Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor berkomitmen dalam upaya penanganan stunting di wilayahnya, salah satunya dibuktikan dengan aksi nyata grebek stunting dengan berkeliling membagikan susu dan telur dengan sasaran 2.163 anak.

“Grebek stunting ini merupakan salah satu inovasi kita, khususnya di Kotawaringin Timur, untuk kita menunjukkan keseriusan dalam rangka menurunkan angka stunting,” kata Halikinnor di Sampit, Rabu.

Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur yang dipimpin langsung oleh Halikinnor melaksanakan grebek stunting yang dilakukan secara serentak di 17 kecamatan dan 21 puskesmas yang ada di wilayah tersebut.

Aksi ini melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) untuk ikut serta membagikan susu dan telur kepada masyarakat dengan anak mengalami stunting. 

Program Grebek Stunting ini berlangsung selama tiga bulan dengan setiap harinya akan dibagikan susu dan telur kepada anak stunting. Pemerintah daerah menyediakan sebanyak 95.000 kotak susu balita siap minum dan 195.000 butir telur dengan jumlah sasaran 2.163 anak.

Kegiatan ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam penurunan angka stunting, sebab sesuai target dari pemerintah pusat pada tahun 2024 angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen. Sementara untuk saat ini Kotawaringin Timur berada pada posisi 22,6 persen. Artinya Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur harus bekerja keras, bekerja tuntas dan melibatkan semua pihak untuk mencapai target tersebut.

“Makanya hari ini saya mengajak semua OPD. Kita berharap angka stunting kita bisa sama dengan harapan pemerintah pusat bahkan kalau bisa lebih rendah daripada target tersebut,” imbuhnya. 

Halikinnor menyampaikan penanganan stunting ini sebenarnya sudah berjalan sejak lama. Setiap OPD diminta untuk menyiapkan anggaran masing-masing untuk penanganan stunting dan sudah berjalan sesuai petunjuk dan arahan dari pemerintah pusat melalui provinsi yang ditindaklanjuti oleh kabupaten. 

Baca juga: Pemkab Kotim siapkan pustu dan poskesdes sebagai garda kesehatan masyarakat

Dalam penanganan stunting ini Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur pada tahun 2023 menganggarkan sebesar Rp1 miliar. Halikinnor menekankan kepada pihak-pihak terkait agar anggaran semaksimal mungkin digunakan untuk membeli susu dan telur guna memperbaiki asupan gizi bagi anak stunting. 

Halikinnor menceritakan pada saat evaluasi penanganan stunting beberapa waktu lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menegur salah satu daerah yang menganggarkan program penanganan stunting hingga Rp10 miliar, tapi untuk pengadaan susu dan telur cuma Rp2 miliar, sedangkan Rp8 miliar untuk biaya bimbingan teknis, pelatihan perjalanan dinas, rapat, alat tulis hingga administrasi yang sebenarnya tidak pada substansinya. 

“Kita tentunya tidak ingin seperti itu, makanya kemarin kita tunjukkan bahwa anggaran Rp1 miliar itu hampir semuanya untuk pengadaan susu dan telur,” ujarnya.

Halikinnor melanjutkan program stunting ini akan dievaluasi setelah tiga bulan. Anak-anak yang mendapat bantuan susu dan telur akan ditimbang dan diukur berat badan maupun tingginya. Jika ada peningkatan maka pemerintah daerah akan mempertimbangkan melanjutkan program ini. Sebaliknya, jika tidak tentu akan dicari permasalahannya agar menjadi acuan dalam menyusun program selanjutnya. 

Dia menambahkan kegiatan grebek stunting ini  bukan sekadar membagikan susu dan telur. Sebab, pihaknya menyadari terjadinya stunting juga disebabkan kurangnya kesadaran dan pemahaman orang tua terhadap asupan makanan yang bergizi bagi anak, dimana hal ini juga dipengaruhi faktor pendidikan orang tua, serta kebiasaan sehari-hari. 

Oleh sebab itu, melalui grebek stunting pihak  mengedukasi para orang tua akan pentingnya menjaga asupan makanan yang bergizi bagi anak. Serta, memberikan pemahaman bahwa untuk menyediakan makanan bergizi dan protein yang bagus tidak harus mahal. Apalagi di wilayah Kotawaringin Timur ini masih tergolong mudah untuk mencari ikan atau pun telur dengan cara memelihara induk ayam.

Baca juga: Penyaluran dana desa 2023 di Kotim capai 99,93 persen

Dengan upaya penanganan stunting, ia berharap anak-anak di Kotawaringin Timur yang nantinya menjadi generasi penerus dan melanjutkan estafet kepemimpinan ini bisa betul-betul menjadi anak yang sehat dan cerdas. Selain itu, potensi untuk masuk ke Akademi Militer maupun Akademi Kepolisian pun menjadi lebih tinggi, sebab selama ini anak-anak Kotim Kotawaringin Timur terkendala dengan kurangnya tinggi badan. 

“Saya juga mengapresiasi kader-kader posyandu dan kesehatan yang selama ini membimbing masyarakat kita menuju arah hidup sehat, sehingga anak-anak kita kedepannya menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas,” pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Umar Kaderi mengatakan, mengacu pada data 2008 hingga 2023 ada penurunan yang signifikan terkait angka stunting di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Pada tahun 2018 silam Kotawaringin Timur menduduki posisi pertama dengan angka stunting tertinggi di Kalimantan Tengah, namun sekarang posisi Kotawaringin Timur turun ke nomor 8, Selain itu, dalam hal percepatan penanganan stunting Kotawaringin Timur berada pada posisi nomor 1 di Kalimantan Tengah, bahkan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. 

“Melalui upaya-upaya yang digencarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, kita optimis bahwa angka stunting kedepannya bisa lebih turun lagi,” ucapnya. 

Ia menambahkan kegiatan grebek stunting ini dicanangkan oleh Bupati, diharapkan menjadi semacam stimulus atau motivasi bagi perusahaan swasta dan perbankan agar bisa membantu penanganan stunting, salah satunya dengan mendukung penyaluran susu dan telur untuk anak penderita stunting di wilayah tersebut. 

Baca juga: Bupati Kotim ingatkan prioritas anggaran untuk kepentingan masyarakat

Baca juga: KPU Kotim manfaatkan expo untuk gencarkan sosialisasi pemilu

Baca juga: Moratorium masih jadi sandungan pembentukan BNNK Kotim


Pewarta : Devita Maulina
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024