinggiran Sungai Kahayan sampai dengan Sungai Kapuas, meliputi Desa Danau Tundai, Desa Tanjung Taruna, Desa Simpur, Kecamatan Mandomai, dan Kecamatan Danau Mare.
Baca juga: Berikut jadwal dan mekanisme PPDB SMA dan SMK di Kalteng
Baca juga: Disperpusip Kalteng: Perpustakaan jadi pusat aktivitas masyarakat dalam pembelajaran
Baca juga: Jaga stabilisasi harga beras, Pemprov-Bulog salurkan delapan ton beras subsidi di Palangka Raya
"Dengan begitu, masyarakat Kalteng mampu mengenal karakteristik dan desain rupiah, memperlakukan rupiah secara tepat, serta menjaganya dari kejahatan uang palsu," kata Gubernur Kalteng, sebagaimana disampaikan Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Yuas Elko, di Palangka Raya, Selasa.
Hal itu dia sampaikan usai melepas Tim Kas Keliling Ekspedisi Rupiah Susur Sungai BI, di Dermaga Flamboyan Bawah, Kota Palangka Raya.
“Kita harus menanamkan rasa bangga terhadap rupiah, sebab rupiah menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia,” katanya pula.
Pemprov setempat senantiasa mendukung ragam program yang dilaksanakan BI, termasuk ekspedisi kali ini guna memastikan ketersediaan uang rupiah berkualitas dan layak edar khususnya bagi masyarakat yang berada di pinggiran Sungai Kahayan hingga Sungai Kapuas, Kalteng.
Baca juga: Pemprov Kalteng lengkapi perpustakaan dengan sarpras layanan kelompok rentan
"Kegiatan seperti ini kami harap bisa dilaksanakan setiap tahun, sehingga tidak ada lagi masyarakat Kalimantan Tengah yang menyimpan uang rupiah tidak layak edar dan tidak mengenal ciri keaslian uang rupiah," katanya menegaskan.
Kepala Perwakilan BI Kalteng Taufik Saleh mengatakan, BI memiliki Program Kerja Layanan Kas Keliling Susur Sungai yang dikemas sebagai Ekspedisi Rupiah Susur Sungai.
Ekspedisi ini merupakan salah satu bentuk layanan penukaran uang rupiah oleh BI kepada masyarakat yang berada di pinggiran sungai, dengan lokasi atau tempat tinggal masyarakat tersebut hanya bisa diakses menggunakan transportasi perahu/kapal motor.
"Kami bersinergi dengan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Provinsi Kalimantan Selatan dan berkomitmen penuh melalui kegiatan ini, dapat menjangkau masyarakat lebih dalam untuk pemenuhan kebutuhan uang kartal. Kami rasa kegiatan ini sangat efektif dalam menarik uang lusuh yang beredar (clean money policy),” ujarnya pula.
Layanan penukaran uang ini dilaksanakan di lima lokasi di pinggiran Sungai Kahayan sampai dengan Sungai Kapuas, meliputi Desa Danau Tundai, Desa Tanjung Taruna, Desa Simpur, Kecamatan Mandomai, dan Kecamatan Danau Mare.
Baca juga: Berikut jadwal dan mekanisme PPDB SMA dan SMK di Kalteng
Baca juga: Disperpusip Kalteng: Perpustakaan jadi pusat aktivitas masyarakat dalam pembelajaran
Baca juga: Jaga stabilisasi harga beras, Pemprov-Bulog salurkan delapan ton beras subsidi di Palangka Raya