Sampit (ANTARA) - Anggota DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Dadang Siswanto mendesak pemerintah setempat segera meningkatkan jalan di Kampung Bangkirai Kelurahan Baamang Hulu Kecamatan Baamang agar aktivitas masyarakat menjadi lancar.
"Khususnya, ada sebuah jalan penghubung di ujung Bandara Haji Asan Sampit itu yang menghubungkan ke permukiman di Bangkirai tersebut. Selama ini hampir tidak pernah disentuh oleh pemerintah dan statusnya sudah dipastikan itu adalah jalan milik kabupaten," kata Dadang di Sampit, Kamis.
Bangkirai merupakan sebuah kampung atau permukiman di pinggir Sungai Mentaya yang disebut-sebut sudah ada sebelum kehadiran Bandara Haji Asan Sampit di kawasan itu.
Kampung ini masuk dalam Kelurahan Baamang Hulu, hanya sekitar 200 meter dari kantor kelurahan setempat. Hanya, lokasi kampung yang terdiri dari dua Rukun Tetangga ini berada di ujung jalan, sedikit terpisah dari permukiman lainnya di kelurahan itu.
Selain jalan di permukiman penduduk setempat yang perlu perbaikan, juga ada jalan yang menghubungkan Bangkirai dengan jalan utama di Kelurahan Baamang Hulu.
Baca juga: Pekan Raya Sampit langsung diserbu pengunjung
Posisi jalan penghubung itu berada di ujung landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit yang tidak jauh dari bibir Sungai Mentaya. Lokasi ini juga sering dimanfaatkan warga untuk bersantai saat sore hari, sambil menikmati momen pesawat mendarat maupun lepas landas.
Saat ini kondisi jalan di Kampung Bangkirai memprihatinkan. Pengendara harus mengurangi laju kendaraan karena jalan bergelombang sehingga ini cukup mengganggu perjalanan.
Dadang getol menyuarakan ini karena banyak warga yang menyampaikan aspirasi tersebut kepadanya. Tidak berlebihan jika dia memperjuangkan ini lantaran Kecamatan Baamang merupakan salah satu kecamatan yang diwakilinya.
Ketua Fraksi PAN yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III ini mendesak pemerintah agar perbaikan dan peningkatan jalan di Kampung Bangkirai bisa dilaksanakan pada 2024 nanti.
"Jangan sampai terkesan dengan tidak jarang disentuh itu ada perbedaan perlakuan antara Kampung Bangkirai dengan permukiman lain di kawasan Baamang Hulu," demikian Dadang Siswanto.
Baca juga: Legislator Kotim dorong penegakan hukum bagi pelaku karhutla
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi inisiatif pemberdayaan UMKM
Baca juga: Ratusan warga Sampit berdoa minta turun hujan
"Khususnya, ada sebuah jalan penghubung di ujung Bandara Haji Asan Sampit itu yang menghubungkan ke permukiman di Bangkirai tersebut. Selama ini hampir tidak pernah disentuh oleh pemerintah dan statusnya sudah dipastikan itu adalah jalan milik kabupaten," kata Dadang di Sampit, Kamis.
Bangkirai merupakan sebuah kampung atau permukiman di pinggir Sungai Mentaya yang disebut-sebut sudah ada sebelum kehadiran Bandara Haji Asan Sampit di kawasan itu.
Kampung ini masuk dalam Kelurahan Baamang Hulu, hanya sekitar 200 meter dari kantor kelurahan setempat. Hanya, lokasi kampung yang terdiri dari dua Rukun Tetangga ini berada di ujung jalan, sedikit terpisah dari permukiman lainnya di kelurahan itu.
Selain jalan di permukiman penduduk setempat yang perlu perbaikan, juga ada jalan yang menghubungkan Bangkirai dengan jalan utama di Kelurahan Baamang Hulu.
Baca juga: Pekan Raya Sampit langsung diserbu pengunjung
Posisi jalan penghubung itu berada di ujung landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit yang tidak jauh dari bibir Sungai Mentaya. Lokasi ini juga sering dimanfaatkan warga untuk bersantai saat sore hari, sambil menikmati momen pesawat mendarat maupun lepas landas.
Saat ini kondisi jalan di Kampung Bangkirai memprihatinkan. Pengendara harus mengurangi laju kendaraan karena jalan bergelombang sehingga ini cukup mengganggu perjalanan.
Dadang getol menyuarakan ini karena banyak warga yang menyampaikan aspirasi tersebut kepadanya. Tidak berlebihan jika dia memperjuangkan ini lantaran Kecamatan Baamang merupakan salah satu kecamatan yang diwakilinya.
Ketua Fraksi PAN yang juga menjabat Wakil Ketua Komisi III ini mendesak pemerintah agar perbaikan dan peningkatan jalan di Kampung Bangkirai bisa dilaksanakan pada 2024 nanti.
"Jangan sampai terkesan dengan tidak jarang disentuh itu ada perbedaan perlakuan antara Kampung Bangkirai dengan permukiman lain di kawasan Baamang Hulu," demikian Dadang Siswanto.
Baca juga: Legislator Kotim dorong penegakan hukum bagi pelaku karhutla
Baca juga: Pemkab Kotim apresiasi inisiatif pemberdayaan UMKM
Baca juga: Ratusan warga Sampit berdoa minta turun hujan