Palangka Raya (ANTARA) -
Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyatakan lima balita berisiko stunting (gangguan pertumbuhan) di Posyandu Akasia Desa Sababilah, Kabupaten Barito Selatan yang mereka dampingi kondisinya semakin membaik dan menunjukkan perkembangan.
"Terdapat lima balita dengan risiko stunting di Posyandu Akasia Barsel ini. Masing-masing balita didampingi satu orang kader yang bertugas membuatkan dan memberikan aneka makanan tambahan, sekaligus memonitor kenaikan berat badannya setiap bulan," kata Sekretaris Dislutkan Kalteng Nita Fera di Palangka Raya, Jumat.
Secara berkala tim dari Dislutkan Kalteng bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dislutkan melaksanakan monitoring di Posyandu Akasia Desa Sababilah untuk memastikan perkembangan anak asuh tersebut.
"Dalam setiap monitoring dilakukan pemantauan terhadap data-data pertumbuhan balita setelah diberikan bantuan makanan tambahan," ujarnya.
Ketua DWP Dislutkan Kalteng Lisdayanti menjelaskan berdasarkan monitoring yang sudah memasuki ketiga kalinya ini diketahui ada peningkatan berat badan balita dengan ditandai adanya kenaikan berat badan rata-rata antara satu hingga empat ons.
"Dari hasil monitoring, diketahui para kader di Posyandu Akasia ini telah memberikan makanan tambahan yang berasal dari pangan lokal yang kaya protein hewani, seperti telur, ikan, dan daging kepada balita dengan risiko stunting di tempat ini," ujarnya.
Sebagai penguatan, para kader juga diminta mendokumentasikan kegiatan pendampingan melalui foto dan laporan Kartu Menuju Sehat (KMS), serta menyampaikan perkembangannya kepada DWP Dislutkan Kalteng, Puskesmas, serta Dinas Kesehatan Barito Selatan.
Kepala Dislutkan Kalteng Darliansjah menyampaikan, kurangnya asupan makanan dinilai menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting pada anak. Oleh karenanya kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
Prevalensi stunting di Provinsi Kalimantan Tengah pada 2022 sebesar 26,9 persen. Kondisi tersebut mengalami penurunan sebesar 0,5 persen dari 2021 sebesar 27,4 persen.
Sebagai penguatan, para kader juga diminta mendokumentasikan kegiatan pendampingan melalui foto dan laporan Kartu Menuju Sehat (KMS), serta menyampaikan perkembangannya kepada DWP Dislutkan Kalteng, Puskesmas, serta Dinas Kesehatan Barito Selatan.
Kepala Dislutkan Kalteng Darliansjah menyampaikan, kurangnya asupan makanan dinilai menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting pada anak. Oleh karenanya kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan.
“Saya mengajak masyarakat Kalimantan Tengah agar mendukung tumbuh kembang anak dengan nutrisi lengkap dan terbaik, sehingga anak bisa terhindar dari masalah stunting atau gangguan tumbuh kembang lainnya," jelasnya.