Palangka Raya (ANTARA) - Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah terhadap harga-harga di daerah perdesaan di provinsi setempat pada Juli 2023, Nilai Tukar Petani (NTP) gabungan di daerah setempat sekitar 114,83 atau turun 0,36 persen dibanding Juni 2023 yang mencapai 115,25.
Penurunan itu disebabkan turunnya indeks harga dari hasil produksi pertanian yang lebih besar dibanding penurunan indeks harga dibayar petani, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Indeks harga yang dibayar petani itu turun karena kombinasi dari penurunan indeks konsumsi rumah tangga petani (IKRT), dan peningkatan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)," bebernya.
Dikatakan, penurunan NTP Kalteng pada Juli 2023 dipengaruhi oleh menurunnya NTP di beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 2,63 persen, Hortikultura 1,36 persen, dan Perikanan 0,44 persen.
"Sementara itu, subsektor Peternakan dan Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami peningkatan nilai tukar, masing-masing sebesar 0,54 persen dan 0,34 persen," ucap Eko.
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Kepala BPS Kalteng itu menyebut, untuk indek harga diterima petani pada Juli 2023 sebesar 139,18, turun sekitar 0,47 persen dibandingkan Juni 2023 yang berkisar 139,84. Penurunan indeks harga diterima petani itu disebabkan oleh menurunnya subsektor Tanaman Pangan 2,70 persen, Subsektor Hortikultura 1,51 persen, dan Subsektor Perikanan 0,53 persen.
"Sementara itu, subsektor peternakan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat alami peningkatan. Di mana peternakan naik 0,47 persen dan tanaman perkebunan rakyat naik 0,20 persen," demikian Eko.
Untuk harga yang dibayar oleh petani pada Juli 2023 sekitar 121,20 atau turun sekitar 0,14 persen dibandingkan Juni 2023 yang mencapai 121,34. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya nilai pada seluruh subsektor, yaitu Hortikultura 0,16 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,14 persen, Tanaman Pangan 0,07 persen, Perikanan 0,07 persen dan Peternakan 0,05 persen.
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia
Baca juga: Ketimpangan pengeluaran penduduk Kalteng kategori rendah
Baca juga: Turun 0,17 persen, Penduduk miskin Kalteng jadi 142,17 ribu orang
Penurunan itu disebabkan turunnya indeks harga dari hasil produksi pertanian yang lebih besar dibanding penurunan indeks harga dibayar petani, kata Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, kemarin.
"Indeks harga yang dibayar petani itu turun karena kombinasi dari penurunan indeks konsumsi rumah tangga petani (IKRT), dan peningkatan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)," bebernya.
Dikatakan, penurunan NTP Kalteng pada Juli 2023 dipengaruhi oleh menurunnya NTP di beberapa subsektor, yaitu Tanaman Pangan 2,63 persen, Hortikultura 1,36 persen, dan Perikanan 0,44 persen.
"Sementara itu, subsektor Peternakan dan Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami peningkatan nilai tukar, masing-masing sebesar 0,54 persen dan 0,34 persen," ucap Eko.
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Kepala BPS Kalteng itu menyebut, untuk indek harga diterima petani pada Juli 2023 sebesar 139,18, turun sekitar 0,47 persen dibandingkan Juni 2023 yang berkisar 139,84. Penurunan indeks harga diterima petani itu disebabkan oleh menurunnya subsektor Tanaman Pangan 2,70 persen, Subsektor Hortikultura 1,51 persen, dan Subsektor Perikanan 0,53 persen.
"Sementara itu, subsektor peternakan dan subsektor tanaman perkebunan rakyat alami peningkatan. Di mana peternakan naik 0,47 persen dan tanaman perkebunan rakyat naik 0,20 persen," demikian Eko.
Untuk harga yang dibayar oleh petani pada Juli 2023 sekitar 121,20 atau turun sekitar 0,14 persen dibandingkan Juni 2023 yang mencapai 121,34. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya nilai pada seluruh subsektor, yaitu Hortikultura 0,16 persen, Tanaman Perkebunan Rakyat 0,14 persen, Tanaman Pangan 0,07 persen, Perikanan 0,07 persen dan Peternakan 0,05 persen.
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia
Baca juga: Ketimpangan pengeluaran penduduk Kalteng kategori rendah
Baca juga: Turun 0,17 persen, Penduduk miskin Kalteng jadi 142,17 ribu orang