Jakarta (ANTARA) - Sebagian orang mungkin pernah merasakan gatal pada kulit di area rambut organ intim dan rasa gatal itu terjadi bukan tanpa alasan.
Khususnya pada wanita, rasangatal bisa terjadi karena infeksi pada vagina dan vulva, yang bisa membuat seluruh area rambut organ kemaluan terasa gatal. Berikut enam kemungkinan alasan seperti disiarkan Livestrong, Senin (10/7):
1. Akibat bercukur
Rambut kemaluan melindungi kulit organ intim dan mencabutnya bisa menyebabkan rasa sangat gatal, menyebabkan benjolan merah kecil yang ingin digaruk.
Penelitian pada Juni 2014 di American Journal of Obstetric & Gynecology menunjukkan sekitar 20 persen orang yang menghilangkan rambut kemaluan mereka melalui metode apa pun baik pisau cukur, ataupun waxing mengalami gatal parah.
Masalahnya, menggaruk membuat iritasi semakin parah. Setelah bercukur, sebaiknya jaga kebersihan area tersebut, dan pertimbangkan untuk tidak mencukur sampai iritasi hilang, menurut pakar ginekologi Taraneh Shriazian, MD.
Untuk mencegah iritasi di masa depan, memangkas rambut kemaluan adalah cara yang paling aman, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists. Kalau tidak, seseorang harus mencukur dan saat melakukannya, pastikan menggunakan pisau cukur baru yang bersih dan cukur ke arah pertumbuhan rambut.
Baca juga: Gatal usai mencukur rambut di area ketiak? Ini sebabnya
2. Rambut tumbuh ke dalam
Konsekuensi lain yang mungkin terjadi dari pencukuran atau waxing yakni rambut yang tumbuh ke dalam kulit Anda. Selain gatal, radang akibat tumbuh ke dalam juga bisa membuat bintik itu terasa nyeri.
Jika seseorang memiliki rambut kemaluan yang tumbuh ke dalam yang gatal, sebaiknya jangan digaruk karena dapat menyebabkan infeksi dan rasa sakit.
Sebagai gantinya, basahi waslap bersih dengan air hangat dan gunakan sebagai kompres pada rambut yang tumbuh ke dalam selama 10 hingga 15 menit. Melakukan kompres dengan gerakan melingkar dapat membantu mengelupas area tersebut untuk mengangkat rambut ke permukaan.
3. Ada kutu
Ketika seseorang memiliki rambut kemaluan yang gatal, dia bisa berpikir tentang adanya kutu, serangga parasit kecil yang biasanya menyebar melalui kontak seksual dan biasanya menempel di rambut kemaluan. Untuk mengatasinya, cobalah pergi ke apotek untuk mendapatkan obat perawatan kutu.
Baca juga: Dokter ingatkan remaja pentingnya jaga kebersihan organ intim
4. Infeksi jamur
Ketika seseorang memiliki rambut kemaluan yang gatal dan tidak ada kutu, penyebab umum lainnya bisa infeksi jamur. Shirazian mengatakan adanya kemungkinan iritasi di dalam vagina atau di kulit luarnya.
Seiring dengan rasa gatal, seseorang mungkin juga melihat keluarnya cairan berwarna putih seperti keju cottage atau kemerahan dan iritasi pada kulit luar.
Seseorang yang curiga terhadap infeksi jamur sebaiknya memeriksakan diri ke pakar ob-gyn untuk memastikan benar-benar terkena infeksi jamur dan bukan hal lain, seperti vaginosis bakteri.
5. Psoriasis
Kondisi kulit yang sama yang dapat memengaruhi wajah, lengan, kaki, dan area tubuh lainnya juga dapat memengaruhi kulit alat kelamin. Faktanya, menurut American Academy of Dermatology (AAD), orang yang mengalami psoriasis akan sering mengalami gejala seperti gatal, nyeri, dan terbakar di area genital.
Shirazian menyarankan orang dengan keluhan itu menemui dokter kulit. Bahkan jika seseorang terbiasa mengobati psoriasis di tempat lain di tubuhnya, pengobatan yang sama tidak boleh digunakan di area kemaluan karena mungkin terlalu keras.
Dokter kulit mungkin merekomendasikan kortikosteroid atau krim lain, serta menyarankan praktik kebiasaan pada kulit seperti menggunakan pembersih ringan di area tersebut dan mengenakan pakaian longgar.
6. Eksim
Eksim juga bisa menyebabkan area rambut kemaluan terasa gatal. Dalam sebuah penelitian per studi Maret 2021 di The Journal of Dermatology, terhadap 220 orang dengan eksim, sebanyak 45 persen mengatakan pernah mengalami eksim genital.
Eksim dapat ditemukan di vulva, serta di sekitar lubang anus dan kulit di antara pipi. Seperti psoriasis, temui dokter kulit untuk membantu mengobati eksim di area genital.
Perawatan biasanya bersifat topikal, seperti krim steroid untuk mengurangi peradangan dan iritasi serta menenangkan kulit.
Jika seseorang tidak yakin tentang penyebab dan gatal disertai dengan gejala tambahan pada vagina seperti keputihan, sebaiknya buatlah janji dengan ob-gyn yang mungkin mengevaluasi untuk infeksi menular seksual.
"Jika Anda pernah merasakan iritasi yang tidak Anda kenal atau khawatirkan, saya selalu menyarankan untuk memeriksakannya ke dokter Anda," demikian saran Shirazian.
