Pangkalan Bun (ANTARA) - Angka stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan sangat signifikan. Bahkan per Juni 2023, angka prevalensi stunting atau jumlah keseluruhan permasalahan stunting di kabupaten berjuluk Marunting Batu Aji ini, berada di bawah 5 persen.
Rendahnya angka prevalensi stunting ini berkat berbagai inovasi dan program atau kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat tersusun secara sistematis, masif, terarah dan berkelanjutan. Pemkab pun mengajak berbagai elemen untuk bersama-sama dan bergotong menanggulangi stunting di wilayah setempat.
"Pemkab dalam menangani stunting bukan hanya sekedar menggelar rapat, tetapi juga aksi lapangan harus jelas, terarah dan berkelanjutan," kata Penjabat Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa saat dikonfirmasi di Pangkalan Bun, baru-baru ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, angka stunting di wilayah setempat pada tahun 2019 masih berada di 23,98 persen. Namun di tahun 2021, angka stunting turun menjadi 9,68 persen, dan pada Juni 2023 tersisa 4,5 persen. Di mana anak umur di bawah dua tahun hingga Juni 2023 di Kobar yang diduga alami stunting sekitar 213 orang atau 5.0 persen, dan anak di bawah lima tahun atau Balita 4.5 persen.
Budi Santoso mengatakan, angka prevalensi stunting di Kobar pada tahun 2023 sudah lebih rendah dari rata-rata target Nasional dan Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2024. Sebab, target nasional pada tahun 2024, rata-rata prevalensi stunting berada di angka 14 persen, dan Kalteng di angka 15,38 persen.
"Walau prevalensi stunting di Kobar sudah sangat rendah, namun pemkab didukung semua elemen masyarakat, tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angkanya. Bahkan, kami menargetkan tidak ada lagi stunting di Kobar," tegasnya.
Adapun inovasi yang telah dilakukan Kobar dalam mempercepat penurunan stunting, yakni Kompak Yes di Desa Kumpai Batu Atas, Cebol, Gerakan Bersama PKK Cegah Stunting (Grebek Ceting) dan Gerakan Masyarakat Cegah Stunting itu Penting (Gema Ceping), dan berbagai inovasi lainnya.
Berkat kerja keras, inovasi pemkab yang didukung oleh semua elemen masyarakat, Kobar meraih prestasi atau penghargaan terkait upaya dan pencegahan stunting. Penghargaan itu mulai dari Kabupaten Terinovatif dalam Penanganan Stunting di Kalteng, dan penghargaan dari pemerintah pusat melalui BKKBN pada akhir tahun 2022, dan lainnya
Kadis DP3AP2KB Agus Basrawiyanta Kotawaringin Barat saat menerima penghargaan Kabupaten Terinovatif se-Kalteng dalam penanganan stunting, Sabtu (10/6/2023) ANTARA/HO.
Untuk penghargaan sebagai Kabupaten Terinovatif dalam Penanganan Stunting di Kalteng, karena Kobar berhasil melaksanakan delapan aksi konvergensi penurunan stunting di Kalimantan Tengah.
Sedangkan penghargaan dari pemerintah pusat melalui BKKBN, karena dianggap memiliki komitmen yang tinggi serta inovasi terhadap upaya percepatan penurunan stunting di daerah.
"Penghargaan dari BKKBN ini, langsung disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma'ruf Amin," ungkap Budi Santoso.
Pj Bupati Kobar itu pun menegaskan bahwa keberhasilan yang telah dicapai pihaknya tidak terlepas dari komitmen dan program yang terus dijalankan, serta kolaborasi antara pemerintah daerah dan juga masyarakat. Sebab, baginya, dalam penanganan stunting ini, pastinya Pemkab Kobar tidak bisa bekerja sendirian, melainkan adanya dukungan dan komitmen bersama pihak pihak terkait, dunia usaha dan juga masyarakat luas.
"Kami kedepannya juga akan terus mempererat dan meningkatkan kolaborasi serta lebih menekan bahkan menghilangkan stunting di Kobar," demikian Budi Santoso.
