Depok (ANTARA) - Dosen dan mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) mengembangkan teh dan kopi tanpa kafein sebagai produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat pedesaan.
Guru Besar FFUI, Prof Dr Berna Elya, Apt, MSi, di Kampus UI Depok, Kamis mengatakan adanya potensi pengembangan tanaman hanjeli di Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Ia mengatakan tanaman hanjeli mengandung antioksidanttinggi dan memiliki nilai gizi yang baik, oleh karena itu Tim Peneliti UI tergerak untuk mengolahnya menjadi produk teh dan kopi kesehatan Lacryma.
Teh Lacryma berbahan dasar daun hanjeli yang mengandung fitocompound, yaitu zat aktif yang terbukti secara ilmiah menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Teh ini mengandung pemanis alami (zero kalori) sehingga aman dikonsumsi untuk penderita diabetes.
Meski dibuat dalam berbagai varian rasa, Teh Lacryma tetap memberikan rasa khas hanjeli.
Teh Lacryma dibuat dalam varian original, jahe, dan varian rasa lainnya. Masing-masing varian teh tersebut memiliki beberapa manfaat.
Sebagai contoh, pada varian original, produk ini memiliki kandungan fitosterol, protein, dan vitamin E yang bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas dan dapat menambah imunitas.
Sementara itu, pada varian jahe, teh ini mengandung minyak atsiri, fitosterol, polifenol, protein, dan vitamin E yang berguna untuk menghangatkan dan menjaga kesehatan tubuh.
Untuk Kopi Lacryma, produk dihasilkan dari biji hanjeli dari varietas Mayuen. Biji hanjeli jenis ini memiliki tekstur yang kenyal tetapi tidak lengket. Produk ini aman dikonsumsi oleh orang yang sensitif terhadap kafein, karena berbahan dasar biji hanjeli yang tidak mengandung kafein.
Kopi ini juga dapat menjadi pelengkap diet karena memberikan efek lebih kenyang bagi orang yang mengonsumsinya. Ada dua varian rasa yang dihasilkan dari Kopi Lacryma, yaitu varian original dan coffee mix.
Dikatakannya teh dan kopi Kesehatan Lacryma dibuat dengan teknologi farmasi melalui proses yang higienis pada proses pembuatannya. Pengembangan produk ini melibatkan masyarakat di Desa Sukajaya, Kabupaten Sumedang.
Tim Peneliti UI berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk pembudidayaan biji hanjeli, proses produksi teh dan kopi, hingga pemasaran produk.
Masyarakat dibekali berbagai pengetahuan terkait proses pengolahan dan pembuatan produk teh dan kopi hanjeli yang tetap memperhatikan stabilitas bahan aktif dan higienitasnya.
Selain itu, mereka juga dibimbing untuk praktik langsung dalam pembuatan kemasan, cara mengemas, serta cara memilih komponen kemasan yang menarik untuk meningkatkan nilai jual.
Selama ini, tanaman hanjeli di Desa Sukajaya belum dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat menjualnya dalam bentuk biji mentah dengan harga yang sangat murah kepada para tengkulak.
Ditambah lagi, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai buruh tani, bukan sebagai petani sehingga pendapatan mereka hanya bergantung pada musim tanam.
Kondisi masyarakat ini menyebabkan status kemiskinan di Desa Sukajaya masih cukup tinggi hingga 40 persen dari total penduduk.
Pengembangan produk Teh dan Kopi Kesehatan Lacryma dilakukan dengan melibatkan masyarakat di Desa Sukajaya agar masalah ekonomi di daerah tersebut bisa teratasi, dan taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Pemasaran produk tersebut akan dilakukan secara online melalui marketplace dan sosial media, serta akan dibangun kafe di Desa Sukajaya.
Dengan didukung pemanfaatan teknologi farmasi, ke depannya UI akan menciptakan produk-produk lain yang dihasilkan dari tanaman hanjeli, yang tentunya memiliki nilai ekonomi tinggi.
