Sampit (ANTARA) - Cuaca panas dan asap yang menyelimuti Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah seketika menghilang ketika hujan deras disertai petir melanda daerah ini.
"Alhamdulillah hujannya sangat deras. Lama tidak hujan, sekali hujan langsung disertai petir menyambar-nyambar," kata Budi, salah seorang warga Sampit, Kamis.
Hujan terjadi di beberapa wilayah di Kotawaringin Timur. Selain di Kota Sampit, hujan deras lebih dulu terjadi di Kecamatan Cempaga dan sekitarnya.
Hujan deras melanda Sampit sekitar pukul 15.00 WIB. Tidak berapa lama, hujan deras disertai petir menyambar-nyambar, sehingga banyak pengendara roda dua yang memilih berteduh dan berlindung di tempat yang aman.
Hingga pukul 16.00 WIB, hujan deras masih terjadi. Masyarakat berharap hujan deras terjadi merata dan curahnya cukup tinggi sehingga bisa benar-benar memadamkan kebakaran lahan. Kebakaran lahan yang menimbulkan asap beberapa waktu terakhir, dirasakan sudah sangat mengganggu.
"Tidak apa-apa hujan derasnya lama supaya kebakaran lahan benar-benar padam. Kasihan petugas kita sudah kewalahan memadamkan api dan masyarakat kita juga terganggu dengan asap yang muncul," kata Rahmat, warga lainnya.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur menyampaikan peringatan dini potensi hujan dengan curah sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang mulai pukul 15.10 WIB hingga 16.30 WIB.
Baca juga: Legislator Kotim desak peningkatan jalan Kampung Bangkirai
Wilayah di Kotawaringin Timur yang berpotensi dilanda cuaca buruk tersebut yaitu Kecamatan Kota Besi, Cempaga, Mentaya Hulu, Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Pulau Hanaut, Seranau, Telawang, Bukit Santuai dan Telaga Antang.
Turunnya hujan deras ini disambut gembira dan diharapkan dapat memadamkan kebakaran lahan di tengah upaya keras pemerintah dalam menanggulangi musibah ini.
Pemadaman kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilakukan oleh tim darat, tetapi juga menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan water bombing atau pengeboman air.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menggelar shalat istisqa atau shalat meminta hujan. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman kantor bupati pada Selasa (3/10) lalu itu diikuti ratusan umat Islam.
Bahkan, Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Timur juga berencana menggelar shalat istisqa pada Jumat (6/10) di halaman Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotawaringin Timur. Namun belum diketahui apakah shalat istisqa ini tetap dilaksanakan atau tidak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam mengaku juga sangat bersyukur atas hujan deras yang turun hari ini. Dia berharap hujan dapat memadamkan kebakaran lahan yang terjadi.
"Alhamdulillah hujan ini menjadi berkah. Kita akan lihat indikator di hot spot sore ini. Apabila ada penurunan titik hot spot, berarti berdampak hujan dimaksud. Tapi kita tetap waspada. Prakiraan kemarau masih terjadi," ujar Multazam.
Berdasarkan informasi disampaikan perwakilan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur saat rapat evaluasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kantor BPBD pada Senin (3/10) lalu, kemarau diperkirakan masih terjadi hingga Oktober dasarian II sehingga kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai.
Baca juga: Pekan Raya Sampit langsung diserbu pengunjung
Baca juga: Legislator Kotim dorong penegakan hukum bagi pelaku karhutla
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi inisiatif pemberdayaan UMKM
"Alhamdulillah hujannya sangat deras. Lama tidak hujan, sekali hujan langsung disertai petir menyambar-nyambar," kata Budi, salah seorang warga Sampit, Kamis.
Hujan terjadi di beberapa wilayah di Kotawaringin Timur. Selain di Kota Sampit, hujan deras lebih dulu terjadi di Kecamatan Cempaga dan sekitarnya.
Hujan deras melanda Sampit sekitar pukul 15.00 WIB. Tidak berapa lama, hujan deras disertai petir menyambar-nyambar, sehingga banyak pengendara roda dua yang memilih berteduh dan berlindung di tempat yang aman.
Hingga pukul 16.00 WIB, hujan deras masih terjadi. Masyarakat berharap hujan deras terjadi merata dan curahnya cukup tinggi sehingga bisa benar-benar memadamkan kebakaran lahan. Kebakaran lahan yang menimbulkan asap beberapa waktu terakhir, dirasakan sudah sangat mengganggu.
"Tidak apa-apa hujan derasnya lama supaya kebakaran lahan benar-benar padam. Kasihan petugas kita sudah kewalahan memadamkan api dan masyarakat kita juga terganggu dengan asap yang muncul," kata Rahmat, warga lainnya.
Sementara itu, Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur menyampaikan peringatan dini potensi hujan dengan curah sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang mulai pukul 15.10 WIB hingga 16.30 WIB.
Baca juga: Legislator Kotim desak peningkatan jalan Kampung Bangkirai
Wilayah di Kotawaringin Timur yang berpotensi dilanda cuaca buruk tersebut yaitu Kecamatan Kota Besi, Cempaga, Mentaya Hulu, Baamang, Mentawa Baru Ketapang, Pulau Hanaut, Seranau, Telawang, Bukit Santuai dan Telaga Antang.
Turunnya hujan deras ini disambut gembira dan diharapkan dapat memadamkan kebakaran lahan di tengah upaya keras pemerintah dalam menanggulangi musibah ini.
Pemadaman kebakaran hutan dan lahan tidak hanya dilakukan oleh tim darat, tetapi juga menggunakan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan water bombing atau pengeboman air.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan menggelar shalat istisqa atau shalat meminta hujan. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman kantor bupati pada Selasa (3/10) lalu itu diikuti ratusan umat Islam.
Bahkan, Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Timur juga berencana menggelar shalat istisqa pada Jumat (6/10) di halaman Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kotawaringin Timur. Namun belum diketahui apakah shalat istisqa ini tetap dilaksanakan atau tidak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Multazam mengaku juga sangat bersyukur atas hujan deras yang turun hari ini. Dia berharap hujan dapat memadamkan kebakaran lahan yang terjadi.
"Alhamdulillah hujan ini menjadi berkah. Kita akan lihat indikator di hot spot sore ini. Apabila ada penurunan titik hot spot, berarti berdampak hujan dimaksud. Tapi kita tetap waspada. Prakiraan kemarau masih terjadi," ujar Multazam.
Berdasarkan informasi disampaikan perwakilan BMKG Stasiun Meteorologi Haji Asan Kotawaringin Timur saat rapat evaluasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di kantor BPBD pada Senin (3/10) lalu, kemarau diperkirakan masih terjadi hingga Oktober dasarian II sehingga kebakaran hutan dan lahan masih perlu diwaspadai.
Baca juga: Pekan Raya Sampit langsung diserbu pengunjung
Baca juga: Legislator Kotim dorong penegakan hukum bagi pelaku karhutla
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi inisiatif pemberdayaan UMKM