Jakarta (ANTARA) - Sebuah riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas California menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kualitas tidur dengan baik dapat mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh sehingga terhindar dari risiko penyakit diabetes.

Medical Daily, Jumat (15/7), mewartakan penelitian tersebut menemukan kegunaan gelombang yang dihasilkan otak saat manusia tengah tidur nyenyak atau yang disebut sleep spindle dan gelombang lambat dari otak dapat mengatur sensitivitas insulin yang berperan dalam mengontrol kadar gula darah.

"Gelombang otak yang disinkronkan bertindak seperti jari yang menjentikkan domino pertama untuk memulai reaksi berantai dari otak, turun ke jantung, dan kemudian disalurkan untuk regulasi gula darah tubuh. Secara khusus, kombinasi dua gelombang otak yang disebut sleep spindle dan gelombang lambat dapat memprediksi peningkatan sensitivitas tubuh terhadap hormon yang disebut insulin, yang secara konsekuen dan menguntungkan dapat menurunkan kadar glukosa darah," kata anggota tim riset Matthew Walker.

Riset yang dipublikasikan di Cell Reports Medicine itu menganjurkan kualitas tidur harus lebih diutamakan daripada lama waktu tidur untuk penderita diabetes. Mengatur pola tidur juga dinilai perubahan pola hidup yang efektif dalam mengendalikan kadar gula darah.

Peneliti yakin bahwa penemuan itu dapat menjadikan tidur nyenyak sebagai salah satu bentuk terapi dan penanganan tanpa rasa sakit bagi para penderita diabetes.

"Selain mengungkapkan mekanisme baru, hasil riset kami juga menunjukkan bahwa gelombang otak saat tidur nyenyak dapat digunakan sebagai indikator sensitif kadar gula darah seseorang pada hari berikutnya," kata Vyoma D. Shah yang juga tergabung dalam tim riset.

Pewarta : Farhan Arda Nugraha
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024