TAR dianggap pemicu utama penyakit terkait merokok

Senin, 15 Mei 2023 11:55 WIB

Jakarta (ANTARA) - TAR (Total Aerosol Residue) disebut sebagai pemicu utama penyakit terkait merokok karena dianggap bersifat karsinogenik.

"Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama, TAR dapat menyebabkan kanker," kata peneliti dari Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB) Mohammad Khotib dalam siaran pers pada Senin, mengacu pada data National Cancer Institute Amerika Serikat, ada sekitar tujuh ribu senyawa kimia yang ada di dalam asap rokok, dua ribu di antaranya terdapat pada TAR.

Senyawa yang bersifat karsinogenik tersebut dapat memicu kanker dan meningkatkan risiko berbagai penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok, katanya.

Baca juga: China larang penjualan rokok elektrik dengan rasa buah

"Asap rokok adalah komponen yang berbahaya dalam aktivitas merokok karena mengandung senyawa kimia yang sifatnya karsinogenik, seperti TAR," kata dia.

Sementara nikotin secara alami terdapat pada tembakau. Senyawa tersebut masuk ke dalam golongan alkaloid. Selain tembakau, nikotin juga ditemukan pada tanaman seperti kentang, kentang, terong, dan tomat dengan konsentrasi yang lebih rendah.

"Nikotin adalah senyawa tunggal. Nikotin cenderung membuat adiksi sehingga menimbulkan ketergantungan," kata Khotib.

Sebagai antisipasi dan upaya pengurangan bahaya, Khotib menyarankan perokok dewasa untuk berhenti merokok sebagai upaya mengurangi paparan TAR.

Jika sulit berhenti, maka dapat beralih ke produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik atau vape, dan kantong nikotin. Khusus produk tembakau yang dipanaskan dan vape, keduanya menerapkan sistem pemanasan yang dapat mengurangi risiko dari paparan komponen kimia.

"Berdasarkan penelitian, filter 0,45 mikron yang ditempatkan pada produk tembakau yang dipanaskan tetap bersih. Sedangkan filter 0,45 mikron pada rokok berubah menjadi hitam. Artinya produk tembakau alternatif dapat menjadi pilihan bagi perokok untuk mengurangi risiko kesehatan," kata dia.

Meski profil risikonya lebih rendah, Khotib menegaskan produk tembakau alternatif tidak sepenuhnya bebas risiko. Untuk itu, produk tersebut tidak ditujukan bagi non-perokok, perempuan hamil dan menyusui, maupun anak-anak.

Baca juga: Dokter paru : Tembakau alternatif hasilkan uap air

Baca juga: Vape miliki profil risiko rendah dibanding rokok konvensional

Baca juga: Polisi tangkap produsen rokok elektrik mengandung sabu

Pewarta : Ida Nurcahyani
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Hadiah total Rp480 juta, batas waktu pendaftaran PLN Journalist Award 2024 makin dekat

20 October 2024 12:53 Wib

Legislator Kotim minta pemkab rehab total SDN 2 Cempaka Mulia Timur

02 October 2024 23:21 Wib

Red Bull perlu berubah total jika ingin menang lagi

02 September 2024 7:52 Wib

Pemkab Kapuas buka seleksi CPNS 2024 dengan total 318 formasi

24 August 2024 7:08 Wib

PLN terus cari penyebab utama pemadaman listrik total di Sumbar

05 June 2024 12:40 Wib
Terpopuler

Pastikan pelayanan prima, Polda Kalteng hadirkan Ade Rai edukasi kebugaran tubuh

Kabar Daerah - 04 November 2024 14:35 Wib

Boyamin ajukan judicial review ke MK terkait pansel KPK

Nasional - 05 November 2024 16:49 Wib

DPMD Kapuas dukung simpul layanan pemetaan partisipatif

Kabar Daerah - 06 November 2024 19:21 Wib

Tinjau TPA, DPRD Kotim dapati kekurangan sarpras jadi kendala

DPRD Kotawaringin Timur - 08 November 2024 6:30 Wib

Hendra-Budiman perkuat tim kemenangan hadapi Pilkada 2024

Kabar Daerah - 12 jam lalu