Jakarta (ANTARA) - Seorang pria bernama Donnie Adams menghabiskan waktu tiga bulan menjalani perawatan di rumah sakit dengan dua operasi intens dan harus berjalan lagi usai digigit anggota keluarganya di bagian paha dalam sebuah acara keluarga.
Rupanya dia terkena infeksi bakteri pemakan daging akibat gigitan kerabatnya itu.
Ahli bedah dan spesialis perawatan luka yang merawat Adams di HCA Florida Northside Hospital Dr Fritz Brink dalam menanggapi kejadian ini mengatakan gigitan manusia bisa lebih kotor daripada gigitan anjing.
"Ada bakteri normal di mana-mana. Tapi bahkan bakteri normal di tempat yang tidak normal pun bisa menimbulkan masalah," kata Brink seperti disiarkan Insider, Minggu.
Bakteri-bakteri hidup seimbang, bekerja sama untuk menjaga kesehatan mulut. Tetapi bakteri dalam tubuh seseorang mungkin tidak begitu diterima di aliran darah orang lain.
Baca juga: Korban gigitan anjing rabies di Pulau Timor NTT bertambah
Dalam kasus infeksi akibat gigitan pemakan daging atau disebut necrotizing fasciitis, bakteri bergerak cepat, menghancurkan jaringan lunak, dan pada akhirnya dapat menyebabkan sepsis dan kegagalan organ.
Menurut Brink, necrotizing fasciitis seringkali disebabkan bakteri seperti strep grup A atau Staph yang dapat dibawa manusia di mulut dan tubuhnya.
Mayo Clinic memperingatkan, tentu saja, tidak semua gigitan manusia akan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa, tetapi mengingat campuran bakteri mulut yang telah disebutkan maka kadang-kadang bisa lebih berbahaya dari yang diperkirakan.
Dalam banyak kasus, bakteri memasuki aliran darah dan menemukan kondisi yang bersahabat. Namun kasus ini jarang terjadi.
Risiko paling tinggi untuk pasien diabetes, kata Brink, karena glukosa tinggi dalam tubuhnya dan itu makanan yang bagus untuk bakteri. Selain itu, pasien diabetes memiliki respons kekebalan yang rendah.
Tetap saja, Brink mengaku mendapati sekitar satu kasus setiap bulan. Dia mengatakan pasiennya, Adams akan mencapai kegagalan organ jika dia membiarkan kondisinya beberapa jam lebih lama.
"Jika ada orang di rumah yang mengalami cedera yang memprihatinkan, segera periksakan," demikian pesan Brink.
Rupanya dia terkena infeksi bakteri pemakan daging akibat gigitan kerabatnya itu.
Ahli bedah dan spesialis perawatan luka yang merawat Adams di HCA Florida Northside Hospital Dr Fritz Brink dalam menanggapi kejadian ini mengatakan gigitan manusia bisa lebih kotor daripada gigitan anjing.
"Ada bakteri normal di mana-mana. Tapi bahkan bakteri normal di tempat yang tidak normal pun bisa menimbulkan masalah," kata Brink seperti disiarkan Insider, Minggu.
Bakteri-bakteri hidup seimbang, bekerja sama untuk menjaga kesehatan mulut. Tetapi bakteri dalam tubuh seseorang mungkin tidak begitu diterima di aliran darah orang lain.
Baca juga: Korban gigitan anjing rabies di Pulau Timor NTT bertambah
Dalam kasus infeksi akibat gigitan pemakan daging atau disebut necrotizing fasciitis, bakteri bergerak cepat, menghancurkan jaringan lunak, dan pada akhirnya dapat menyebabkan sepsis dan kegagalan organ.
Menurut Brink, necrotizing fasciitis seringkali disebabkan bakteri seperti strep grup A atau Staph yang dapat dibawa manusia di mulut dan tubuhnya.
Mayo Clinic memperingatkan, tentu saja, tidak semua gigitan manusia akan menyebabkan infeksi yang mengancam jiwa, tetapi mengingat campuran bakteri mulut yang telah disebutkan maka kadang-kadang bisa lebih berbahaya dari yang diperkirakan.
Dalam banyak kasus, bakteri memasuki aliran darah dan menemukan kondisi yang bersahabat. Namun kasus ini jarang terjadi.
Risiko paling tinggi untuk pasien diabetes, kata Brink, karena glukosa tinggi dalam tubuhnya dan itu makanan yang bagus untuk bakteri. Selain itu, pasien diabetes memiliki respons kekebalan yang rendah.
Tetap saja, Brink mengaku mendapati sekitar satu kasus setiap bulan. Dia mengatakan pasiennya, Adams akan mencapai kegagalan organ jika dia membiarkan kondisinya beberapa jam lebih lama.
"Jika ada orang di rumah yang mengalami cedera yang memprihatinkan, segera periksakan," demikian pesan Brink.