Kuala Kapuas (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Kapuas, Kalimantan Tengah, Muhammad Nafiah Ibnor kembali mengingatkan dan meminta kepada masyarakat di kabupaten setempat, terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang rawan terjadi pada tahun 2023.
"Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun ini lebih panjang dan kering akibat Fenomena El Nino. Puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus dan September," kata Nafiah Ibnor di Kuala Kapuas, Senin.
Untuk itu, dirinya mengingatkan bahwa kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan harus benar-benar dapat tingkatkan. Apalagi dalam periode 2 bulan terakhir, jumlah hotspot atau titik panas, dan kejadian karhutla yang terjadi cenderung meningkat.
Data Posko Karhutla Provinsi Kalteng, pada bulan Juli 2023 terdeteksi 722 hotspot, 333 kejadian karhutla, dan 1.311 hektare luas lahan terbakar. Sementara pada Agustus hingga saat ini, sudah tercatat ada 1.838 hotspot, 372 kejadian karhutla, dan 803,59 hektare lahan terbakar.
"Kita tidak boleh main-main. Semua pihak, baik kabupaten, Forkopimda, instansi terkait, Pemerintah Kecamatan, Kelurahan/Desa maupun elemen masyarakat harus bersatu padu dalam penanggulangan Karhutla di Kalteng," ucapnya.
Sinergi Satgas Karhuta kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa harus diperkuat, serta personel, sarana prasarana, dan sumber daya lain harus disiapsiagakan, sehingga kita bersama dapat mewujudkan Kabupaten Kapuas bebas kabut asap.
Baca juga: Pemkab Kapuas tetapkan status tanggap darurat bencana menyikapi kondisi banjir
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, termasuk juga untuk tidak membuang puntung rokok sembarang. Hal ini dilakukan dalam mencegah terjadinya karhutla di wilayah setempat, mengingat saat ini memasuki musim kemarau yang rawan akan terjadinya kebakaran hutan maupun lahan.
"Semua pihak termasuk masyarakat harus bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla, karena di musim kemarau saat ini sangat rawan terjadinya kebakaran," katanya.
Plh Bupati Kapuas itu pun kembali mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam hal penanganan karhutla, seperti melakukan pemadaman bersama petugas, kemudian juga menjaga lahan agar tidak terbakar.
"Camat dan kepala desa/lurah beserta jajarannya agar melalukan patroli dan pemantauan secara rutin ke wilayah yang rawan terjadi kebakaran serta melakukan tindakan cepat jika terdapat potensi sekecil apapun yang dapat menimbulkan karhutla," demikian Nafiah Ibnor.
Baca juga: Pemprov Kalteng alokasikan Rp559 juta bantu pelaku usaha perikanan Kapuas
Baca juga: Pemkab ajak pelaku dunia usaha ikut bantu penanganan sosial di Kapuas
Baca juga: Satgas COVID-19 Kapuas pantau penerapan prokes COVID-19 saat ujian SD
"Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun ini lebih panjang dan kering akibat Fenomena El Nino. Puncak kemarau akan terjadi pada bulan Agustus dan September," kata Nafiah Ibnor di Kuala Kapuas, Senin.
Untuk itu, dirinya mengingatkan bahwa kewaspadaan terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan harus benar-benar dapat tingkatkan. Apalagi dalam periode 2 bulan terakhir, jumlah hotspot atau titik panas, dan kejadian karhutla yang terjadi cenderung meningkat.
Data Posko Karhutla Provinsi Kalteng, pada bulan Juli 2023 terdeteksi 722 hotspot, 333 kejadian karhutla, dan 1.311 hektare luas lahan terbakar. Sementara pada Agustus hingga saat ini, sudah tercatat ada 1.838 hotspot, 372 kejadian karhutla, dan 803,59 hektare lahan terbakar.
"Kita tidak boleh main-main. Semua pihak, baik kabupaten, Forkopimda, instansi terkait, Pemerintah Kecamatan, Kelurahan/Desa maupun elemen masyarakat harus bersatu padu dalam penanggulangan Karhutla di Kalteng," ucapnya.
Sinergi Satgas Karhuta kabupaten, kecamatan dan kelurahan/desa harus diperkuat, serta personel, sarana prasarana, dan sumber daya lain harus disiapsiagakan, sehingga kita bersama dapat mewujudkan Kabupaten Kapuas bebas kabut asap.
Baca juga: Pemkab Kapuas tetapkan status tanggap darurat bencana menyikapi kondisi banjir
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar, termasuk juga untuk tidak membuang puntung rokok sembarang. Hal ini dilakukan dalam mencegah terjadinya karhutla di wilayah setempat, mengingat saat ini memasuki musim kemarau yang rawan akan terjadinya kebakaran hutan maupun lahan.
"Semua pihak termasuk masyarakat harus bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla, karena di musim kemarau saat ini sangat rawan terjadinya kebakaran," katanya.
Plh Bupati Kapuas itu pun kembali mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam hal penanganan karhutla, seperti melakukan pemadaman bersama petugas, kemudian juga menjaga lahan agar tidak terbakar.
"Camat dan kepala desa/lurah beserta jajarannya agar melalukan patroli dan pemantauan secara rutin ke wilayah yang rawan terjadi kebakaran serta melakukan tindakan cepat jika terdapat potensi sekecil apapun yang dapat menimbulkan karhutla," demikian Nafiah Ibnor.
Baca juga: Pemprov Kalteng alokasikan Rp559 juta bantu pelaku usaha perikanan Kapuas
Baca juga: Pemkab ajak pelaku dunia usaha ikut bantu penanganan sosial di Kapuas
Baca juga: Satgas COVID-19 Kapuas pantau penerapan prokes COVID-19 saat ujian SD