Khususnya pada wanita, rasangatal bisa terjadi karena infeksi pada vagina dan vulva, yang bisa membuat seluruh area rambut organ kemaluan terasa gatal. Berikut enam kemungkinan alasan seperti disiarkan Livestrong, Senin (10/7):
1. Akibat bercukur
Rambut kemaluan melindungi kulit organ intim dan mencabutnya bisa menyebabkan rasa sangat gatal, menyebabkan benjolan merah kecil yang ingin digaruk.
Penelitian pada Juni 2014 di American Journal of Obstetric & Gynecology menunjukkan sekitar 20 persen orang yang menghilangkan rambut kemaluan mereka melalui metode apa pun baik pisau cukur, ataupun waxing mengalami gatal parah.
Masalahnya, menggaruk membuat iritasi semakin parah. Setelah bercukur, sebaiknya jaga kebersihan area tersebut, dan pertimbangkan untuk tidak mencukur sampai iritasi hilang, menurut pakar ginekologi Taraneh Shriazian, MD.
Untuk mencegah iritasi di masa depan, memangkas rambut kemaluan adalah cara yang paling aman, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists. Kalau tidak, seseorang harus mencukur dan saat melakukannya, pastikan menggunakan pisau cukur baru yang bersih dan cukur ke arah pertumbuhan rambut.
Baca juga: Gatal usai mencukur rambut di area ketiak? Ini sebabnya
2. Rambut tumbuh ke dalam
Konsekuensi lain yang mungkin terjadi dari pencukuran atau waxing yakni rambut yang tumbuh ke dalam kulit Anda. Selain gatal, radang akibat tumbuh ke dalam juga bisa membuat bintik itu terasa nyeri.
Jika seseorang memiliki rambut kemaluan yang tumbuh ke dalam yang gatal, sebaiknya jangan digaruk karena dapat menyebabkan infeksi dan rasa sakit.
Sebagai gantinya, basahi waslap bersih dengan air hangat dan gunakan sebagai kompres pada rambut yang tumbuh ke dalam selama 10 hingga 15 menit. Melakukan kompres dengan gerakan melingkar dapat membantu mengelupas area tersebut untuk mengangkat rambut ke permukaan.
3. Ada kutu
Ketika seseorang memiliki rambut kemaluan yang gatal, dia bisa berpikir tentang adanya kutu, serangga parasit kecil yang biasanya menyebar melalui kontak seksual dan biasanya menempel di rambut kemaluan. Untuk mengatasinya, cobalah pergi ke apotek untuk mendapatkan obat perawatan kutu.
Baca juga: Dokter ingatkan remaja pentingnya jaga kebersihan organ intim
4. Infeksi jamur
Ketika seseorang memiliki rambut kemaluan yang gatal dan tidak ada kutu, penyebab umum lainnya bisa infeksi jamur. Shirazian mengatakan adanya kemungkinan iritasi di dalam vagina atau di kulit luarnya.
Seiring dengan rasa gatal, seseorang mungkin juga melihat keluarnya cairan berwarna putih seperti keju cottage atau kemerahan dan iritasi pada kulit luar.
Seseorang yang curiga terhadap infeksi jamur sebaiknya memeriksakan diri ke pakar ob-gyn untuk memastikan benar-benar terkena infeksi jamur dan bukan hal lain, seperti vaginosis bakteri.
5. Psoriasis
Kondisi kulit yang sama yang dapat memengaruhi wajah, lengan, kaki, dan area tubuh lainnya juga dapat memengaruhi kulit alat kelamin. Faktanya, menurut American Academy of Dermatology (AAD), orang yang mengalami psoriasis akan sering mengalami gejala seperti gatal, nyeri, dan terbakar di area genital.
Shirazian menyarankan orang dengan keluhan itu menemui dokter kulit. Bahkan jika seseorang terbiasa mengobati psoriasis di tempat lain di tubuhnya, pengobatan yang sama tidak boleh digunakan di area kemaluan karena mungkin terlalu keras.
Dokter kulit mungkin merekomendasikan kortikosteroid atau krim lain, serta menyarankan praktik kebiasaan pada kulit seperti menggunakan pembersih ringan di area tersebut dan mengenakan pakaian longgar.
6. Eksim
Eksim juga bisa menyebabkan area rambut kemaluan terasa gatal. Dalam sebuah penelitian per studi Maret 2021 di The Journal of Dermatology, terhadap 220 orang dengan eksim, sebanyak 45 persen mengatakan pernah mengalami eksim genital.
Eksim dapat ditemukan di vulva, serta di sekitar lubang anus dan kulit di antara pipi. Seperti psoriasis, temui dokter kulit untuk membantu mengobati eksim di area genital.
Perawatan biasanya bersifat topikal, seperti krim steroid untuk mengurangi peradangan dan iritasi serta menenangkan kulit.
Jika seseorang tidak yakin tentang penyebab dan gatal disertai dengan gejala tambahan pada vagina seperti keputihan, sebaiknya buatlah janji dengan ob-gyn yang mungkin mengevaluasi untuk infeksi menular seksual.
"Jika Anda pernah merasakan iritasi yang tidak Anda kenal atau khawatirkan, saya selalu menyarankan untuk memeriksakannya ke dokter Anda," demikian saran Shirazian.