Palangka Raya (ANTARA) - Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) dan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya (UMPR), Kalimantan Tengah, bekerjasama dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia pendidikan vokasi pada lembaga kursus dan pelatihan (LPK).
"Pada kerja sama ini, UMPR diberi tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi," kata Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf di Palangka Raya, kemarin.
Dia menambahkan, kerja sama juga untuk menyinergikan dan mengoptimalkan program dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia pendidikan vokasi pada lembaga kursus dan pelatihan. Apalagi saat ini, UMPR juga terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang akan menjadi pelaksana Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Kalimantan Tengah.
Dengan begitu, UMPR menjadi salah satu PTS yang dipilih untuk melaksanakan RPL untuk Lembaga Kursus dan Pelatihan yang berada di Kalteng.
"Kolaborasi ini juga melibatkan sejumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ada di Kalteng serta Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia, antara lain Universitas Indonesia, UPN Veteran, Universitas Gadjah Mada, IPB Bogor, dan PTN lainnya," kata Rektor UMPR.
Direktur Vokasi UMPR, Dr Ady Ferdian Noor menambahkan, bahwa terkait program tersebut, pihaknya telah mengikuti orientasi teknis kerja Sama penyelenggaraan RPL bagi LKP dan perguruan tinggi pada 30 Mei hingga 1 Juni 2023.
Acara itu dimulai dengan penandatanganan PKS Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yulianti.
Dilanjutkan dengan Analisis dan Telaah Kerjasama LKP dengan Perguruan Tinggi yang dilakukan bertahap hingga mencapai kesepakatan.
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sendiri adalah proses di mana pengalaman belajar dan pengetahuan seorang individu dinilai dan diakui sebagai bagian dari program pendidikan formal.
Baca juga: Wali kota siapkan program semua warga Palangka Raya jadi sarjana
Dalam konteks ini, UMPR akan mengakui pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh oleh peserta kursus atau pelatihan di lembaga non-formal di Kalteng. Kerjasama ini ditargetkan mampu memberikan pengakuan yang adil kepada peserta LKP yang telah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
UMPR dan PTN terkemuka akan memainkan peran penting dalam memberikan gelar atau sertifikat resmi kepada peserta yang memenuhi syarat. Sehingga kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesiapan tenaga kerja di Kalimantan Tengah.
"Dengan adanya kesempatan berharga ini, UMPR menunjukkan komitmennya dalam menciptakan peluang pendidikan yang inklusif dan relevan bagi individu yang telah mengasah kemampuan di luar jalur formal," kata Ady.
Baca juga: UMPR gelar kompetisi proposal bisnis tingkat mahasiswa
Baca juga: ICMI: Lulus tanpa skripsi berikan kebebasan mahasiswa berekspresi
Baca juga: Anjar Mahasiswa UMPR pertama lulus tanpa skripsi sepulang dari Spanyol
"Pada kerja sama ini, UMPR diberi tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi," kata Rektor UMPR Dr Muhammad Yusuf di Palangka Raya, kemarin.
Dia menambahkan, kerja sama juga untuk menyinergikan dan mengoptimalkan program dalam peningkatan kompetensi sumber daya manusia pendidikan vokasi pada lembaga kursus dan pelatihan. Apalagi saat ini, UMPR juga terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang akan menjadi pelaksana Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Kalimantan Tengah.
Dengan begitu, UMPR menjadi salah satu PTS yang dipilih untuk melaksanakan RPL untuk Lembaga Kursus dan Pelatihan yang berada di Kalteng.
"Kolaborasi ini juga melibatkan sejumlah Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ada di Kalteng serta Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia, antara lain Universitas Indonesia, UPN Veteran, Universitas Gadjah Mada, IPB Bogor, dan PTN lainnya," kata Rektor UMPR.
Direktur Vokasi UMPR, Dr Ady Ferdian Noor menambahkan, bahwa terkait program tersebut, pihaknya telah mengikuti orientasi teknis kerja Sama penyelenggaraan RPL bagi LKP dan perguruan tinggi pada 30 Mei hingga 1 Juni 2023.
Acara itu dimulai dengan penandatanganan PKS Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yulianti.
Dilanjutkan dengan Analisis dan Telaah Kerjasama LKP dengan Perguruan Tinggi yang dilakukan bertahap hingga mencapai kesepakatan.
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sendiri adalah proses di mana pengalaman belajar dan pengetahuan seorang individu dinilai dan diakui sebagai bagian dari program pendidikan formal.
Baca juga: Wali kota siapkan program semua warga Palangka Raya jadi sarjana
Dalam konteks ini, UMPR akan mengakui pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh oleh peserta kursus atau pelatihan di lembaga non-formal di Kalteng. Kerjasama ini ditargetkan mampu memberikan pengakuan yang adil kepada peserta LKP yang telah mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
UMPR dan PTN terkemuka akan memainkan peran penting dalam memberikan gelar atau sertifikat resmi kepada peserta yang memenuhi syarat. Sehingga kerjasama ini dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesiapan tenaga kerja di Kalimantan Tengah.
"Dengan adanya kesempatan berharga ini, UMPR menunjukkan komitmennya dalam menciptakan peluang pendidikan yang inklusif dan relevan bagi individu yang telah mengasah kemampuan di luar jalur formal," kata Ady.
Baca juga: UMPR gelar kompetisi proposal bisnis tingkat mahasiswa
Baca juga: ICMI: Lulus tanpa skripsi berikan kebebasan mahasiswa berekspresi
Baca juga: Anjar Mahasiswa UMPR pertama lulus tanpa skripsi sepulang dari Spanyol