Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PT Tekno Sains Medika bekerja sama dengan PT Bina Makmur Abadi meluncurkan tujuh alat kesehatan baru dengan memanfaatkan teknologi digital.
"Peluncuran alat kesehatan ini menjadi bukti komitmen ITS dalam pengembangan teknologi di bidang kesehatan," kata Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati di Surabaya, Rabu.
Menggandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai tempat penelitian dan uji coba, pihaknya berharap ITS dapat berperan lebih banyak untuk produk kesehatan dalam negeri. Pengembangan dan hilirisasi produk alat kesehatan (alkes) ini, kata dia, juga merupakan hasil riset kolaborasi antar-beberapa departemen di ITS.
"Produk-produk kesehatan yang dibuat ini juga menggunakan komponen produk lokal," ujarnya.
Bambang menyampaikan masih banyaknya impor alkes serta pesatnya perkembangan teknologi mendorong ITS menciptakan alkes dengan meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen.
"Teknologi digital 3D printing, Artificial Intelligence (AI), serta Augmented Reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi sarana kesehatan di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: FKUI hadirkan alat tes diagnostik dini dan cepat DBD
Salah satu inovasi alat kesehatan yang dibuat oleh dosen ITS. (ANTARA/HO-Humas ITS)
Sejalan dengan itu inventor alat kesehatan yang juga dosen ITS Djoko Kuswanto menjelaskan tujuh alkes tersebut sebagai implementasi desain digital 3D yang terintegrasi serta fabrikasi digital yang efektif pada dunia kesehatan.
Melalui teknologi fabrikasi, lanjutnya, produk dapat dikustomisasi dan dibuat berdasarkan keinginan konsumen. "Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat membantu mempercepat penanganan kasus medis," ucapnya.
Produk tersebut antara lain AMO3D yang merupakan cetakan implan berbasis data 3D, GUO3D berupa alat penunjang kerja berbasis 3D, serta PRO3D yang berfungsi sebagai alat pelindung tubuh yang dibuat dari hasil scan 3D tubuh pasien.
Menurutnya, alat-alat tersebut pun merupakan satu-satunya produk kolaborasi inovasi dan teknologi digital pada fasilitas kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Obat dan alat kesehatan apa saja yang harus tersedia di rumah?
Selain itu ITS juga menciptakan produk bernama HUMA3D berupa manekin dan TSM. Bones berupa replika tulang manusia untuk sarana edukasi dan pelatihan klinis bagi calon ahli medis.
Dua produk terakhir yang diluncurkan ialah RiseHand berupa alat bantu pasien amputasi jari untuk menggenggam benda dan Surgical Instrument yang merupakan alat-alat untuk operasi bedah, seperti gunting, pisau dan pinset.
Djoko menyatakan produk yang diluncurkan di Jakarta Convention Center pada 18 Oktober 2023 itu telah digunakan oleh beberapa rumah sakit dan perguruan tinggi di Indonesia dan telah dipesan ratusan unit.
"Jadi kualitas produk-produk ini tidak kalah saing dengan produk negara-negara maju," ujarnya.
Sementara itu Direktur PT Tekno Sains Medika Nike Besta Sari menyebutkan harga produk yang dipasarkan ini lebih murah dibanding produk sejenis lainnya. Contohnya, pada HUMA3D yang dijual hanya di bawah Rp50 juta, lebih murah dibanding produk serupa yang berharga ratusan juta rupiah.
Selain karena berbahan komponen lokal, produksi tidak dilakukan berskala besar melainkan dengan sistem pre-order. "Sebisa mungkin harga jual di bawah produk impor, namun tidak mengurangi kualitas produk," katanya.
Nike mengatakan peluncuran ini telah membuka pintu kepada kalangan yang ingin melakukan kolaborasi hingga penggunaan produk inovasi dari ITS. Pihaknya juga akan terus sosialisasi dan menggelar workshop pengembangan mengenai alat-alat kesehatan ini.
"Semoga setelah peluncuran produk ini, kita dapat terus menginisiasi dan mengembangkan inovasi produk dalam negeri lebih luas lagi," ucapnya.
