Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalimantan Tengah Shalahuddin menyatakan bahwa pengerjaan Bundaran Besar Palangka Raya, telah mencapai 95 persen dan memasuki tahap akhir.
Pengerjaan bundaran besar sempat terganggu akibat intensitas hujan sangat tinggi yang membuat para pekerja mengalami kesulitan dalam melakukan pemasangan kaca di Menara Talawang, kata Shalahuddin di Palangka Raya, Selasa.
"Pemasangan gorong-gorong sebagai tempat pembuangan air di sepanjang bundaran besar Palangka Raya, juga sempat tertunda akibat tingginya intensitas hujan," beber dia.
Meski begitu, dirinya memastikan bahwa pengerjaan Bundaran Besar Palangka Raya yang masuk program multiyears atau tahun jamak dari tahun 2022 hingga 2024 ini, paling lambat selesai pertengahan Januari 2024 dan dapat langsung difungsikan oleh masyarakat.
Shalahuddin mengatakan bahwa pemerintah provinsi melalui Dinas PUPR Kalteng juga baru melakukan pembayaran sebesar 60 persen dari nilai proyek pengerjaan Bundaran Besar Palangka Raya. Sedangkan 40 persen kekurangannya, baru akan dibayarkan pada tahun 2024.
"Kita memang menargetkan selesai akhir tahun 2023, tetapi namanya kondisi alam, tidak mungkin kita paksakan. Kalau tetap dipaksakan, hasilnya tidak baik, dan bukan tidak menutup kemungkinan justru menimbulkan masalah. Tetapi, kita optimis dan yakin pada Januari 2024 sudah bisa difungsikan," ucapnya.
Baca juga: Pembangunan Bundaran Besar upaya 'branding' Kalimantan Tengah
Pembangunan atau renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Kalteng dalam melakukan 'branding' daerah.
Tujuan pembangunan ini juga untuk menata sekaligus pengembangan kawasan publik. Termasuk upaya memenuhi kebutuhan akan bangunan modern dengan fasilitas pendukung pembangunan bersejarah yang memadai, sehingga kebutuhan terhadap ruang publik dan fasilitas umum dapat tertata dan terwujud secara optimal.
Sebagaimana harapan Gubernur Sugianto Sabran, melalui pembangunan ini ada branding maupun ikon Kalimantan Tengah. Apalagi berbagai agenda baik skala nasional hingga internasional kerap dilaksanakan di Kalimantan Tengah. Untuk pembangunan atau renovasi dilaksanakan dengan sistem tahun jamak dengan pekerjaan fisik/konstruksi dilaksanakan selama tiga tahun anggaran yang nilai kontraknya yakni sekitar Rp96 miliar lebih.
"Pembangunan ini berupa 'iconic modern' dengan tambahan di antaranya bangunan menara Talawang, hingga taman untuk penghijauan kota tanpa mengubah eksisting tugu bundaran yang sudah ada," demikian Shalahuddin.
Baca juga: Bupati Barut turut letakan batu pertama renovasi Bundaran Besar Palangka Raya
Baca juga: DPUPR Kalteng: Pembangunan Bundaran Besar ditarget selesai akhir 2023
Pengerjaan bundaran besar sempat terganggu akibat intensitas hujan sangat tinggi yang membuat para pekerja mengalami kesulitan dalam melakukan pemasangan kaca di Menara Talawang, kata Shalahuddin di Palangka Raya, Selasa.
"Pemasangan gorong-gorong sebagai tempat pembuangan air di sepanjang bundaran besar Palangka Raya, juga sempat tertunda akibat tingginya intensitas hujan," beber dia.
Meski begitu, dirinya memastikan bahwa pengerjaan Bundaran Besar Palangka Raya yang masuk program multiyears atau tahun jamak dari tahun 2022 hingga 2024 ini, paling lambat selesai pertengahan Januari 2024 dan dapat langsung difungsikan oleh masyarakat.
Shalahuddin mengatakan bahwa pemerintah provinsi melalui Dinas PUPR Kalteng juga baru melakukan pembayaran sebesar 60 persen dari nilai proyek pengerjaan Bundaran Besar Palangka Raya. Sedangkan 40 persen kekurangannya, baru akan dibayarkan pada tahun 2024.
"Kita memang menargetkan selesai akhir tahun 2023, tetapi namanya kondisi alam, tidak mungkin kita paksakan. Kalau tetap dipaksakan, hasilnya tidak baik, dan bukan tidak menutup kemungkinan justru menimbulkan masalah. Tetapi, kita optimis dan yakin pada Januari 2024 sudah bisa difungsikan," ucapnya.
Baca juga: Pembangunan Bundaran Besar upaya 'branding' Kalimantan Tengah
Pembangunan atau renovasi Bundaran Besar Kota Palangka Raya menjadi salah satu upaya yang dilakukan Pemprov Kalteng dalam melakukan 'branding' daerah.
Tujuan pembangunan ini juga untuk menata sekaligus pengembangan kawasan publik. Termasuk upaya memenuhi kebutuhan akan bangunan modern dengan fasilitas pendukung pembangunan bersejarah yang memadai, sehingga kebutuhan terhadap ruang publik dan fasilitas umum dapat tertata dan terwujud secara optimal.
Sebagaimana harapan Gubernur Sugianto Sabran, melalui pembangunan ini ada branding maupun ikon Kalimantan Tengah. Apalagi berbagai agenda baik skala nasional hingga internasional kerap dilaksanakan di Kalimantan Tengah. Untuk pembangunan atau renovasi dilaksanakan dengan sistem tahun jamak dengan pekerjaan fisik/konstruksi dilaksanakan selama tiga tahun anggaran yang nilai kontraknya yakni sekitar Rp96 miliar lebih.
"Pembangunan ini berupa 'iconic modern' dengan tambahan di antaranya bangunan menara Talawang, hingga taman untuk penghijauan kota tanpa mengubah eksisting tugu bundaran yang sudah ada," demikian Shalahuddin.
Baca juga: Bupati Barut turut letakan batu pertama renovasi Bundaran Besar Palangka Raya
Baca juga: DPUPR Kalteng: Pembangunan Bundaran Besar ditarget selesai akhir 2023