Jakarta (ANTARA) - Bintang Liverpool dan timnas Mesir Mohamed Salah memohon agar bantuan kemanusiaan diizinkan memasuki Gaza, serta meminta dihentikannya pembantaian dalam konflik antara Israel dan militan Palestina Hamas.
Warga Gaza menghadapi situasi serba kekurangan ketika wilayah itu ditutup oleh Israel, sebagai dampak dari serangan Hamas kepada komunitas Israel dan pos-pos militer pada 7 Oktober silam.
Pada Selasa (17/10) silam, sebuah serangan roket yang diduga berasal dari kubu Israel menghantam sebuah rumah sakit di Gaza.
Meski demikian, Israel menolak bertanggung jawab, dan mengklaim bahwa roket itu ditembakkan oleh kubu Palestina.
Baca juga: Mohamed Salah tidak akan meninggalkan Liverpool
"Tidak mudah untuk berbicara pada masa seperti ini. Terdapat banyak kekerasan dan terlalu banyak kesedihan dan brutalitas," kata Salah dalam video yang diunggah di akun Instagramnya.
"Eskalasi dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak tertahankan untuk disaksikan. Semua kehidupan penting dan harus dilindungi. Pembantaian-pembantaian ini harus dihentikan, banyak keluarga telah terpecah-belah," tambahnya.
Setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Tel Aviv pada Rabu (18/10), Israel mengatakan pihaknya setuju terhadap permintaan Biden untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui Mesir.
"Apa yang sudah jelas sekarang adalah bantuan kemanusiaan ke Gaza secepatnya harus diizinkan. Banyak orang berada dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk," tutur Salah.
"Situasi di rumah sakit semalam sangat menyeramkan. Orang-orang di Gaza memerlukan makanan, air, dan obat-obatan secepatnya."
"Saya meminta para pemimpin dunia untuk datang bersama-sama, agar dapat mengakhiri pembantaian jiwa-jiwa yang tidak bersalah. Kemanusiaan harus diutamakan," pungkasnya.
Baca juga: Serangan udara Israel sebabkan anak-anak di Gaza alami trauma
Baca juga: Korban meninggal akibat serangan di Gaza bertambah jadi 254
Baca juga: Polisi Gaza amankan ratusan rudal Israel yang gagal meledak
Warga Gaza menghadapi situasi serba kekurangan ketika wilayah itu ditutup oleh Israel, sebagai dampak dari serangan Hamas kepada komunitas Israel dan pos-pos militer pada 7 Oktober silam.
Pada Selasa (17/10) silam, sebuah serangan roket yang diduga berasal dari kubu Israel menghantam sebuah rumah sakit di Gaza.
Meski demikian, Israel menolak bertanggung jawab, dan mengklaim bahwa roket itu ditembakkan oleh kubu Palestina.
Baca juga: Mohamed Salah tidak akan meninggalkan Liverpool
"Tidak mudah untuk berbicara pada masa seperti ini. Terdapat banyak kekerasan dan terlalu banyak kesedihan dan brutalitas," kata Salah dalam video yang diunggah di akun Instagramnya.
"Eskalasi dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak tertahankan untuk disaksikan. Semua kehidupan penting dan harus dilindungi. Pembantaian-pembantaian ini harus dihentikan, banyak keluarga telah terpecah-belah," tambahnya.
Setelah kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Tel Aviv pada Rabu (18/10), Israel mengatakan pihaknya setuju terhadap permintaan Biden untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza melalui Mesir.
"Apa yang sudah jelas sekarang adalah bantuan kemanusiaan ke Gaza secepatnya harus diizinkan. Banyak orang berada dalam kondisi-kondisi yang sangat buruk," tutur Salah.
"Situasi di rumah sakit semalam sangat menyeramkan. Orang-orang di Gaza memerlukan makanan, air, dan obat-obatan secepatnya."
"Saya meminta para pemimpin dunia untuk datang bersama-sama, agar dapat mengakhiri pembantaian jiwa-jiwa yang tidak bersalah. Kemanusiaan harus diutamakan," pungkasnya.
Baca juga: Serangan udara Israel sebabkan anak-anak di Gaza alami trauma
Baca juga: Korban meninggal akibat serangan di Gaza bertambah jadi 254
Baca juga: Polisi Gaza amankan ratusan rudal Israel yang gagal meledak