Sampit (ANTARA) - Tradisi membuat bubur asyura oleh masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah setiap tibanya 10 Muharam Hijriah atau disebut Hari Asyura, kini dikemas lebih menarik dan dijadikan agenda pariwisata.
"Terima kasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi. Saya minta tahun depan dipersiapkan khusus supaya lebih meriah dengan melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hari Asyura jatuh pada Jumat (28/7) sehingga masyarakat di beberapa lokasi seperti di Jalan Iskandar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang serta sejumlah lokasi di Kecamatan Baamang menggelar pembuatan dan pembagian bubur Asyura secara mandiri.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar Festival Bubur Asyura yang dipusatkan di Ikon Jelawat pada Sabtu (28/7) yang diikuti delapan kelompok masyarakat dari sejumlah kecamatan.
Acara ini juga sekaligus memeriahkan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Tengah yang sedang berlangsung di Sampit. Masyarakat juga antusias menghadiri Festival Bubur Asyura yang dilaksanakan di objek wisata Ikon Jelawat tersebut.
Acara juga diramaikan bazar produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Untuk mengapresiasi peserta Festival Bubur Asyura, peserta diberi bonus, ditambah hadiah bagi yang berhasil menjadi juara.
Tradisi bubur Asyura sudah lama dijalankan sebagian masyarakat Kotawaringin Timur. Tradisi bernuansa Islam ini hingga kini tetap dijalankan masyarakat.
Kelompok masyarakat di Jalan Iskandar sedang membuat bubur Asyura untuk dibagikan kepada masyarakat, Jumat (28/7/2023). ANTARA/Norjani
Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hadir untuk bersama masyarakat dalam melestarikan tradisi dan budaya yang ada. Kini bahkan tradisi itu dikemas menarik menjadi bagian dari kegiatan pariwisata daerah.
"Tahun depan harus lebih meriah. Kalau perlu memecahkan rekor MURI. Kalau memang belum ada rekor MURI untuk bubur Asyura, kenapa tidak kita yang mengambilnya," demikian Halikinnor.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Ellena Rosie mengatakan, kali ini Festival Bubur Asyura diikuti delapan kelompok peserta yang merupakan ibu-ibu anggota pengajian. Dia berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga acara ini berjalan lancar dan meriah.
"Untuk pencapaian rekor MURI bubur Asyura tahun depan, akan dipersiapkan dengan melibatkan seluruh satuan organisasi perangkat daerah yang ada. Ini juga untuk mendukung pariwisata daerah kita," demikian Rosie.
Sementara itu, acara ini disambut antusias masyarakat. Mereka senang bisa menikmati bubur Asyura setelah panitia membagikan ribuan porsi bubur Asyura kepada masyarakat.
Sebagai bentuk apresiasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur juga memberikan penghargaan kepada kelompok masyarakat yang telah berpartisipasi membuat bubur Asyura pada Jumat (28/7) dan Sabtu (29/7) di sejumlah lokasi di Sampit.
Baca juga: Palangka Raya geser Kotim puncaki klasemen sementara Porprov XII Kalteng
Baca juga: Kotim dominasi perolehan medali balap motor Porprov Kalteng
Baca juga: Gubernur Kalteng berharap Porprov hasilkan atlet lokal terbaik
"Terima kasih kepada masyarakat yang sudah berpartisipasi. Saya minta tahun depan dipersiapkan khusus supaya lebih meriah dengan melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Hari Asyura jatuh pada Jumat (28/7) sehingga masyarakat di beberapa lokasi seperti di Jalan Iskandar Kecamatan Mentawa Baru Ketapang serta sejumlah lokasi di Kecamatan Baamang menggelar pembuatan dan pembagian bubur Asyura secara mandiri.
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar Festival Bubur Asyura yang dipusatkan di Ikon Jelawat pada Sabtu (28/7) yang diikuti delapan kelompok masyarakat dari sejumlah kecamatan.
Acara ini juga sekaligus memeriahkan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Kalimantan Tengah yang sedang berlangsung di Sampit. Masyarakat juga antusias menghadiri Festival Bubur Asyura yang dilaksanakan di objek wisata Ikon Jelawat tersebut.
Acara juga diramaikan bazar produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Untuk mengapresiasi peserta Festival Bubur Asyura, peserta diberi bonus, ditambah hadiah bagi yang berhasil menjadi juara.
Tradisi bubur Asyura sudah lama dijalankan sebagian masyarakat Kotawaringin Timur. Tradisi bernuansa Islam ini hingga kini tetap dijalankan masyarakat.
Pemerintah daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata hadir untuk bersama masyarakat dalam melestarikan tradisi dan budaya yang ada. Kini bahkan tradisi itu dikemas menarik menjadi bagian dari kegiatan pariwisata daerah.
"Tahun depan harus lebih meriah. Kalau perlu memecahkan rekor MURI. Kalau memang belum ada rekor MURI untuk bubur Asyura, kenapa tidak kita yang mengambilnya," demikian Halikinnor.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur, Ellena Rosie mengatakan, kali ini Festival Bubur Asyura diikuti delapan kelompok peserta yang merupakan ibu-ibu anggota pengajian. Dia berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga acara ini berjalan lancar dan meriah.
"Untuk pencapaian rekor MURI bubur Asyura tahun depan, akan dipersiapkan dengan melibatkan seluruh satuan organisasi perangkat daerah yang ada. Ini juga untuk mendukung pariwisata daerah kita," demikian Rosie.
Sementara itu, acara ini disambut antusias masyarakat. Mereka senang bisa menikmati bubur Asyura setelah panitia membagikan ribuan porsi bubur Asyura kepada masyarakat.
Sebagai bentuk apresiasi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur juga memberikan penghargaan kepada kelompok masyarakat yang telah berpartisipasi membuat bubur Asyura pada Jumat (28/7) dan Sabtu (29/7) di sejumlah lokasi di Sampit.
Baca juga: Palangka Raya geser Kotim puncaki klasemen sementara Porprov XII Kalteng
Baca juga: Kotim dominasi perolehan medali balap motor Porprov Kalteng
Baca juga: Gubernur Kalteng berharap Porprov hasilkan atlet lokal terbaik