Moskow (ANTARA) - Pelaku pembunuhan jurnalis Rusia Anna Politkovskaya, yang dikenal atas liputannya mengenai kekerasan di perang Rusia-Chechnya di masa awal kepresidenan Putin, telah diampuni dengan imbalan bertempur di Ukraina, menurut laporan media RBC, Selasa.
Politkovskaya ditembak mati di luar kediamannya di Moskow pada 2006 yang memicu protes di negara Barat dan menggarisbawahi semakin berbahayanya meliput berita di Rusia seiring dengan kian menguatnya cengkeraman Putin kepada media independen.
Pelaku pembunuhan yang bernama Sergei Khadzhikurbanov itu adalah mantan petugas penegak hukum, yang telah divonis 20 tahun penjara pada 2014 untuk merancang pembunuhan tersebut.
RBC mengutip pengacara Khadzhikurbanov, Alexei Mikhalchik pada Selasa yang mengatakan bahwa kliennya tahun lalu telah mengambil skema, yang diketahui digunakan terutama oleh pasukan tentara bayaran Wagner, untuk mendaftarkan diri keluar penjara untuk berperang di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer spesial" (SMO).
"Kemudian dia diampuni, dan sekarang berpartisipasi dalam SMO sebagai tentara relawan, yang dikontrak oleh kementerian pertahanan," kata Mikhalchik.
Khadzhikurbanov divonis pada 2014 bersama empat orang lain dari Chechnya, daerah yang sebagian besar penduduknya Muslim, di Kaukasus utara di mana Rusia dan sekutu lokalnya menumpas dua pemberontakan, pada 1994-1996 dan di bawah Putin pada 1999-2000.
Pada 2018, Pengadilan HAM Eropa di Strasbourg menemukan bahwa, meski pihak berwenang telah menemukan dan memvonis sekelompok pria yang secara langsung melakukan pembunuhan bayaran itu, tetapi mereka telah "gagal untuk menyelidiki secara memadai untuk mencari orang atau sekelompok orang yang menjadi dalang pembunuhan".
Politkovskata, yang banyak meliput untuk majalah investigatif independen Novaya Gazeta yang sekarang dilarang di Rusia, memenangkan lebih dari 12 penghargaan internasional untuk liputan mengenai kekerasan di Chechnya oleh pasukan Rusia dan sekutunya.
Politkovskata karena liputannya tersebut kerap mendapat hukuman dan ancaman pembunuhan.
Baca juga: Kremlin: jika bukan mata-mata, wartawan asing di Rusia tak perlu takut
Baca juga: Rusia: Ancaman AS terkait penangkapan wartawan akan "menuai badai"
Baca juga: Wartawan Rusia tewas, Ukraina dituduh gunakan bom tandan
Sumber: Reuters
Politkovskaya ditembak mati di luar kediamannya di Moskow pada 2006 yang memicu protes di negara Barat dan menggarisbawahi semakin berbahayanya meliput berita di Rusia seiring dengan kian menguatnya cengkeraman Putin kepada media independen.
Pelaku pembunuhan yang bernama Sergei Khadzhikurbanov itu adalah mantan petugas penegak hukum, yang telah divonis 20 tahun penjara pada 2014 untuk merancang pembunuhan tersebut.
RBC mengutip pengacara Khadzhikurbanov, Alexei Mikhalchik pada Selasa yang mengatakan bahwa kliennya tahun lalu telah mengambil skema, yang diketahui digunakan terutama oleh pasukan tentara bayaran Wagner, untuk mendaftarkan diri keluar penjara untuk berperang di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer spesial" (SMO).
"Kemudian dia diampuni, dan sekarang berpartisipasi dalam SMO sebagai tentara relawan, yang dikontrak oleh kementerian pertahanan," kata Mikhalchik.
Khadzhikurbanov divonis pada 2014 bersama empat orang lain dari Chechnya, daerah yang sebagian besar penduduknya Muslim, di Kaukasus utara di mana Rusia dan sekutu lokalnya menumpas dua pemberontakan, pada 1994-1996 dan di bawah Putin pada 1999-2000.
Pada 2018, Pengadilan HAM Eropa di Strasbourg menemukan bahwa, meski pihak berwenang telah menemukan dan memvonis sekelompok pria yang secara langsung melakukan pembunuhan bayaran itu, tetapi mereka telah "gagal untuk menyelidiki secara memadai untuk mencari orang atau sekelompok orang yang menjadi dalang pembunuhan".
Politkovskata, yang banyak meliput untuk majalah investigatif independen Novaya Gazeta yang sekarang dilarang di Rusia, memenangkan lebih dari 12 penghargaan internasional untuk liputan mengenai kekerasan di Chechnya oleh pasukan Rusia dan sekutunya.
Politkovskata karena liputannya tersebut kerap mendapat hukuman dan ancaman pembunuhan.
Baca juga: Kremlin: jika bukan mata-mata, wartawan asing di Rusia tak perlu takut
Baca juga: Rusia: Ancaman AS terkait penangkapan wartawan akan "menuai badai"
Baca juga: Wartawan Rusia tewas, Ukraina dituduh gunakan bom tandan
Sumber: Reuters