Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Gaza, yang menjadi pusat konflik Israel dan Palestina, mulai dilakukan Rabu waktu setempat.
"Kemungkinan evakuasi akan dapat dilakukan hari ini. Namun, saya ingin menggarisbawahi kata 'kemungkinan' karena situasi di lapangan tidak bisa diduga," kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Pemerintah telah menggerakkan tim dari Kairo menuju Rafah di perbatasan Mesir-Palestina, untuk mengevakuasi WNI dari Gaza.
"Setelah melalui pemeriksaan berlapis, tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah di bagian Mesir pukul 15.53 WIB. Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di (perbatasan) bagian Gaza," tutur Retno.
Retno mengungkapkan sudah berkomunikasi dengan semua pihak yang memiliki aset di Gaza, dan mendapat informasi bahwa kemungkinan pergerakan evakuasi warga negara asing, termasuk WNI, akan segera dilakukan.
Namun, evakuasi kemungkinan besar tidak akan bisa dilakukan sekaligus tetapi secara bertahap dengan mengutamakan keselamatan, sambung Retno.
"Situasi betul-betul sangat dinamis, tetapi kita perlu pastikan kalau toh ada perjalanan (evakuasi) maka perjalanan itu harus mendapat jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat," kata Retno.
"Jangan tanya kapan evakuasi dilakukan, tetapi yang bisa saya pastikan adalah kita (pemerintah) terus berusaha,” tutur dia.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan ada 10 WNI berada di Gaza.
Dari kesepuluh WNI tersebut, tiga WNI dari relawan MER-C di RS Indonesia di Gaza, memutuskan tidak ikut dievakuasi.
"Tiga relawan tersebut memilih untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan di Gaza dan kita menghormati keputusan tersebut," kata Judha.
Sementara tujuh orang lainnya, yang terdiri dari dua keluarga WNI yang menikah dengan warga Palestina, akan segera dievakuasi.
Evakuasi para WNI tersebut akan dilakukan dari rumah mereka, masing-masing di Gaza utara dan Gaza selatan, menuju perbatasan Rafah.
"Kemungkinan evakuasi akan dapat dilakukan hari ini. Namun, saya ingin menggarisbawahi kata 'kemungkinan' karena situasi di lapangan tidak bisa diduga," kata Retno dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Pemerintah telah menggerakkan tim dari Kairo menuju Rafah di perbatasan Mesir-Palestina, untuk mengevakuasi WNI dari Gaza.
"Setelah melalui pemeriksaan berlapis, tim kita dari Kairo sudah tiba di Rafah di bagian Mesir pukul 15.53 WIB. Sekarang kita tinggal melihat apa yang akan terjadi di (perbatasan) bagian Gaza," tutur Retno.
Retno mengungkapkan sudah berkomunikasi dengan semua pihak yang memiliki aset di Gaza, dan mendapat informasi bahwa kemungkinan pergerakan evakuasi warga negara asing, termasuk WNI, akan segera dilakukan.
Namun, evakuasi kemungkinan besar tidak akan bisa dilakukan sekaligus tetapi secara bertahap dengan mengutamakan keselamatan, sambung Retno.
"Situasi betul-betul sangat dinamis, tetapi kita perlu pastikan kalau toh ada perjalanan (evakuasi) maka perjalanan itu harus mendapat jaminan keamanan dari semua pihak sehingga evakuasi dapat dilakukan dengan selamat," kata Retno.
"Jangan tanya kapan evakuasi dilakukan, tetapi yang bisa saya pastikan adalah kita (pemerintah) terus berusaha,” tutur dia.
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan ada 10 WNI berada di Gaza.
Dari kesepuluh WNI tersebut, tiga WNI dari relawan MER-C di RS Indonesia di Gaza, memutuskan tidak ikut dievakuasi.
"Tiga relawan tersebut memilih untuk terus menjalankan tugas kemanusiaan di Gaza dan kita menghormati keputusan tersebut," kata Judha.
Sementara tujuh orang lainnya, yang terdiri dari dua keluarga WNI yang menikah dengan warga Palestina, akan segera dievakuasi.
Evakuasi para WNI tersebut akan dilakukan dari rumah mereka, masing-masing di Gaza utara dan Gaza selatan, menuju perbatasan Rafah.