Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah meminta warga yang tinggal di daerah bantaran sungai setempat mewaspadai potensi ablasi atau pengikisan atau erosi tanah akibat aliran sungai.
"Masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kahayan agar berhati-hati karena longsor tanah akibat pengikisan air sungai susulan bisa terjadi lagi," kata Pj Wali Kota Palangka Raya, Hera Nugrahayu di Palangka Raya, Rabu.
Sebelumnya, pernah terjadinya ablasi di perumahan warga di kawasan bantaran Sungai Kahayan yang sampai saat ini ada 21 rumah rusak dan tidak dapat dihuni lagi.
Akibat kejadian itu, puluhan warga juga harus tinggal di lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah kota setempat hingga menyalurkan bantuan bahan pangan pokok.
Hera mengungkapkan, solusi terbaik yang dapat dilakukan terhadap peristiwa tersebut adalah relokasi. Hal itu karena wilayah tersebut selain rawan ablasi juga rawan banjir.
Meski demikian, solusi tersebut juga akan diambil jika terjadi kesepakatan antara pemerintah dan warga setempat. Apalagi, bagi sebagian warga, tinggal di kawasan bantaran sungai sudah "mendarah daging".
Di sisi lain, saat ini Pemkot Palangka Raya juga terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan musibah ablasi tersebut. Selain itu, pemerintah setempat juga melakukan pemetaan terhadap potensi bencana serupa.
"Kami juga sedang melakukan pemetaan zona risiko. Termasuk memantau dan melihat secara langsung kawasan yang rawan longsor, sehingga menjadi bahan pertimbangan langkah apa yang dilakukan di masa mendatang," kata Hera.
Hera juga telah memerintahkan dinas terkait, camat hingga lurah untuk memberi perhatian kepada para korban ablasi di kawasan tersebut, termasuk memastikan kebutuhan dasar terpenuhi.
Warga bantaran sungai di Palangka Raya waspadai potensi ablasi
Warga beraktivitas di bantaran Sungai Kahayan yang mengalami penyusutan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Senin (28/8/2023). ANTARA FOTO/Auliya Rahman.