Baca juga: Bukalapak hadirkan jalur khusus medis beli alat kesehatan
"Peluncuran alat kesehatan ini menjadi bukti komitmen ITS dalam pengembangan teknologi di bidang kesehatan," kata Wakil Rektor IV ITS Bambang Pramujati di Surabaya, Rabu.
Menggandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) sebagai tempat penelitian dan uji coba, pihaknya berharap ITS dapat berperan lebih banyak untuk produk kesehatan dalam negeri. Pengembangan dan hilirisasi produk alat kesehatan (alkes) ini, kata dia, juga merupakan hasil riset kolaborasi antar-beberapa departemen di ITS.
"Produk-produk kesehatan yang dibuat ini juga menggunakan komponen produk lokal," ujarnya.
Bambang menyampaikan masih banyaknya impor alkes serta pesatnya perkembangan teknologi mendorong ITS menciptakan alkes dengan meningkatkan nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40 persen.
"Teknologi digital 3D printing, Artificial Intelligence (AI), serta Augmented Reality (AR) dan virtual reality (VR) dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi sarana kesehatan di Indonesia," ucapnya.
Baca juga: FKUI hadirkan alat tes diagnostik dini dan cepat DBD
Sejalan dengan itu inventor alat kesehatan yang juga dosen ITS Djoko Kuswanto menjelaskan tujuh alkes tersebut sebagai implementasi desain digital 3D yang terintegrasi serta fabrikasi digital yang efektif pada dunia kesehatan.
Melalui teknologi fabrikasi, lanjutnya, produk dapat dikustomisasi dan dibuat berdasarkan keinginan konsumen. "Penggunaan teknologi ini diharapkan dapat membantu mempercepat penanganan kasus medis," ucapnya.
Produk tersebut antara lain AMO3D yang merupakan cetakan implan berbasis data 3D, GUO3D berupa alat penunjang kerja berbasis 3D, serta PRO3D yang berfungsi sebagai alat pelindung tubuh yang dibuat dari hasil scan 3D tubuh pasien.
Menurutnya, alat-alat tersebut pun merupakan satu-satunya produk kolaborasi inovasi dan teknologi digital pada fasilitas kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Obat dan alat kesehatan apa saja yang harus tersedia di rumah?
Selain itu ITS juga menciptakan produk bernama HUMA3D berupa manekin dan TSM. Bones berupa replika tulang manusia untuk sarana edukasi dan pelatihan klinis bagi calon ahli medis.
Dua produk terakhir yang diluncurkan ialah RiseHand berupa alat bantu pasien amputasi jari untuk menggenggam benda dan Surgical Instrument yang merupakan alat-alat untuk operasi bedah, seperti gunting, pisau dan pinset.
Djoko menyatakan produk yang diluncurkan di Jakarta Convention Center pada 18 Oktober 2023 itu telah digunakan oleh beberapa rumah sakit dan perguruan tinggi di Indonesia dan telah dipesan ratusan unit.
"Jadi kualitas produk-produk ini tidak kalah saing dengan produk negara-negara maju," ujarnya.
Sementara itu Direktur PT Tekno Sains Medika Nike Besta Sari menyebutkan harga produk yang dipasarkan ini lebih murah dibanding produk sejenis lainnya. Contohnya, pada HUMA3D yang dijual hanya di bawah Rp50 juta, lebih murah dibanding produk serupa yang berharga ratusan juta rupiah.
Selain karena berbahan komponen lokal, produksi tidak dilakukan berskala besar melainkan dengan sistem pre-order. "Sebisa mungkin harga jual di bawah produk impor, namun tidak mengurangi kualitas produk," katanya.
Nike mengatakan peluncuran ini telah membuka pintu kepada kalangan yang ingin melakukan kolaborasi hingga penggunaan produk inovasi dari ITS. Pihaknya juga akan terus sosialisasi dan menggelar workshop pengembangan mengenai alat-alat kesehatan ini.
"Semoga setelah peluncuran produk ini, kita dapat terus menginisiasi dan mengembangkan inovasi produk dalam negeri lebih luas lagi," ucapnya.
Baca juga: Bukalapak hadirkan jalur khusus medis beli alat kesehatan