Palangka Raya (ANTARA) - Badan Pusat Statistik mencatat perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan II-2023 terhadap triwulan I-2023 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,76 persen, dan triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 (y-on-y) tumbuh 2,96 persen.
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin, mengatakan bahwa penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan-II 2023 (q-to-q) berasal dari lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai 1,93 persen, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,36 persen, serta Transportasi dan Pergudangan 0,27 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 terhadap triwulan I-2023 di provinsi ini, dipengaruhi oleh lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 48,09 persen, diikuti lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 5,18 persen, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 4,45 persen.
"Hanya lapangan Usaha Real Estat alami kontraksi sekitar 3,21 persen, Jasa Pendidikan 1,32 persen, dan Pertambangan serta Penggalian 0,23 persen," beber Eko.
Untuk pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 (y-on-y) dipengaruhi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh 14,82 persen, diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,68 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) 3,18 persen.
Baca juga: BPS mencatat NTP Kalteng pada Juli 2023 sebesar 114,83
Eko mengatakan bahwa apabila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan II-2023 (y-on-y), PMTB memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,31 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
sebesar 1,76 persen.
Sedangkan Struktur PDRB Kalteng menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II-2023, didominasi oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mencakup lebih dari separuh PDRB atau 57,19 persen, diikuti Komponen PK-RT 37,85 persen, Komponen PMTB 37,02 persen, Komponen PK-P 12,33 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) 1,45 persen, dan Komponen Perubahan Inventori 0,35 persen.
"Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai komponen pengurang PDRB pengeluaran yang memiliki peran 46,20 persen," demikian Eko.
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia
Baca juga: Ketimpangan pengeluaran penduduk Kalteng kategori rendah
Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro di Palangka Raya, Senin, mengatakan bahwa penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada triwulan-II 2023 (q-to-q) berasal dari lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib yang mencapai 1,93 persen, Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0,36 persen, serta Transportasi dan Pergudangan 0,27 persen.
Sementara pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2023 terhadap triwulan I-2023 di provinsi ini, dipengaruhi oleh lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 48,09 persen, diikuti lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 5,18 persen, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 4,45 persen.
"Hanya lapangan Usaha Real Estat alami kontraksi sekitar 3,21 persen, Jasa Pendidikan 1,32 persen, dan Pertambangan serta Penggalian 0,23 persen," beber Eko.
Untuk pertumbuhan ekonomi Kalteng pada triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 (y-on-y) dipengaruhi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) yang tumbuh 14,82 persen, diikuti komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 6,68 persen, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) 3,18 persen.
Baca juga: BPS mencatat NTP Kalteng pada Juli 2023 sebesar 114,83
Eko mengatakan bahwa apabila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalteng triwulan II-2023 (y-on-y), PMTB memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,31 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
sebesar 1,76 persen.
Sedangkan Struktur PDRB Kalteng menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku triwulan II-2023, didominasi oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang mencakup lebih dari separuh PDRB atau 57,19 persen, diikuti Komponen PK-RT 37,85 persen, Komponen PMTB 37,02 persen, Komponen PK-P 12,33 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT (PK-LNPRT) 1,45 persen, dan Komponen Perubahan Inventori 0,35 persen.
"Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai komponen pengurang PDRB pengeluaran yang memiliki peran 46,20 persen," demikian Eko.
Baca juga: BPS: IHK Palangka Raya tak sejalan dengan Sampit pada Juli 2023
Baca juga: BPS: Proyeksi kependudukan 2020-2050 penting bagi perencanaan Indonesia
Baca juga: Ketimpangan pengeluaran penduduk Kalteng kategori rendah