Palangka Raya (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), terus berupaya meningkatkan peran masyarakat termasuk kaum perempuan, dalam upaya antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2023.
"Salah satu upaya itu kami lakukan dengan melaksanakan sosialisasi keluarga siaga tangguh bencana dengan kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Kecamatan Pahandut," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani di Palangka Raya, Rabu.
Ia menambahkan, sosialisasi dan edukasi itu juga merupakan kerja sama dan kolaborasi BPBD Kota Palangka Raya dan TP PKK Kota Palangka Raya dalam mencegah dan deteksi dini kebakaran hutan dan lahan.
Ia mengatakan perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai sendi bermasyarakat tak terkecuali dalam antisipasi Karhutla. Peran paling kecil adalah mampu mengedukasi dan mengingatkan lingkungan keluarganya tentang bahaya karhutla.
Apalagi selama beberapa bulan terakhir, wilayah Kota Palangka Raya juga telah terjadi kebakaran lahan dengan luas bervariasi.
Pada Januari tercatat satu karhutla dengan luas 1 hektare. Kemudian Maret ada satu kejadian dengan luas 3 hektare, April satu kejadian dengan luas 0,5 hektare dan Mei terjadi 18 kejadian Karhutla dengan luas lahan terbakar 10 hektare.
Kemudian pada Juni tercatat 36 kejadian kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan luas lahan terbakar mencapai 15,62 hektare dan pada awal Juli sampai 25 Juli tercatat 11 kasus dengan luas lahan terbakar 6,10 hektare.
Baca juga: BMKG imbau warga Kalteng waspadai hujan lokal disertai puting beliung
Emi mengatakan, karakteristik penyebab kebakaran hutan dapat disebabkan karena sifat fisiknya, bahan yang mudah terbakar, dan efek cuaca pada api. Hanya saja pada umumnya karhutla disebabkan kecerobohan manusia dan pembakaran. Untuk itulah, peran aktif masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sangat penting.
Apalagi, lanjut dia, warga lebih dekat dengan lokasi lahan yang belum produktif sehingga berpotensi mudah terbakar. Kondisi tersebut juga menjadikan masyarakat lebih cepat mengetahui kejadian kebakaran, termasuk dapat segera melaporkan kepada petugas jika melihat karhutla.
"Kami minta masyarakat dapat melaporkan kejadian kebencanaan atau permohonan pertolongan, termasuk kebakaran hutan dan lahan melalui layanan Fairid Umi Siaga 112 selama 24 jam," demikian Emi Abriyani.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya bersama BNNK cegah peredaran narkoba di kalangan ASN
Baca juga: Murid SDN 9 Langkai terpaksa belajar di ruang perpustakaan usai kebakaran
"Salah satu upaya itu kami lakukan dengan melaksanakan sosialisasi keluarga siaga tangguh bencana dengan kader Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) di Kecamatan Pahandut," kata Kepala BPBD Kota Palangka Raya, Emi Abriyani di Palangka Raya, Rabu.
Ia menambahkan, sosialisasi dan edukasi itu juga merupakan kerja sama dan kolaborasi BPBD Kota Palangka Raya dan TP PKK Kota Palangka Raya dalam mencegah dan deteksi dini kebakaran hutan dan lahan.
Ia mengatakan perempuan memiliki peran strategis dalam berbagai sendi bermasyarakat tak terkecuali dalam antisipasi Karhutla. Peran paling kecil adalah mampu mengedukasi dan mengingatkan lingkungan keluarganya tentang bahaya karhutla.
Apalagi selama beberapa bulan terakhir, wilayah Kota Palangka Raya juga telah terjadi kebakaran lahan dengan luas bervariasi.
Pada Januari tercatat satu karhutla dengan luas 1 hektare. Kemudian Maret ada satu kejadian dengan luas 3 hektare, April satu kejadian dengan luas 0,5 hektare dan Mei terjadi 18 kejadian Karhutla dengan luas lahan terbakar 10 hektare.
Kemudian pada Juni tercatat 36 kejadian kejadian kebakaran hutan dan lahan dengan luas lahan terbakar mencapai 15,62 hektare dan pada awal Juli sampai 25 Juli tercatat 11 kasus dengan luas lahan terbakar 6,10 hektare.
Baca juga: BMKG imbau warga Kalteng waspadai hujan lokal disertai puting beliung
Emi mengatakan, karakteristik penyebab kebakaran hutan dapat disebabkan karena sifat fisiknya, bahan yang mudah terbakar, dan efek cuaca pada api. Hanya saja pada umumnya karhutla disebabkan kecerobohan manusia dan pembakaran. Untuk itulah, peran aktif masyarakat dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan sangat penting.
Apalagi, lanjut dia, warga lebih dekat dengan lokasi lahan yang belum produktif sehingga berpotensi mudah terbakar. Kondisi tersebut juga menjadikan masyarakat lebih cepat mengetahui kejadian kebakaran, termasuk dapat segera melaporkan kepada petugas jika melihat karhutla.
"Kami minta masyarakat dapat melaporkan kejadian kebencanaan atau permohonan pertolongan, termasuk kebakaran hutan dan lahan melalui layanan Fairid Umi Siaga 112 selama 24 jam," demikian Emi Abriyani.
Baca juga: Pemkot Palangka Raya bersama BNNK cegah peredaran narkoba di kalangan ASN
Baca juga: Murid SDN 9 Langkai terpaksa belajar di ruang perpustakaan usai kebakaran