Guru Besar FFUI, Prof Dr Berna Elya, Apt, MSi, di Kampus UI Depok, Kamis mengatakan adanya potensi pengembangan tanaman hanjeli di Desa Sukajaya, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Ia mengatakan tanaman hanjeli mengandung antioksidanttinggi dan memiliki nilai gizi yang baik, oleh karena itu Tim Peneliti UI tergerak untuk mengolahnya menjadi produk teh dan kopi kesehatan Lacryma.
Teh Lacryma berbahan dasar daun hanjeli yang mengandung fitocompound, yaitu zat aktif yang terbukti secara ilmiah menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Teh ini mengandung pemanis alami (zero kalori) sehingga aman dikonsumsi untuk penderita diabetes.
Meski dibuat dalam berbagai varian rasa, Teh Lacryma tetap memberikan rasa khas hanjeli.
Teh Lacryma dibuat dalam varian original, jahe, dan varian rasa lainnya. Masing-masing varian teh tersebut memiliki beberapa manfaat.
Sebagai contoh, pada varian original, produk ini memiliki kandungan fitosterol, protein, dan vitamin E yang bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas dan dapat menambah imunitas.
Sementara itu, pada varian jahe, teh ini mengandung minyak atsiri, fitosterol, polifenol, protein, dan vitamin E yang berguna untuk menghangatkan dan menjaga kesehatan tubuh.
Untuk Kopi Lacryma, produk dihasilkan dari biji hanjeli dari varietas Mayuen. Biji hanjeli jenis ini memiliki tekstur yang kenyal tetapi tidak lengket. Produk ini aman dikonsumsi oleh orang yang sensitif terhadap kafein, karena berbahan dasar biji hanjeli yang tidak mengandung kafein.
Kopi ini juga dapat menjadi pelengkap diet karena memberikan efek lebih kenyang bagi orang yang mengonsumsinya. Ada dua varian rasa yang dihasilkan dari Kopi Lacryma, yaitu varian original dan coffee mix.
Dikatakannya teh dan kopi Kesehatan Lacryma dibuat dengan teknologi farmasi melalui proses yang higienis pada proses pembuatannya. Pengembangan produk ini melibatkan masyarakat di Desa Sukajaya, Kabupaten Sumedang.
Tim Peneliti UI berkolaborasi dengan masyarakat setempat untuk pembudidayaan biji hanjeli, proses produksi teh dan kopi, hingga pemasaran produk.
Masyarakat dibekali berbagai pengetahuan terkait proses pengolahan dan pembuatan produk teh dan kopi hanjeli yang tetap memperhatikan stabilitas bahan aktif dan higienitasnya.
Selain itu, mereka juga dibimbing untuk praktik langsung dalam pembuatan kemasan, cara mengemas, serta cara memilih komponen kemasan yang menarik untuk meningkatkan nilai jual.
Selama ini, tanaman hanjeli di Desa Sukajaya belum dimanfaatkan secara optimal. Masyarakat menjualnya dalam bentuk biji mentah dengan harga yang sangat murah kepada para tengkulak.
Ditambah lagi, mayoritas masyarakat berprofesi sebagai buruh tani, bukan sebagai petani sehingga pendapatan mereka hanya bergantung pada musim tanam.
Kondisi masyarakat ini menyebabkan status kemiskinan di Desa Sukajaya masih cukup tinggi hingga 40 persen dari total penduduk.
Pengembangan produk Teh dan Kopi Kesehatan Lacryma dilakukan dengan melibatkan masyarakat di Desa Sukajaya agar masalah ekonomi di daerah tersebut bisa teratasi, dan taraf hidup masyarakat dapat meningkat.
Pemasaran produk tersebut akan dilakukan secara online melalui marketplace dan sosial media, serta akan dibangun kafe di Desa Sukajaya.
Dengan didukung pemanfaatan teknologi farmasi, ke depannya UI akan menciptakan produk-produk lain yang dihasilkan dari tanaman hanjeli, yang tentunya memiliki nilai ekonomi tinggi.