Baca juga: Penataan permukiman bantaran Sungai Arut utamakan kearifan lokal
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan PAD melalui pajak dan retribusi daerah
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan pemanfaatan Sirutilahu dan Smart-BMD
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar minta kepala desa beri perhatian serius permasalahan stunting
Rendahnya angka prevalensi stunting ini berkat berbagai inovasi dan program atau kegiatan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat tersusun secara sistematis, masif, terarah dan berkelanjutan. Pemkab pun mengajak berbagai elemen untuk bersama-sama dan bergotong menanggulangi stunting di wilayah setempat.
"Pemkab dalam menangani stunting bukan hanya sekedar menggelar rapat, tetapi juga aksi lapangan harus jelas, terarah dan berkelanjutan," kata Penjabat Bupati Kotawaringin Barat Budi Santosa saat dikonfirmasi di Pangkalan Bun, baru-baru ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kotawaringin Barat, angka stunting di wilayah setempat pada tahun 2019 masih berada di 23,98 persen. Namun di tahun 2021, angka stunting turun menjadi 9,68 persen, dan pada Juni 2023 tersisa 4,5 persen. Di mana anak umur di bawah dua tahun hingga Juni 2023 di Kobar yang diduga alami stunting sekitar 213 orang atau 5.0 persen, dan anak di bawah lima tahun atau Balita 4.5 persen.
Budi Santoso mengatakan, angka prevalensi stunting di Kobar pada tahun 2023 sudah lebih rendah dari rata-rata target Nasional dan Provinsi Kalimantan Tengah untuk tahun 2024. Sebab, target nasional pada tahun 2024, rata-rata prevalensi stunting berada di angka 14 persen, dan Kalteng di angka 15,38 persen.
"Walau prevalensi stunting di Kobar sudah sangat rendah, namun pemkab didukung semua elemen masyarakat, tetap berkomitmen untuk terus menurunkan angkanya. Bahkan, kami menargetkan tidak ada lagi stunting di Kobar," tegasnya.
Adapun inovasi yang telah dilakukan Kobar dalam mempercepat penurunan stunting, yakni Kompak Yes di Desa Kumpai Batu Atas, Cebol, Gerakan Bersama PKK Cegah Stunting (Grebek Ceting) dan Gerakan Masyarakat Cegah Stunting itu Penting (Gema Ceping), dan berbagai inovasi lainnya.
Berkat kerja keras, inovasi pemkab yang didukung oleh semua elemen masyarakat, Kobar meraih prestasi atau penghargaan terkait upaya dan pencegahan stunting. Penghargaan itu mulai dari Kabupaten Terinovatif dalam Penanganan Stunting di Kalteng, dan penghargaan dari pemerintah pusat melalui BKKBN pada akhir tahun 2022, dan lainnya
Untuk penghargaan sebagai Kabupaten Terinovatif dalam Penanganan Stunting di Kalteng, karena Kobar berhasil melaksanakan delapan aksi konvergensi penurunan stunting di Kalimantan Tengah.
Sedangkan penghargaan dari pemerintah pusat melalui BKKBN, karena dianggap memiliki komitmen yang tinggi serta inovasi terhadap upaya percepatan penurunan stunting di daerah.
"Penghargaan dari BKKBN ini, langsung disaksikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Ma'ruf Amin," ungkap Budi Santoso.
Pj Bupati Kobar itu pun menegaskan bahwa keberhasilan yang telah dicapai pihaknya tidak terlepas dari komitmen dan program yang terus dijalankan, serta kolaborasi antara pemerintah daerah dan juga masyarakat. Sebab, baginya, dalam penanganan stunting ini, pastinya Pemkab Kobar tidak bisa bekerja sendirian, melainkan adanya dukungan dan komitmen bersama pihak pihak terkait, dunia usaha dan juga masyarakat luas.
"Kami kedepannya juga akan terus mempererat dan meningkatkan kolaborasi serta lebih menekan bahkan menghilangkan stunting di Kobar," demikian Budi Santoso.
Baca juga: Penataan permukiman bantaran Sungai Arut utamakan kearifan lokal
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan PAD melalui pajak dan retribusi daerah
Baca juga: Pemkab Kobar optimalkan pemanfaatan Sirutilahu dan Smart-BMD
Baca juga: Penjabat Bupati Kobar minta kepala desa beri perhatian serius permasalahan stunting